Mohon tunggu...
Antoni Wijaya
Antoni Wijaya Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis blog, creative writer

Loves writing, reading.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kita Semua adalah Marxis

20 September 2017   14:57 Diperbarui: 20 September 2017   15:02 1674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menarik membahas ILC 19 September 2017 "PKI, Hantu atau Nyata?". Yang perlu di pahami mungkin adalah segmentasinya. Jika kita bicara PKI, artinya adalah suatu partai politik. Jelas, PKI sudah habis. Tetapi kalau kita bicara komunis sebagai ideologi, maka tidak akan pernah habis.

Ideologi adalah suatu gagasan pemikiran, suatu ide. Pancasila adalah suatu gagasan/ide dan komunis juga merupakan suatu gagasan/ide. Gagasan/ide ini muncul karena sesuatu hal. Keadilan sebagai contoh, seperti yang disampaikan oleh Buya Syafii. Jika suatu negara masyarakatnya tidak tercapai keadilan, maka akan muncul gejolak.

Nah, komunis itu muncul dari Marxisme yang merupakan pandangan dan pemikiran Karl Marx. Dan pandangan Karl Marx muncul karena suatu sebab, yaitu dia beranggapan bahwa kaum kapital mengumpulkan uang dengan mengorbankan kaum proletar ( kaum buruh kasar). Kondisi kaum proletar sangat menyedihkan karena dipaksa bekerja berjam-jam dengan upah minimum, sementara hasil pekerjaan mereka hanya dinikmati oleh kaum kapitalis. Ini adalah suatu kondisi diaman keadilan tidak berpihak kepada kaum buruh yang pada akhirnya melahirkan suatu ide/gagasan.

Jika Karl Marx mengangkat kaum buruh, maka Mao Zedong di Cina mengangkat nasib kaum petani. Karena begitulah keadaannya. Siapa yang ditindas, mereka yang memberontak.

Kenapa Komunis tidak akan habis?

Alasannya cukup sederhana. Pahami seperti apa konsep Marxisme.

Banyak kaum proletar yang harus hidup di daerah pinggiran dan kumuh. Marx berpendapat bahwa masalah ini timbul karena adanya "kepemilikan pribadi" dan penguasaan kekayaan yang didominasi orang-orang kaya.

Dari pendapat ini, anda bisa melihat kemiripannya dengan kondisi saat ini. Mampukan Anda membeli rumah ditengah kota? Membeli tanah di tengah kota?  Mustahil kalau bukan karena tanah/rumah warisan turun temurun. Bagi kelas buruh, pekerja, karyawan swasta bahkan wirausahawan pun sulit. Pusat kota, kapitalis punya.

Menurut Karl Marx, hal paling mendasar yang harus dilakukan manusia agar dapat terus hidup adalah mendapatkan sarana untuk tetap bertahan hidup. Apapun yang bisa menghasilkan pangan, sandang, dan papan bagi mereka, serta untuk memenuhi kebutuhan dasar.Tidak ada yang bisa menghindar dari tugas memproduksi hal-hal itu. Namun, ketika cara-cara produksi berkembang dari tahap primitif, segera muncul kebutuhan agar tiap individu dapat melakukan spesialisasi, karena menemukan bahwa mereka akan lebih makmur dengan cara itu. Lalu, orang menjadi bergantung satu dengan yang lain.Produksi sarana hidup kini menjadi aktivitas sosial, bukan lagi aktivitas individu.

Anda dapat melihat bahwa pandangan Marxisme ini sebetulnya ada disetiap sendi kehidupan kita. Kita semua adalah Marxis. Siapa dari kita yang tidak anti-kapitalis?

Lebih jauh lagi soal konsep Marxisme ini. Siapa yang tidak mengakui kebenaran materi? Tahukah anda kemana esensi kebenaran materi ini? Jika anda masih percaya bahwa uang adalah segalanya, maka anda juga seorang marxis. Kenapa? Karena marxis mendasarkan pada hal-hal tangible, bukan pada hal-hal yang bersifat intangible, seperti agama. Marxis mungkin hampir sama dengan scientist secara esensi kepercayaannya. Marxis berdasarkan hal-hal yang materiil, dan bukan imateriil.

Tidak ada yang bernama Komunis Murni

Ya. Tidak ada yang namanya komunis murni. Kenapa? Sudah jelas bahwa komunis tidak percaya dengan hal ghaib, takhayul atau hal-hal yang bersifat imateriil. Tetapi, 40% penduduk Uni Sovyet memiliki agama dan 60% atheis. Begitu pula Tiongkok, 40% penduduknya beragama. Perbandingan 60 -- 40 tentu signifikan sebagai demografi negara.

Artinya disini, komunis yang ada adalah lebih fokus pada konsep keadilan ekonomi. Jadi, jika komunis ini tidak mampu membawa keadilan sosial bagi rakyat, maka paham ini juga akan ditinggalkan. Karena suatu ideologi yang tidak mampu mengikuti perkembangan jaman, akan kerkikis habis menurut Prof. Salim Said. Dan itu cukup masuk akal menurut saya.

Persoalanya dengan PKI adalah, ketika suatu ideologi diwadahi dalam suatu partai dan masuk kedalam politik pemerintahan, akan muncul konflik kenegaraan. Tetapi itu juga lumrah. Kenapa?

Kekuasaan dimana-mana akan menjadi ladang pertumpahan darah. Sejarah Indonesia sudah mencatat sejak abad ke-6 Masehi, penguasa besar di Tanah Jawa dan Nusantara silih berganti dengan mengorbankan ribuan nyawa.

Kembali ke Laptop.

Jadi kesimpulannya, Komunis itu ada didalam masyarakat. Yang harus dibedakan, masyarakat komunis adalah berbeda dengan negara komunis dimana suatu negara dikendalikan oleh sebuah partai komunis.(ADW)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun