Mohon tunggu...
NARE HUMY
NARE HUMY Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Panggilan mendadak itu menghargai sebuah karya

Buku adalah senjata peluruh adalah membaca.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perjalanan hidup

25 April 2022   19:29 Diperbarui: 25 April 2022   19:34 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semakin waktu terus berjalan kenangan pun akan terkenang,
Enta kenapa si seperti begitu?
 saya bertanya pada diriku, mengapa waktu begitu saja berlalu?
dan sayapun menemukan jawaban bawa karena waktu itu terus berjalan tidak menunggu siapapun, disitulah aku sadar bahwa waktu itu bukan milik saya.

Coretan lokal.
Sejak saya di kandungan tdk tau apa-apa, begitu aku lahirpun demikian, pada masa itu yang menjadi tanggung jawab adalah ibu ku yang selalu menyusui,merawat hingga di masa kanak-kanak disitulah aku mulai mengenal mama,papa,dan keluarga dekat yang sering menjaga saya, di masa itu tergantung pada mama & papa, waktupun terus berjalan  semakin beranjak dewasa mama mulai bicara kasar papapun demikian, dianggap saya semua itu karena mereka tidak sayang pada ku, usia pun semakin bertambah dan guru SD memutuskan saya ikut ujian sekolah dasar, setelah ujian selesai akhirnya saya lulus, pada waktu itu mama dan papa tidak berani merelahkan saya sendiri di rantau untuk melanjudkan pendidikan, namun mama dan papa yakin bahwa saya itu anak yang tangguh akhirnya saya melanjudkan SMP di wamena, berjalannya waktu saya merasa tidak punya siapa-siapa selain papa dan mama, ada hari yang saya makan dan ada hari yang saya tidak makan, waktu saya tidak makan otomatis ingat papa dan mama di masa lalunya mencanya mereka sebagai anak kandung, pada saat itupun aku terkenang kebaikan maupun  kasarnya mereka, manca mereka kebahagiaan saya di masa itu, kasarnya mereka pelajaran hidup mandiri di rantau.

Pada suatu hari bapa ade menyuru saya latihan becak di halaman rumah, dan penilaian bapa ade saya bisa bawa becak di jalan raya, akhirnyapun saya bisa bawa penumpang sendiri dan menjadi tukang becak saat SMP dan SMA, waktu itu uang makan,foto copy, saya tanggung sendiri, semakin waktu berlalu tumbuh dewasa ingatanpun semakin lupa, tetapi kasih sayang mereka selalu ada untuk saya begitupulah dari saya untuk mereka.

Begitu aku lulus SMA berniat yang tinggi untuk  melanjudkan jenjang yang lebih tinggih lagi, maka dengan suara hati yang begitu tidak bisa bersabar akhirnya melanjudkan perguruan tinggi di salah satu UNIV di papua.

Seiring berjalannya waktu aku mengalami banyak hal buruk maupun baik, tetapi menghadapi semua itu dengan baik. tetapi ada suatu hari, hari sabtu sekitar pukul 07:00 WIT saya menemukan notifikasih buru yang masuk dari google bahwa hari ini  anda memulai hidup baru

Terimakasih Tuhan
Terimakasih mama & papa
sampai saat ini saya bisa bernafas
dan tinggal dengan keadaan yang sehat

#NARE_HUMY

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun