Mohon tunggu...
NARE HUMY
NARE HUMY Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Panggilan mendadak itu menghargai sebuah karya

Buku adalah senjata peluruh adalah membaca.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengapa si Dewasa Jarang Bergaul dengan Anak-anak Kecil?

27 April 2022   12:33 Diperbarui: 5 November 2022   00:00 1371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto selfi ini saya ikuti sesuai gaya dan mau si bocil ini. "Tama fores lend wanena"

Ada 8 Alasan yang saya temukan ketika saya berteman dengan si kecil ini.

Mengapa Berteman dengan Anak-anak itu Lebih Menyenangkan

Mungkin beberapa di antara kita bingung, kok bisa berteman dengan anak-anak. Mereka kan belum bisa diajak berdiskusi tentang filosofi kehidupan?

Hahaha...!!

Sebenarnya pembahasan kami selama ini mungkin terlihat remeh-remeh, tapi ternyata sangat membantu saya ketika menjalani kehidupan sehari-hari. masa si bisa?
Nah begini ceritanya.

Sudah sejak beberapa bulan belakangan ini saya menemukan diri saya telah berubah ketika berada di antara anak-anak. Iya begitu, kehidupan saya sehari-hari tidak jauh dari anak-anak, baik itu anak-anak yang tinggal di pulau maupun di gunung.

Saya menemukan banyak karakter yang unik-unik dan selalu menyenangkan untuk didalami. Tapi ada juga yang bikin sakit kepala, tapi tidak apa-apa. Saya tetap berteman dengan mereka.
Berikut beberapa alasan saya untuk tetap berteman dengan anak-anak:

1. Menilai dengan jujur

Ketika kita menanyakan pendapat mereka tentang suatu hal, mereka bisa memberikan penilaian yang jujur dan tidak bertele-tele. Penilaian yang begitu polos sampai-sampai terkejut dibuatnya. Belakangan ini saya lebih sering meminta pendapat kepada anak-anak, dan kebanyakan saya tidak menyesal.
2. Empati

Kalau kita sedang bersedih mereka ikut bersedih, dan juga suka melakukan hal yang tidak terduga untuk menghibur.
3. Kalau marah tidak lama-lama

Kalau melihat mereka berkelahi atau bertengkar hebat, kita akan dikejutkan oleh mereka yang tidak lama berselang sudah main bersama. Berbeda dengan orang dewasa kan?
4. Lupa kesalahan orang lain

Mereka tidak menyimpan dendam, apalagi mengingat-ingat kesalahan teman mereka.
5. Tanpa drama

Kehidupan anak-anak ini tidak penuh dengan drama dan intrik, melainkan sangat sederhana dan polos. Walaupun mereka juga suka meniru adegan-adegan sinetron. :D
6. Tidak tau artinya bersedih

Jadi kalau berteman dengan anak-anak, kita akan belajar untuk melupakan kesedihan kita yang seringnya kita bumbui sendiri. Anak-anak bahkan tidak tahu artinya sedih. Mereka pernah menangis karena beberapa hal, tapi mereka tidak mengingatnya.
7. Selalu senang

Menurut pemikiran saya, anak-anak adalah mahluk yang dalam keadaan apapun tetap bisa gembira dan tertawa. Kalau tidak ada jajan, ya masih bisa main sama teman-teman. Mereka penuh dengan kesenangan, yang terkadang menurut kita biasa saja. Tapi coba ada di dekat mereka, senangnya menular.
8. Suka mentraktir

Oke, kalau yang ini memang tidak terjadi dengan semua anak. Tapi, belakangan ini anak-anak suka mentraktir saya dengan jajanan seharga 1000 rupiah. Mereka membeli es kiko untuk saya, dan ketika saya mau bayar, mereka malah menolak. Hahahah... kadang saya suka bingung gitu, tapi ya makan juga.

Alasan yang saya sebutkan di atas saya dapatkan melalui pengalaman pribadi. Akan tetapi, bisa berlaku untuk banyak orang juga. Anak-anak di semua penjuru dunia itu menurut saya sama saja. Mereka tetap anak-anak yang polos, lincah, dan gembira.

Hanya saja banyak orang dewasa di sekitar mereka yang tidak mendukung bahkan cenderung berusaha mematikan kegembiraan di dalam diri mereka. Anak-anak bisa bergembira dan tetap senang meskipun mereka lapar, tidak punya jajan, maupun sakit. Semangat mereka tidak padam!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun