Mohon tunggu...
VEGA MA'ARIJIL ULA
VEGA MA'ARIJIL ULA Mohon Tunggu... KARYAWAN SWASTA -

Alumni Universitas Negeri Semarang. Hobi membaca koran, menulis dan bermain futsal. Penggemar tim sepakbola Arsenal FC. vegaensiklopedia10@gmail.com vegaensiklopedia10.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Timnas Indonesia Minim "Target Man"

8 April 2018   19:46 Diperbarui: 8 April 2018   19:57 1275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
FERI SETIAWAN/BOLASPORT.COM

Hanya saja saat memasuki level yang lebih tinggi, mereka kalah bersaing dengan striker asing dan tidak adanya kepercayaan dari pelatih untuk memberikan jam terbang. Timnas tentu tidak dapat memaksakan pemain dengan tipe bukan seorang "Target man" seperti Tius Bonai, Ferdinand Sinaga, Boas Solossa, Yabes Roni, Febri Haryadi ataupun Ilhamudin Armayn untuk dapat bermain diposisi sebagai seorang "Target man". Hal ini justru akan merusak skema permainan suatu tim.

Tentu semua stakeholder harus turut berperan aktif didalam menangani mandegnya regenerasi striker lokal bertipe "Target man". Alasan tidak mendapatkan menit bermain bagi generasi muda tentu dikarenakan minimnya jam terbang di masing-masing klub. Jika klub tidak memberikan menit bermain yang cukup, bagaimana mungkin pemain tersebut dapat memperkuat Timnas Indonesia. Anggapan bahwa striker lokal kurang mumpuni masih menjadi alasan klub-klub di Indonesia untuk lebih memilih striker asing. Namun jangan dilupakan bahwa kompetisi dibuat untuk masa depan kemajuan Timnas Indonesia.

Posisi seorang striker adalah posisi yang vital bagi olahraga sepakbola dimana olahraga ini memang mengharuskan sebuah tim untuk mencetak gol kegawang lawan sebanyak banyaknya. Oleh karenanya tugas seorang striker amatlah penting. Karena sebuah tim tidak akan meraih kemenangan apabila tim tersebut tidak mencetak gol. Jadi, tanpa striker bertipe "Target man" Timnas Indonesia dirasa sulit untuk meraih prestasi di level yang lebih tinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun