Mohon tunggu...
VEGA MA'ARIJIL ULA
VEGA MA'ARIJIL ULA Mohon Tunggu... KARYAWAN SWASTA -

Alumni Universitas Negeri Semarang. Hobi membaca koran, menulis dan bermain futsal. Penggemar tim sepakbola Arsenal FC. vegaensiklopedia10@gmail.com vegaensiklopedia10.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan featured

Karya Sastra Teenlit dan Dunia Remaja

12 Juli 2018   10:09 Diperbarui: 14 November 2020   08:16 3956
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi cerita semasa remaja. (sumber: pixabay.com/clicjeroen)

Melalui dunia remaja dalam cerita teenlit ini, remaja secara tidak langsung merasa menemukan kelompok sosial yang mereka cari. Di sinilah ia membentuk identitas dirinya. 

Salah satu cara membentuk identitas ini adalah dengan mencari model atau meniru dari orang-orang di sekitarnya. Kebanyakan teenlit mengangkat tokoh remaja perempuan yang kuat, tidak cengeng, dan mandiri sehingga tidak mudah untuk diombang-ambingkan, dilecehkan dalam berbagai persoalan pergaulan baik itu percintaan maupun persaingan mengejar prestasi.

Teenlit dan dunia remaja tentu saja menjadi alasan yang cukup kuat untuk mengatakan bahwa kehadiran teenlit telah mempengaruhi minat baca para remaja, terutama remaja putri. Hal ini menjadi hal yang cukup menggembirakan mengingat minat baca para remaja di Indonesia tergolong rendah, bahkan dapat dikatakan memprihatinkan.

Tidak berhenti disitu, ada hal positif lain yang dapat diambil dari fenomena teenlit ini, yakni banyaknya remaja puteri yang mulai belajar menulis. Tentu ini merupakan angin segar bagi dunia sastra dimana akan banyak muncul penulis-penulis di masa yang akan datang.

Hal baik lainnya adalah bahwa "teenlit" yang sejauh ini mampu meramaikan dunia sastra di Indonesia. Terlebih lagi, dengan membanjirnya jenis bacaan yang sangat ringan ini, minat baca remaja juga meningkat. Teenlit juga cukup berhasil mengangkat kehidupan remaja ke permukaan sebagai awal mencari jatidiri.

Sementara bagi produsen buku, mencetak teenlit terbilang lebih murah ketimbang mencetak novel. Bahkan untungnya juga bisa lebih besar. Teenlit sendiri sebenarnya hampir mirip dengan novel, akan tetapi kemasannya lebih ringan.

Bacaan yang sedemikian rupa juga akan membawa dampak yang bagus bagi perkembangan diri remaja. Bagaimana tidak, karakter mereka yang masih mencari jati diri akan terbentuk sesuai dengan bacaan-bacaan yang telah dipilihnya. Serta tak ketinggalan juga bahwa remaja akan lebih peka didalam menyikapi hidup seperti menanggapi kisah percintaan, persahabatan, dunia sekolah, keluarga hingga masalah-masalah yang lebih kompleks nantinya.

Meski sastra remaja terkadang diragukan, terlebih hanya untuk mengejar unsur populer semata, namun sastra remaja layak hadir sebagai bahan interaksi bagi para remaja. Terlebih saat ini perkembangan karya sastra terbilang cepat. 

Beragam diskusi, bedah buku, pameran buku, peluncuran buku dapat dijadikan nilai lebih bagi para remaja yang meminati dunia karya sastra untuk belajar lebih dalam lagi.

Apalagi sastra sebenarnya dianggap sebagai tiruan untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada masing-masing individu remaja. Jadi, dapat dikatakan bahwa sastra merupakan wadah evaluatif terhadap kehidupan diri remaja untuk berubah menjadi lebih baik lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun