Sering kali mendengar KPK banyak menangkap pelaku korupsi di negeri ini. Dan faktanya masih banyak yang melakukan korupsi hingga saat ini, meski sudah ada KPK.Â
Pelaku korupsi itu sendiri tak lain adalah seseorang yang menjadi bagian dari negeri ini. Ya, dia adalah masayarakat kita sendiri.Â
Mengapa tega pada negeri sendiri?Â
Manusia memang merupakan makhluk sosial, namun jangan lupa juga jika manusia adalah makhluk individu yang tak lepas dari individualisme. Karena sifat individualisme yang ada pada diri manusia itulah mendorong egonya untuk berbuat lebih. Hingga akhirnya memilih untuk melakukan korupsi demi mewujudkan egonya.Â
Jika di lihat dari sejarahnya, Korupsi sudah ada sejak zaman penjajahan, tepatnya pada masa VOC masih berdiri. Dan adanya korupsi pula VOC harus bubar setelah berdiri cukup lama.Â
Penjajahan telah usai, namun budaya korupsi masih tertinggal seakan-akan bagian dari warisan itu sendiri.Â
Tidak ada yang untung dari adanya korupsi, baik pelakunya maupun yang dirugikan. Akankah korupsi terus menjadi warisan untuk negeri ini?Â
Sampai kapan penyakit korupsi ini akan benar-benar hilang?Â
Hal itu hanya bisa diwujudkan dimulai dari diri sendiri dan dari sejak dini. Jika kita punya rasa prihatin pada negeri ini yang terus rapuh karena adanya korupsi, maka itu bisa menjadi awal anti korupsi pada diri kita dan diri orang lain. Memang sebuah kesadaran tidaklah begitu saja muncul jika tidak diingatkan, untuk itu saling mengingatkan sangatlah penting.Â
Menyelamatkan negeri ini dari budaya korupsi juga bisa dimulai dengan memberikan pendidikan pada masa depan bangsa ini. Dari kecil seorang anak harus diajari untuk tidak merugikan orang lain karena itu tidak baik. Mengajarkan cara bersyukur juga bisa diterapkan pada anak agar tidak jadi orang yang tamak. Dan yang paling penting adalah selalu mengawasi anak, apakah anak tersebut berpotensi ke arah korupsi dimasa depan.Â
Peran orang tua dan guru dalam mendidik masa depan bangsa ini sangatlah penting. Orang tua harus selalu mengawasi anaknya dan mengajarkan hal-hal yang baik agar karakter anak tersebut bisa tumbuh jadi anak yang memiliki karakter unggul.Â
Sedangkan seorang guru bisa melatih anak muridnya dengan memberitahu dan mengawasi anak muridnya agar tidak menyontek. Karena dari situlah sebuah sifat seorang anak bisa berpotensi ke arah korupsi.Â
Mengapa demikian?Â
Jika seorang anak memiliki niatan untuk menyontek maka anak tersebut sudah berani untuk melanggar sebuah peraturan sekolah. Dan jika dibiarkan, maka anak tersebut akan mencoba melakukan pelanggaran yang lainnya baik secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi. Dari situ juga anak akan menghalalkan segara cara agar keinginannya terpenuhi dan mengabaikan resiko yang ada. Disaat apa yang dicapainya bisa terpenuhi maka ia akan terus melakukannya hingga ia dewasa.Â
Tentu dibalik semua itu pasti ada latar belakangnya, mungkin saja orang tuanya memberikan tekanan padanya untuk bisa mendapatkan nilai yang bagus, padahal kemampuan seorang anak itu berbeda-beda. Didunia ini setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Begitu juga setiap orang pasti memiliki kelebihan yang mungkin belum diketahui dan jika sudah diketahui dan diasah maka bisa membuat anak tersebut unggul pada bidangnya yang tak harus pada akademik.Â
Dari situ sebuah korupsi bisa terbentuk dari kecil. Seseorang yang telah menduduki kekuasaannya dan mungkin saja memiliki tekanan agar orang tersebut melakukan tindakan korupsi, maka korupsi bisa terjadi.Â
Menanamkan sikap tidak melanggar aturan adalah hal yang penting dari kecil dan menanamkan rasa iba atau prihatin juga bagian agar sebuah korupsi tidak tumbuh pada diri seseorang.Â
Lantas bagaimana dengan hukum bagi pelaku korupsi di negeri ini?Â
Sering kali kita dengar pelaku korupsi cepat keluar dari tahanan yang tak sesuai atau sebanding dengan apa yang diperbuat. Tidak sedikit yang mengeluhkan hal tersebut, bahkan pelaku korupsi setelah keluar dari tahanan bisa kembali menduduki posisi penting dalam pemerintahan.Â
Apakah hanya dinegeri ini saja atau dinegara lain juga?Â
Saya pernah mendengar jika pelaku korupsi dinegara lain ada yang dihukum mati, oleh karena itu dinegara tersebut tidak banyak yang berani melakukan tindakan korupsi. Tidak hanya itu, keluarga yang ikut menikmati hasil korupsinya juga mendapatkan hukuman juga.Â
Namun itu adalah negara lain, bukan negara kita yang tak sampai pada hukuman mati. Bahkan saya pernah mendengar jika tempat hunian orang yang melakukan korupsi memiliki fasilitas yang lengkap dan nyaman bagi orang tertentu.Â
Jika pelaksanaan hukum dinegara kita tidak berjalan sebagaimana mestinya, lantas tak heran jika pelaku korupsi melakukan kejahatan korupsi berulangkali.Â
Ada apa dengan negeri ini?Â
Mengapa seperti ini?Â
Tapi bagi masyarakatnya seolah terbiasa dengan kejadian seperti ini. Padahal korupsi ini merugikan negeri ini termasuk masyarakat kita.Â
Haruskah mengikuti hukum negara lain agar pelaku korupsi tak berani lagi melakukan tindakan korupsi?Â
Jika mengikuti hukum negara lain, apakah akan melunturkan hukum-hukum negara kita?Â
Yang pasti mencegah korupsi dari awal atau akarnya sangatlah penting. Ya, hal tersebut dimulai dari diri kita dan masa depan bangsa kita.Â
Jika kita bisa memprotek diri dari awal dan masa depan negara kita, maka kedepannya wajah negara ini tentang korupsi akan ikut berubah. Negara ini akan minim oknum korupsi yang sebelumnya selalu ada.Â
Tak hanya itu, peran agama lingkungan dan orang tua sangatlah penting. Saling bekerjasama untuk kemajuan bangsa ini dan melihat bagaimana perjuangan pahlawan kita untuk negeri ini.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H