Jawaban masih terus bertanya,
ritual kegelisahan tanpa janji dan ratifikasi,
aksi dan retorika terbebas dari penyanderaan tirani,
berkoar atas keadilan yang nyata.
Seribu kata, korbankan seberkas suara.
Lantang terdengar dengan satu tujuan.
Kita tidak dalam diam,
apalagi bercanda dengan keadaan.
dalam Jangkar pemikiran pragmatisme.
Teriakanku untuk Negeri, tak selemah bahasa romansa.
Yang masih bersanding dengan kembang dan air mata.
Dan tatanan omong kosong.
Bukanlah perdebatan ideologi.
Suatu yang nyata, sebuah Realita Revolusi.
Seribu Jalan di Depan,Diantaranya Masa Depan,
( Alfian Putera Pikoli )
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI