1. Tahap Bayi (0-2 tahun)
  - Bayi mulai belajar mengenal lingkungan terdekatnya, seperti orang tua dan anggota keluarga lainnya.
  - Bayi mengembangkan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain melalui senyuman, tangisan, dan gerakan tubuh.
  - Bayi mulai menunjukkan perilaku sosial dasar seperti menangis untuk mendapatkan perhatian dan kenyamanan.
2. Tahap Batita (2-3 tahun)
  - Anak mulai belajar berinteraksi dengan teman sebaya dan orang lain di luar lingkungan keluarga.
  - Anak belajar berbagi, mengambil giliran, dan menunggu giliran.
  - Anak mulai mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan bahasa sederhana.
  - Anak belajar memahami aturan-aturan sederhana dalam interaksi sosial.
3. Tahap Prasekolah (3-6 tahun)
  - Anak semakin aktif dalam berinteraksi dengan teman sebaya dan orang lain di lingkungan sekitarnya.
  - Anak mulai belajar bekerjasama, berbagi, dan menyelesaikan konflik dengan teman sebayanya.
  - Anak mengembangkan kemampuan berempati dan memahami perasaan orang lain.
  - Anak belajar memahami norma-norma sosial dan aturan-aturan dalam kelompok sosial.
  - Anak mulai membentuk persahabatan dan memilih teman bermain.
Perkembangan sosial pada anak usia dini sangat penting karena pada masa ini anak belajar keterampilan sosial dasar yang akan memengaruhi kehidupan sosialnya di masa mendatang. Lingkungan yang kondusif, interaksi positif dengan orang tua dan teman sebaya, serta bimbingan yang tepat dari orang dewasa akan membantu anak mengembangkan keterampilan sosial yang baik.
B. Perkembangan Emosional
1. Tahap Bayi (0-2 tahun)
  - Bayi mengekspresikan emosi dasar seperti senang, sedih, marah, dan takut melalui tangisan, senyuman, dan gerakan tubuh.
  - Bayi mulai belajar mengatur emosi dengan bantuan dan respon dari orang tua atau pengasuh.
  - Bayi membangun rasa percaya dan kelekatan dengan orang tua atau pengasuh.
2. Tahap Batita (2-3 tahun)
  - Anak mulai mengenali dan menyebutkan emosi-emosi dasar seperti senang, sedih, marah, dan takut.
  - Anak sering mengalami ledakan emosi (tantrum) ketika keinginannya tidak terpenuhi.
  - Anak belajar mengekspresikan emosi melalui bahasa verbal dan non-verbal.
  - Anak mulai belajar mengatur emosi dengan bimbingan orang tua atau pengasuh.
3. Tahap Prasekolah (3-6 tahun)
  - Anak mulai memahami emosi yang lebih kompleks seperti malu, bangga, cemburu, dan bersalah.
  - Anak belajar mengenali dan menamai emosi pada diri sendiri dan orang lain.
  - Anak mengembangkan strategi untuk mengatur dan mengelola emosi, seperti mencari dukungan sosial.
  - Anak mulai belajar memahami bahwa emosi dapat mempengaruhi perilaku dan hubungan dengan orang lain.
Perkembangan emosional yang sehat sangat penting bagi anak usia dini agar mereka dapat membangun hubungan sosial yang positif, mengembangkan rasa percaya diri, dan menghadapi tantangan dalam kehidupan. Orang tua dan lingkungan yang mendukung memiliki peran besar dalam membantu anak mengenali, mengekspresikan, dan mengatur emosi dengan baik.
Perkembangan sosial emosional merupakan dua aspek yang saling berkaitan dalam tumbuh kembang anak usia dini (0-6 tahun).
Jadi dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Perkembangan sosial mengacu pada kemampuan anak dalam berinteraksi, menjalin hubungan, dan beradaptasi dengan lingkungan sosialnya, seperti keluarga, teman sebaya, dan masyarakat. Perkembangan ini meliputi keterampilan bekerjasama, berbagi, memahami norma sosial, serta membangun persahabatan.
Sementara perkembangan emosional mengacu pada kemampuan anak dalam mengenali, mengekspresikan, dan mengatur emosinya sendiri, serta memahami emosi yang dialami orang lain. Perkembangan ini meliputi pengenalan emosi dasar hingga emosi kompleks, serta strategi mengontrol emosi agar sesuai dengan norma sosial.