Karya sastra dan dunia remaja terbilang saling berkesinambungan. Bagaimana tidak, produsen buku membuat karya dengan remaja sebagai pasar tujuan.Â
Sementara dari sudut remaja itu sendiri, sebuah karya sastra menjadi hal terbaik bagi mereka guna memenuhi pengetahuan dan tentunya juga sebagai hiburan.
Berbicara soal sastra dan remaja, sejatinya cerita-cerita bertemakan remaja sudah ada sejak 1970. Dimana tema cerita biasanya tentang cinta, perceraian, patah hati dan kehidupan kota yang dikisahkan dengan mendayu-dayu dan getir. Hal inilah yang menjadi ruang bagi produsen buku untuk menyasar remaja lewat karya sastra.
Bagi remaja, biasanya mereka lebih suka membaca bacaan yang ringan seperti teenlit. Bahkan dalam kurun waktu 2005 hingga 2008, toko buku Gramedia telah mengeluarkan 10 buku dalam sebulan saja.Â
Sebuah situasi yang dapat dibilang fenomenal. Teenlit terbilang diminati oleh remaja karena ciri khasnya yang memiliki gaya cerita yang renyah dan santai, karena hanya menceritakan seputar masalah-masalah kehidupan sehari-hari seperti percintaan dan persahabatan. Bahkan gaya bahasanya terlihat seperti penyampaian pada buku diari.
Terlebih, remaja yang menyukai kegiatan membaca adalah mereka yang tinggal di perkotaan. Artinya, bacaan teenlit memang sesuai dengan apa yang ada dengan kehidupan nyata remaja, yakni percintaan dan sekolahan. Apalagi bagi remaja puteri, teenlit sudah menjadi bacaan wajib bahkan dibawa ke sekolah dan dibaca di waktu jeda istirahat.
Isi dari sebuah teenlit tentu ditujukan kepada remaja sebagai sentralnya. Kehidupan remaja yang berada di sekolahan, pergaulan dengan teman-teman sebaya, hingga hobi adalah isi yang terkandung pada teenlit tersebut.Â
Dunia remaja juga dimeriahkan dengan percintaan, umumnya dengan teman-teman sebaya mereka, seperti menaksir lawan jenis, jatuh cinta, patah hati, sampai pada kenakalan remaja adalah gambaran gamblangnya pada sebuah teenlit.
Hal-hal tersebut tercermin dalam isi teenlit. Dengan demikian, secara tidak langsung, sebuah teenlit dapat dianggap sebagai cermin dari budaya para remaja saat ini. Dari sanalah remaja juga akan belajar didalam mencari sebuah jati diri serta lebih memaknai hidup.
Secara khas, novel teenlit lebih banyak berbicara tentang remaja perempuan. Oleh karenanya, tokoh-tokoh dan berbagai persoalan dalam novel pun dipandang dari sisi remaja perempuan ini.
Hal ini tentu saja berpengaruh pada target pembacanya, yaitu remaja perempuan. Dengan membaca teenlit, mereka merasa menemukan dunianya.