Mohon tunggu...
Vega Kristiani
Vega Kristiani Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

"Majestic City of Shrimp"

22 Mei 2018   00:05 Diperbarui: 22 Mei 2018   10:40 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wisata adalah sebuah kegiatan dimana seseorang dapat melepaskan penat dengan berpergian yang membawa seseorang untuk bersenang-senang. Lalu, apa jadinya kalau wisata tersebut  merogoh kantong tetapi dengan wisata yang terbayarkan. Penasaran? Berikut ini adalah kegiatan berwisata ala Mahasiswa Akademi Televisi Indonesia yang berwisata sekaligus hunting fotografi untuk tugas akhir perkuliahan. 

Mengingat bahwa kampus ATVI adalah kampus broadcast yang mengajarkan mahasiswanya menguasai teknologi saat ini, ATVI mengadakan tour yang dinamai "Hunting Fotografi" selama 4 hari di kota Cirebon. Apa itu Hunting Fotografi? Hunting Fotografi adalah kegiatan menggunakan kamera dslr di berbagai spot foto agar hasil yang didapatkan menceritakan perjalanan tour selama wisata di Cirebon. 

Melihat spot foto yang hanya di Cirebon mungkin semua berfikiran bahwa biaya yang dikeluarkan hanya sedikit. Di hunting ini tergolong berwisata dengan biaya yang ekslusif loh. Bagaimana tidak, dengan tiket pulang pergi menggunakan transportasi kereta api eksekutif yang menambah kenyamanan saat bepergian walau hanya 3 jam perjalanan saja. 

Hotel bintang tiga yang menemani untuk beristirahat selama 4 hari 3 malam. Makan selama 4 hari di restoran ternama dengan makanan yang bisa dibilang cukup mewah. Kendaraan selama di Cirebon menggunakan bus sedang sebanyak 4 bus. Satu lagi nih kita tidak bisa pergi tanpa adanya bantuan dari Travel Guide yang berada di Cirebon. Setelah itu kemanakah kita selama 4 hari itu di Cirebon, yuk kita simak perjalanan selama hunting..

Pagi buta rasanya badan belum siap melakukan aktivitas pagi. Burung pagi sudah berkicau di atas atap kosan bali. Sekedar mengingatkan bahwa pagi ini harus bergegas untuk pergi meninggalkan kosan demi sebuah tugas yang bisa dibilang tugas negara. Merapikan dan mengecek kembali senjata utama untuk digunakan pada medan tempur nanti. Pukul 04.00 pagi sudah berada di mobil dan bergegas menuju Stasiun Gambir dengan udara pagi hari di Jakarta. Bertemu dengan mahasiswa yang lain dengan bawaannya yang sudah siap juga untuk berperang di kota orang. Keberangkatan semakin dekat, anak-anak yang lain sudah berada di gerbong dimana mereka akan duduk. Gujesss... Gujess... kereta berangkat menuju Cirebon. 

Jam menunjukkan pukul 10.30 kereta sudah tiba di stasiun besar Cirebon. Ketika turun, rombongan sudah dijemput dengan bus. Pertama kali melihat kota Cirebon dengan nuansa panas terik matahari dan bergegas masuk bus. Bus berjalan mengarah Taman Hati Tersuci sebuah gereja Khatolik yang terdapat taman dibelakangnya dengan unsur keraton Cirebon yang kental. 

Disitu juga dihidangkan makanan Nasi Jamblang sebagai makan siang untuk mahasiswa dan staf ebuah taman dimana pengurus Paroki Khatolik Cirebon membuat taman miniatur agar memudahkan masyarakat khususnya masyarakat umum. Selain masyarakat umum, taman Hati Tersuci juga digunakan sebagai tempat dimana orang Khatolik mempunyai ritual sebelum menyambut paskah dinamakan dengan Jalan Salib, serangkaian gambar yang berbentuk pahatan Tuhan Yesus mengelilingi taman tersebut dan menggambarkan sepuluh kesengsaraan Tuhan Yesus sebelum wafatnya.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Bus segera menyalakan mesin untuk bergegas membawa mahasiswa berkeliling kota Cirebon. Objek kedua berada di Keraton Kasepuhan yang merupakan tempat kerajaan kota Cirebon dan sekarang menjadi tempat yang bersejarah bagi pengunjungnya. 

Sembari menikmati perjalanan dikursi bus, bus mengarah ke objek ketiga Desa Gerabah Sitiwinangun. Tempat tersebut merupakan sebagian dari mata pencaharian warga Sitiwinangun. Sebuah desa yang memproduksi gerabah dengan berbahan dasar tanah liat dan kesabaran para pembuatnya. Berjalan dari rumah ke rumah melihat aktifitas para warganya yang sedang membuat gerabah menambah kesenangan hati untuk mengambil gambar mahasiswa ATVI.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Senja sudah menampakkan diri menunjukkan waktu sudah petang. Mahasiswa akhirnya berkumpul kembali dan sekarang melanjutkan perjalanan untuk melepas lelah. Sebelum beristirahat, ada kalanya untuk makan malam di sebuah tempat makan yang cukup enak dan semuanya menikmatinya. Merasa kenyang, semua mahasiswa menuju bus untuk dibagikan kunci kamar hotel yang tadi sudah di bicarakan hotel bintang 3 yang sudah terjamin fasilitas dan kenyamanannya. Merebahkan tubuh menjadi alasan mengapa ingin cepat-cepat untuk ke hotel karena seharian sudah dapat menikmati kota Cirebon yang panas ini. 

Terdengar suara telepon di sebelah kuping rasanya bising sekali dan sekalinya mengangkat hanya nada dering dari kantor hotel. Morning call ternyata, menyuruh untuk bergegas mandi dan berbenah diri karena perjalanan Cirebon ini masih panjang. Di hari kedua ini, mahasiswa ATVI mempunyai empat spot foto pertama yaitu Pusat Batik Trusmi sebuah pusat batik Cirebon yang menjual kerajinan batik dengan memproduksi sendiri. Jalan-jalan menyusuri kampung batik,mengamati setiap pergerakan agar mendapatkan hasil foto dengan angle dan moment yang pas.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Beralih ke tempat kedua, kembali ke arah hotel mahasiswa di sarankan untuk turun dan jalan di sekitar balai kota Cirebon hingga Stasiun Cirebon. Berjalan di bawah teriknya matahari sekitar 1 km membuat pikiran buyar,pusing yang tak tertahan membuat sebagian mahasiswa tidak mengambil foto di area tersebut. Bergerak sedikit ke arah Alun-alun Kasepuhan untuk melaksanakan Sholat Jumat. Selesainya dan bergegas ke arah bus, diarahkan oleh Tour Leader dan kita akan mengarah ke Bondet. 

Bus terparkir di bahu jalan semua mahasiswa dan rombongan turun dan berjalan melewati rumah warga, persawahan, hingga sepanjang jalan tak ditemukan lagi adanya kehidupan kira-kira berjalan sekitar 5 km  dari yang tadinya ramai hingga tak berpenghuni mengantarkan rombongan ke tempat tujuan. 

Perjuangan sudah dilewati terlihat sebuah kapal nelayan bersandar di dermaga kecil tak ada pemandangan yang berarti hanya sebuah tempat untuk melakukan penurunan ikan dan kapal pergi untuk beristirahat. Mengingat tempat tersebut bukan tempat kita, menurut orang asli desa tersebut batas waktu yang boleh singgah di Bondet hingga pukul setengah lima sore karena kabar beredar menurut warga sekitar jika melebihi dari waktu yang ditentukan menandakan pergantian cuaca atau pergantian penghuni. Diketahui pasti atau tidaknya tempat tersebut merupakan cerita warga sekitar saja.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Selepas dari kegiatan di Bondet, kita kembali ke hotel hanya sekedar membersihkan diri saja tidak untuk beristirahat. Berkumpul hanya sekedar untuk makan malam di sebuah restoran yang bisa di bilang mewah dengan makanan yang enak di lidah. Setelah itu kembali ke hotel dan beristirahat karena besok bangun pukul 03.00. 

Morning call kembali berdering dengan suara nyaringnya membangunkan setiap kamar penghuni hotel. Waktu sudah menunjukkan pukul 03.00 bergegaslah setiap penghuni kamar untuk berpakaian rapi untuk melanjutkan aktivitas pagi dengan beburu sunrise. Awal pagi merasakan badan yang baru direbahkan di atas kasur hotel harus kembali beradu dengan serentetan acara lainnya. Mengarah ke bibir pantai yang tadinya masih gelap gulita perlahan mulai menujukkan sinarnya. 

Sambil membuka tripod dan kamera, masing-masing mengarakan pada cahaya pagi hari yang masih malu untuk menampakkan diri. Melihat satu persatu mahasiswa sibuk dengan kamera yang terpasang di atas tripod, sampai lupa waktunya harus kembali ke hotel untuk berbenah diri karena sedari tadi belum mandi dan gosok gigi. Terdengar mesin bus dinyalakan semunya duduk rapi di kursi masing-masing on the way menuju wisata bersejarah Cipari eksplor situs zaman Batu Besar ( Megalithicum ). 

dsc-0556-5b038d96bde5754c10077b42.jpg
dsc-0556-5b038d96bde5754c10077b42.jpg
Banyak yang menduga tempat ini tidak ada apa-apanya malah menganggap tempat ini cukup aneh yang terlihat hanya batu berjajar rapi dan teratur. Melihat tempat yang baru pertama kali disinggahi ini, memunculkan banyak pertanyaan sebenarnya apa yang dapat di foto dari tempat ini tetapi semua itu harus dilewati mengingat tugas akhir yang menanti.

Selepas dari tempat itu mulailah untuk ke wisata yang lainnya menyusuri lembah di area dataran tinggi yang begitu sejuk dengan kanan kirinya pemandangan indah ala pegunungan menambah hati adem. Mendarat di sebuah situs sejarah Meseum Linggarjati dengan latar belakang situs sejarah bangsa Indonesia mengharuskan menangkap gambar detail dari sebuah peninggalan seperti tempat tidur, meja perundingan, aksesoris dan masih banyak lainnya. 

Sebuah tempat kedua yang semakin membuat ragu sebenarnya tempat seperti ini menyisahkan cerita seperti apa karena memang bangunan dan tempat yang tepat seperti dibawah kaki gunung ini menunjukkan kekokohannya. Rasa sudah terlalu cukup rombongan mengisi perut yang sedari tadi sudah memberontak meminta ingin diisi. 

Restoran dengan nuansa pemandangan yang indah mengarah kepada persawahan yang indah dan luas. Selepas dari semuanya makan, ada suatu kejadian yang membuat seluruh orang terbelalak sebelum akhirnya kita melanjutkan perjalanan salah satu rombongan tiba-tiba berteriak dengan kerasnya dan segera di bawa ke dalam bus untuk di tangani. Keadaan sudah membaik kembali melanjutkan perjalanan ke sebuah pusat oleh-oleh dengan begitu dapat memanjakan mata yang lelah sedari tadi beraktivitas. 

Menunggu malam setelah makan di sebuah restoran mewah dan berbagi hadiah, sembari menikmati hidangan malam yang sungguh mewah berbalut suasana ramai. Seusai makan malam yang mewah, melanjutkan ke Keraton Anoman hanya untuk  melihat sebuah tarian yang di bawakan sanggar tari keraton tersebut. 

dsc-1011-5b039103ab12ae7a9255d013.jpg
dsc-1011-5b039103ab12ae7a9255d013.jpg
Kejadian aneh pun terjadi ketika serombongan mahasiswa sedang fokus mengambil gambar terdengar teriakan histeris di belakang keramaian ternyata orang yang sama kembali merasakan hal yang sama ketika tadi siang berada di tempat makan siang. Hari semakin malam rombongan di bawa untuk kembali ke hotel untuk istirahat dan packing karena keesokan harinya harus check out dari hotel. 

Pagi hari yang cerah warga Cirebon sudah ramai di depan sekitar hotel. Ternyata ada car free day yang dilaksanakan di pagi hari setiap hari Minggu. Sebelum akhirnya kembali ke Jakarta, Cirebon memberikan pesonanya untuk yang terakhir untuk Mahasiswa ATVI yaitu dengan Wisata Goa Sunyaragi dan yang tidak kalah menariknya adalah kuliner Empal Gentong sebagai penutup dan pemberi kesan sempurna karena sejatinya Empal Gentong adalah salah satu kuliner andalan  kota Cirebon. 

There is nothing more beautiful except enjoy it! Selama 4 hari nikmati apa yang masih bisa dinikmati. Segala bentuk kerja keras jika mampu menikmatinya akan menjadi segala sesuatu yang tiada tara. Terimakasih kepada semuanya... Orang tua yang membiayai, Kampus Akademi Televisi Indonesia, Dosen Tercinta, Kedai Travel, dan kota Cirebon! Love You !!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun