Mohon tunggu...
Vellan Zunia Rahma
Vellan Zunia Rahma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Arti Sebuah Negara dan Rakyatnya dalam Pandangan Islam

30 Oktober 2023   23:08 Diperbarui: 30 Oktober 2023   23:13 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Bumi yang kita pijak ini terdapat negara-negara yang berdiri dengan kokoh diatas muka bumi. Ada banyak negara yang berdiri setelah berakhirnya Perang Dunia ke II. 

Negara-negara tersebut berdiri setelah lama dijajah oleh negara penjajah dalam kurun waktu yang tidak sebentar. 

Ada berbagai negara yang memiliki karakteristik berbeda satu sama lain yang terpisah oleh benua-benua dimuka bumi. Tak hanya karakteristiknya saja, namun ideologi serta pola kepemimpinan negara tersebut juga berbeda satu sama lain. 

Dalam sebuah negara terdapat rakyat yang tak dapat terpisahkan karena rakyat tersebut lah sebagai elemen penggerak bangsa tersebut. Rakyat tersebut lah sebagai penentu kemana bangsa tersebut akan berlayar. 

Peran rakyat sangat penting dalam sebuah negara, karena tanpa rakyat sebuah bangsa tidak akan berdiri dan berjalan sistem pemerintahannya. 

Manusia sebagai makhluk yang berakal memiliki kreatifitas dan inovasi yang berbeda-beda dalam mengelola sebuah bangsa, oleh karena itu setiap negara memiliki sistem pemerintahan dan karakteristik yang berbeda pula. 

Sebagaimana Islam menjelaskan tentang kepemimpinan manusia yang tertera dalam Q.S. al-Baqarah ayat 30:
”Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka (malaikat) berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di muka bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Lalu Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Lantas apa yang dimaksud dengan khalifah? Kata khalifah sendiri berasal dari kata “khalf” (menggantikan, mengganti), atau kata “khalaf” (orang yang datang kemudian) sebagai lawan dari kata “salaf” (orang yang terdahulu). Sedangkan arti khilafah adalah menggantikan yang lain, adakalanya karena tidak adanya (tidak hadirnya) orang yang diganti, atau karena kematian orang yang diganti, atau karena kelemahan atau tidak berfungsinya yang diganti, misalnya dulu dizaman Rasulullah, tepatnya setelah wafatnya Rasulullah SAW, para sahabat memilih Abu Bakar Ash-Shiddiq sebagai khalifah pengganti Rasulullah dalam memimpin kaun muslimin, dan setelah Abu Bakar wafat dilanjutkan oleh sabahat Rasul yaitu Umar Bin Khattab dan seterusnya. 

Muka bumi ini tidak terlepas dari kepemimpinan umat manusia yang dengan tangan mereka bumi ini berbentuk dan dengan tangan mereka pula bumi ini bisa rusak. Oleh karena itu dalam menentukan khalifah setelah wafatnya nabi, para kaum muslimin tidak asal-asalan dalam memilih khalifah karena menyangkut kepentingan banyak orang dan kepentingan umat muslim. 

Para pemimpin yang sekarang ini juga tidak terlepas dari campur tangan rakyat yang memiliki hak dalam memilih pemimpin negara mereka. Hanya beberapa yang terpilih dengan kriteria tertentu yang menurut rakyat bisa dijadikan pemimpin negara. 

Dalam islam, seorang pemimpin memiliki tanggung jawab yang besar terhadap negara dan rakyatnya. Oleh karena itu seorang pemimpin memiliki mental dan rasa tanggungjawab yang besar pula. 

Sedangkan negara-negara yang berdiri di muka bumi ini tidak semuanya mayoritas muslim sehingga mereka menjalankan sistem pemerintahan yang tidak seperti dalam hukum islam. Kita sebagai negara yang menjunjung tinggi persatuan dan cinta perdamaian dunia menghormati dan menghargai hal tersebut karena merut bagian dari kebebasan Hak setiap orang dan bangsa.

Namun bukan berarti mereka tak bisa memilih pemimpin yang baik untuk bangsa mereka sendiri. Ada banyak pemimpin yang baik yang mereka pilih dan dapat menjalankan pemerintahan yang baik pula, jadi pada intinya manusia dibekali akal untuk dapat menentukan pemimpin yang baik untuk bangsa mereka. 

Sebagai rakyat yang baik pula, agar negara bisa berkembang dengan baik pula. Maka hubungan antara rakyat dengan pemimpin bangsa haruslah sejalan. 

Jika dalam Islam, seorang makmum patuh pada imamnya seperti saat sholat. Ada satu imam yang memimpin para makmum dan makmum mengikuti imam tanpa protes maka akan terbentuk ibadah yang tenang dan damai sesuai ketentuan agama Islam. Dari hal tersebut bisa dijadikan acuan dalam kepemimpinan sebuah bangsa, dimana hubungan yang harmonis antara pemimpin dan rakyat sangatlah penting. 

Jika tidak ada hubungan yang baik antara rakyat dan pemimpinnya maka sudah dipastikan bangsa tersebut akan mudah mengalami konflik dari berbagai arah. 

Persatuan dalam sebuah bangsa sangatlah penting mengingat negara kita pernah dijajah dalam kurun waktu yang tak sebentar dan meninggalkan jejak yang dalam dihati  rakyat kita. 

Islam mengatur kehidupan bermasyarakat yang damai dan saling hormat menghormati. Maka dalam sistem pemerintahan dan kepemimpinannya sangatlah selektif untuk kebaikan umat muslim. Untuk itu, juga negara kita yang mayoritas muslim sangat memperhatikan rakyatnya dalam hal kesejahteraan. 

Kita memilih pemimpin bangsa yang memiliki nilai unggul dalam kepemimpinan mewakili bangsa tercinta di hadapan dunia. Untuk itu juga para generasi bangsa dididik dan diajarkan cinta tanah air sehingga mampu menjadi elemen penggerak bangsa yang akan mengarahkan bangsa menuju masa depan yang maju. 

Dari generasi bangsa juga, seorang pemimpin bangsa lahir dan menjalankan tugasnya dengan baik atau tidak. Oleh karena itu kita juga harus selektif dalam memilih pemimpin berikutnya yang akan membawa bangsa kita. 

Lantas seperti apa pemimpin bangsa kita yang selanjutnya? 

Pemilu 2024 sudah dekat, dan sebagai generasi penerus bangsa peran kita dalam kepentingan bangsa ini sangatlah dibutuhkan. 

Kemana bangsa kita akan berlayar, kita lah yang menentukan. Dan dengan tangan kita lah bangsa kita terbentuk sebagaimana kita membentuknya. Bangsa kita tergantung bagaimana kita sebagai elemen penggerak mengarahkannya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun