[caption id="attachment_364337" align="aligncenter" width="560" caption="Foto bersama usai fashion show batik Minahasa bersama ketua umum Pernik Nusantara"][/caption]
JAKARTA. Komitmen untuk terus melestarikan budaya melalui motif-motif kuno ragam hias Minahasa ditunjukkan oleh Wale Batik Minahasa. Belum lama ini, tepatnya pada tanggal 1 Mei kemarin, Wale Batik Minahasa menginjakkan kakinya yang pertama, dalam kiprahnya sebagai rumah produksi batik pertama dan satu satunya di Sulawesi Utara.
Penggagas Batik Minahasa, Veldy Umbas merasa bersyukur bahwa batik Minahasa bisa diterima dan diberi tempat sehingga meski masih seumur jagung, Batik Minahasa sudah cukup dikenal luas, bahkan ke manca negara.
“Puji syukur karena dukungan masyarakat Sulut sehingga Batik Minahasa bisa mendapat tempat di hati masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan antusias masyarakat yang pada satu tahun Batik Minahasa yang digelar pada acara Pernik Nusantara kemarin boleh dibilang sukses,”ujar Veldy.
Dalam rangkaian pameran Pernik Nusantara yang digelar tanggal 29 April 2014 sampai 3 Mei 2015 kemarin, batik Minahasa banyak diminati pengunjung. Puncaknya pada acara penutupan digelar fashion show yang menampilkan koleksi terbaru batik Minahasa cukup membuat pengunjung berdecak kagum. Sejumlah rancangan nampak anggun dikenakan oleh para model di antaranya motif fiaro cingke, daun wenang, sayap burung pisok, dan tou leos waruga. Koleksi ini dirancang oleh perancang muda berbakat, Marselina Anggi jebolan fashion school bandung.
Karena itu, ketua umum Pernik Nusantara, Coreta Putut Bayuseno pun ikut mendorong agar perajin UKM agar terus berinovasi sehingga menampilkan hasil kreativitas daerah yang bisa bersaing dipasar nasional maupun pasar global.
“Sebagai ketua umum Pesona Ragam Etnik Nusantara (Pernik Nusantara) kami mendorong agar tiap daerah menghasilkan produk-produk berbasis budaya yang kreatif untuk ditampilkan. Seperti Batik Minahasa yang kini mulai dikenal orang agar terus berinovasi sehingga mampu bersaing hingga ke pasar Internasional,”tutur Coreta yang juga ketua umum Yayasan Torang Samua Basudara.
Batik Minahasa kini memiliki sejumlah motif yang diambil dari ragam hias kuno maupun ragam hias yang memiliki makna simbolik bagi masyarakat Sulawesi Utara seperti burung manguni, kabasaran, daun wenang, pakarisan waruga, dan lainnya yang diperkirakan sudah mencapai tiga puluhan motif. Kedepan, Wale Batik Minahasa menargetkan untuk menampa koleksi motif untuk bisa melestarikan ragam hias tradisional masyarakat Sulut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H