Mohon tunggu...
Widya Nila Velayati
Widya Nila Velayati Mohon Tunggu... -

Master student in control, system and IT Universite Joseph Fourier Grenoble 1 France

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Stop Komentar Negatif di Kompasiana

22 April 2013   20:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:46 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seharian ini saya buntu sama project saya, jadinya saya baca-baca berita di internet, termasuk akun kompasiana saya, juga saya buka. Begitu saya melihat dashboard, saya lihat banyak komentar baru dari artikel yang pernah saya komentari.

Ada satu yang nyelekit banget, dia membalas komentar saya yang negatif (padahal di komentar saya itu, ada positifnya) dengan kata-kata yang kurang pantas. Saya lihat komentar orang itu di artikel-artikel lain juga sama, nyelekit juga. Tapi kalo saya di-gitu-in juga sakit juga ya.

Ada banyak sih yang komentarnya kurang sopan begitu.. Namanya juga "bebas berekspresi". Harusnya itu juga berlaku bagi saya dong. Tapi kalo ujung-ujungnya bikin orang sakit hati terus berantem...ya mending dari awal nggak ikutan komentar. Tapi, kalau artikelnya penuh dengan fitnah gimana tangan ini nggak gatel ingin berkomentar?

Bukannya saya anti-kritik ya, tapi komentar negatif yang saya maksud itu komentar yang memaki-maki. Saya aja yang dimaki-maki satu orang aja ngerasa sakit hati. Apalagi mereka yang suka memaki-maki banyak orang? Gak kebayang hatinya yang penuh kebencian, selalu sakit hati, marah, kepikiran terus...

Kalian tidak menggunakan nama asli, makanya nyantai-nyantai aja kan kalau komentar negatif (yang memaki-maki itu) tidak akan merusak nama kalian. Tapi kalian juga manusia, punya hati dan bisa sakit hati.

Adanya komentar negatif dapat membuat kita semakin maju, setuju. Tapi nggak harus memaki-maki kan?

Sebenarnya apa yang membuat mereka berhenti memaki-maki? Berhenti menulis? Tidak! Jangan!

Lantas apa? Minimal, kita nggak perlu balik mencaci. Kalau artikelnya penuh fitnah, yasudah, komentar aja, di lawan dengan halus.

Kalo dia balik mencaci? yaudah diemin aja..

Ada ide lain nggak?

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun