Mohon tunggu...
Verose Rosita
Verose Rosita Mohon Tunggu... Consultan property -

Hidup adalah sebuah buku yg layaknya stiap lembar halamannya kita tulis dengan tinta emas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kabut Asap Membuat Ibu Pertiwi Berlinang Air Mata

14 Oktober 2015   19:34 Diperbarui: 14 Oktober 2015   20:45 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Udara bersih dan segar kini sudah mulai langka di beberapa daerah tanah air tercinta..

Asap mengepung di mana-mana

Udara pagi nan segar kadang tak dapat dinikmati oleh saudara-saudara kita.

 Udara bersih yang harusnya dapat dinikmati cuma-cuma kini menjadi mahal. Tak ada lagi senyum merekah menyambut pagi hari. Senyum dan tawa ria anak-anakpun terbungkam dibalik masker-masker pelindung yang sekarang menjadi sahabat setia. 

Entahlah ..apakah kicau burung menyambut pagi masih terdengar di sana..

 

Mata menjadi pedih, perih ,karena polusi. Tangis bayi menjerit ,sesak karena udara yang tidak sehat.

Ibu Pertiwi..berlinang air mata duka...

 

Kabut asap atau kebakaran hutan ,tidak dapat dipungkiri bukan sekedar di sebut bencana

Tapi dapat dikatakan sebagai tanda makin menipisnya rasa tanggung jawab terhadap lingkungan hidup.( Maaf,padahal mereka yang tidak bertanggung jawab itupun hidup di tanah yang sama dipijak. Tanah negeri Indonesia )

 

Sering kita dengar Hutan adalah paru-parunya bumi..

Artinya..? Paru-paru salah satu organ vital bagi mahluk hidup. Paru-paru adalah organ pernafasan bagi mahluk hidup. Paru -paru menjadi penentu kelangsungan sebuah kehidupan. 

Gambaran sederhananya itulah betapa berharganya organ  yang disebut paru-paru.

Kita coba bayangkan jika organ vital itu dihancurkan,apa yang akan terjadi???? 

 

Karena kebakaran hutan,

bukan sekedar kerugian materi,tertundanya jadwal penerbangan,terhambatnya aktifitas belajar mengajar dan kerugian-kerugian yang sudah jelas dapat diperhitungkan. 

Satu hal mungkin yang sering kita lupa,berapa banyak mata rantai kehidupan yang turut binasa di dalam kebakaran hutan. 

Hutan adalah harta kekayaan bumi yang tak ternilai.

 

Ingatkah???? ...karena kekayaan hutan kitalah ,bangsa Portugis,Inggris Spanyol dan  Belanda menjajah bangsa kita. Rempah-rempah hutan Nusantara harumnya sampai ke segala penjuru benua termasyur,mempesona hingga manca negara.

 

Kini

Jika tangan-tangan anak negri sendiri yang mengubah sebuah surga kehidupan menjadi neraka yang membara ,apakah sebutannya? Jika dahulu  pahlawan mengusir para penjajah dan perampas harta kekayaan alam Indonesia, membayarnya dengan  nyawanya sendiri, Tapi kini...???

 

 

Mari

Tak ada salahnya jika kita kembali mengingat pelajaran Sejarah yang pernah kita dapat di bangku sekolah. 

Cengkih dari Indonesia Timur   lada, buah pala, dan bunga pala. Kekayaan alam Indonesia  menjadi alasan Portugis ingin menguasai daerah Indonesia. 

 

Menelusuri jejak sejarah dan para pahlawannya menjadi refleksi dan edukasi anak negeri bukan hanya untuk cinta pada bangsa dan negara semata, namun dapat lebih lagi  menyatukan  tubuh jiwa dan roh untuk mencintai segala yang ada di tanah tumpah darah  Indonesia yang harus kita pelihara..

Juga ,segala pusakanya yaitu kekayaan negerinya  sejarahnya, kebudayaannya menjadi abadi selamanya. Untuk dapat dinikmati diwarisi kepada anak cucu kita...

 

Sampai kapan hutan kita menjadi berjaya kembali??

Sampai kita mampu sungguh-sungguh mengukir jejak sejarah negeri di hati kita dan menghargai darah para pahlawannya..

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.”

 

 

Semoga...

 

..Indonesia tanah air beta pusaka abadi nan jaya..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun