Mohon tunggu...
Antoni Wijaya
Antoni Wijaya Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis blog, creative writer

Loves writing, reading.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bengong & Melamun, Ini Penjelasannya!

7 September 2017   14:09 Diperbarui: 7 September 2017   16:57 3918
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika melihat seseorang sedang bengong dan melamun, kita sering berkomentar kalau yang bersangkutan sedang berkhayal atau sedang asyik dengan dunianya. Bahkan, ada dokter yang mengatakan jika bengon/melamun merupakan media bagi anak untuk mengembangkan imajinasi dan kretivitasnya.

Tetapi, tahukah Anda bahwa bengong/melamun menandakan kerja otak anda sedang dalam keadaan "error"? Begini penjelasannya.

Melamun dalam bahasa inggris disebut Daydream dan bahkan jika terlalu lama melamun disebut sebagai Pile Up, dan bukan imagination atau fantasize. Benar! Karena ketika Anda melamun, salah satu otak Anda sedang dalam keadaan "hang". Daydream mengindikasikan bahwa orang yang sedang melamun disebut sebagai mimpi tengah hari bolong, kalau sudah jadi penyakit maka jadi "Pile Up" atau otak sedang dalam keadaan muatan penuh.

Jadi, salah besar jika anak sedang melamun lantas anda mengatakan yang bersangkutan sedang berimajinasi atau berkhayal. Yang benar, salah satu otak anak Anda sedang dalam keadaan hang, dan Anda harus segera me-refresh-nya dengan memberikan hal-hal yang membahagiakan anak tersebut. Entah dengan mainan, nonton film kartun atau apapun yang akan membuat otak anak kembali normal atau ajak anak untuk tidur. Hal ini juga yang melatari kenapa usia anak-anak harus tidur siang dengan durasi tergantung umur.

Bengong/Melamun: Penguasaan Otak Kanan terhadap Otak Kiri

Bengong dan melamun sebenarnya suatu kondisi dimana otak kiri sedang dalam keadaan dikuasi oleh otak kanan. Otak kiri secara general digunakan untuk hal-hal yang "tangible" sementara otak kanan digunakan untuk hal-hal yang "intangible".

Otak kanan dan otak kiri haruslah beraktifitas secara seimbang. Seseorang yang bekerja sangat keras hanya dengan mengandalkan salah satu otaknya, dipastikan akan ada waktu dimana dia akan bengong. Jika dapat mengontrolnya, mungkin bengong dan melamunnya diluar waktu kerja, tetapi bagi yang tidak mampu mengontrolnya maka bengong dan melamun itu bisa muncul justru pada saat aktifitas tinggi.

Ketika  misalnya anda menggunakan otak kiri secara terus menerus sehingga overload, maka jika kondisi fisik anda juga tidak fit, akan muncul bengong dadakan bahkan mungkin ditengah meeting yang penting? Kenapa? Karena secara mendadak otak kiri anda tidak sanggup lagi sehingga dia mengalami hang. Pada saat hang, otak kanan anda mengambil alih secara otomatis tetapi bukan dalam porsi sadar. Otak kanan yang fungsi mentalnya untuk kegiatan yang intangible akan membuat anda tidak sadar untuk sementara waktu.

Dalam keadaan tidurpun otak anda tidak berhenti bekerja, tetapi yang dilakukan adalah hanya merangkai semua informasi yang ada dan menatanya. Proses perangkaian itulah yang menyebabkan anda mengalami mimpi. Jadi inilah asal muasal kenapa anda mengalami mimpi.

Tidur dapat meningkatkan kreatifitas?

Betul!. Tidur sangat penting karena disini otak diberi kesempatan untuk melakukan penataan informasi sehingga tidak berantakan dan bertebaran seperti kapal pecah. Ketika semua informasi tersebut telah disusun dengan rapi, maka persoalan-persoalan yang sebelumnya ada tiba-tiba muncul inspirasi solusinya. Hal ini disebabkan informasi-informasi tersebut telah dibentuk menjadi rangkaian seperti puzzle sehingga muncul suatu imaji baru. Imaji baru inilah yang disebut sebagai inspirasi. Tetapi, itupun jika tidur anda berkualitas dimana otak walau bekerja tetapi dalam keadaan sangat rileks.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun