Mohon tunggu...
Vella Putri
Vella Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Peran Vital Perawat: Garda Terdepan yang Sering Terlupakan

9 Desember 2024   20:00 Diperbarui: 9 Desember 2024   19:55 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika berbicara tentang sistem kesehatan, perhatian publik sering kali tertuju pada dokter, teknologi medis, atau fasilitas rumah sakit. Namun, ada satu sosok lain yang menjadi kunci keberhasilan pelayanan kesehatan: perawat. Perawat adalah garda terdepan yang menjalankan peran tak tergantikan. Mereka adalah orang pertama yang menyambut pasien dengan senyum, memastikan obat diberikan tepat waktu, dan mendampingi pasien selama 24 jam penuh. Tidak hanya secara teknis, mereka juga memberikan dukungan emosional. Perawat menjadi pelipur lara bagi pasien yang berjuang melawan penyakit, sekaligus menjadi sandaran bagi keluarga yang menanti kabar dengan cemas.  

Namun, ironisnya, di balik kontribusi besar mereka, profesi perawat sering terpinggirkan dalam narasi publik. Tidak sedikit masyarakat yang menganggap perawat hanya sekadar "asisten dokter," padahal kenyataannya mereka memiliki otonomi profesional dan tanggung jawab yang besar. Beban kerja yang berat, jam kerja yang panjang, serta tekanan mental yang tinggi adalah bagian dari keseharian mereka. Meski begitu, mereka tetap menjalankan tugas dengan penuh dedikasi, sering kali melampaui batas demi memastikan keselamatan pasien. Hal ini menimbulkan pertanyaan penting: mengapa peran vital ini sering terlupakan?  

Pahlawan yang Luput dari Perhatian

Ketika pandemi COVID-19 melanda, kita melihat para dokter, peneliti, dan pemerintah bahu-membahu menghadapi ancaman besar ini. Namun, di balik layar, para perawat menjadi pahlawan yang sering luput dari perhatian. Mereka berdiri di garis depan, merawat pasien yang kritis, memantau kondisi, dan memberikan empati di tengah tekanan yang besar.  

Sebagai contoh, selama puncak pandemi di Italia, ribuan perawat bekerja tanpa henti hingga kelelahan, bahkan beberapa kehilangan nyawa akibat paparan virus. Di Indonesia, perjuangan serupa terjadi, di mana banyak perawat bekerja dengan perlengkapan yang minim tetapi tetap menunjukkan komitmen luar biasa. Perawat tidak hanya memberikan perawatan fisik, tetapi juga menjadi dukungan psikologis bagi pasien yang terisolasi dari keluarga mereka.  

Peran vital perawat juga terlihat dalam situasi darurat lainnya, seperti bencana alam. Ketika gempa bumi melanda Lombok pada 2018, para perawat tidak hanya memberikan layanan medis, tetapi juga membantu para korban menghadapi trauma mendalam. Hal serupa terjadi saat tsunami menghantam Palu dan Donggala. Dengan keberanian yang luar biasa, para perawat berada di garis depan untuk memberikan bantuan, meskipun dalam kondisi yang serba terbatas.  

Realitas yang Perlu Diubah
Di balik pengabdian mereka, realitas yang dihadapi perawat sering kali pahit. Banyak perawat di Indonesia masih menerima upah di bawah standar. Di beberapa daerah, gaji mereka bahkan lebih rendah dari upah minimum regional (UMR). Selain itu, perlindungan kerja dan jaminan kesehatan sering kali tidak memadai. Beban kerja yang tinggi dan tekanan psikologis berkontribusi pada kelelahan kronis, yang dapat berdampak buruk pada kualitas hidup mereka.  

Kesadaran kolektif terhadap peran perawat perlu ditingkatkan. Pemerintah harus menyusun kebijakan yang berpihak pada kesejahteraan tenaga kesehatan, termasuk perawat. Peningkatan gaji, jaminan perlindungan kerja, dan akses pelatihan profesional yang memadai adalah langkah awal yang perlu diwujudkan.  

Selain itu, masyarakat juga perlu mengubah cara pandang terhadap profesi ini. Menghargai perawat bukan hanya soal memberikan ucapan terima kasih, tetapi juga mendukung mereka secara konkret. Menghormati peran mereka dalam sistem kesehatan adalah bentuk penghargaan yang layak diberikan.  

Perawat sebagai Pilar Utama Kesehatan

Melupakan peran perawat berarti melupakan salah satu fondasi utama sistem kesehatan. Jika kita ingin menciptakan masyarakat yang sehat dan kuat, langkah pertama adalah memberikan pengakuan yang layak kepada para perawat. Baik dalam situasi pandemi, bencana, maupun kondisi normal, perawat adalah tulang punggung yang memastikan setiap pasien mendapatkan perawatan yang bermartabat.  

Dengan meningkatkan kesejahteraan mereka, kita tidak hanya membantu para perawat, tetapi juga memastikan pelayanan kesehatan yang lebih baik untuk semua. Perawat bukan sekadar pelengkap dalam sistem kesehatan. Mereka adalah pilar utama yang menopang kehidupan kita semua. Karena itu, menghargai perawat berarti menghargai kehidupan itu sendiri.  

Sudah saatnya profesi perawat mendapatkan tempat yang seharusnya, baik di mata masyarakat maupun dalam kebijakan negara. Mari bersama-sama menjadikan profesi ini sebagai salah satu yang dihormati, dihargai, dan diprioritaskan, karena tanpa mereka, sistem kesehatan kita tidak akan pernah bisa berdiri kokoh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun