Mohon tunggu...
VDST IAAS Indonesia
VDST IAAS Indonesia Mohon Tunggu... Lainnya - IAAS Indonesia

International Association of Students in Agricultural and Related Sciences (IAAS) merupakan organisasi terbesar di dunia dalam bidang pertanian dan ilmu terkait. IAAS Indonesia memiliki 11 Local Committees di seluruh kota Indonesia dengan lebih dari 1.200 anggota aktif.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengurangan Sampah dengan Pembuatan Kompos Padat dan Pupuk Organik (POC)

15 Januari 2022   15:35 Diperbarui: 15 Januari 2022   15:36 907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://databoks.katadata.co.id dalam Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2017.

Permasalahan sampah adalah hal yang umum dihadapi oleh banyak sektor. Bank Dunia melansir informasi mengenai produksi sampah worldwide pada bulan September 2019, yang mengklaim bahwa terdapat 2,01 miliar ton sampah menumpuk di dunia pada tahun 2016 yang lalu. Sampah sudah menjadi bagian penting dari sebuah industri pengelolaan dan pemanfaatan kembali oleh beberapa negara maju. Sedangkan pada negara berkembang, penanganan mengenai sampah masih mengalami kesulitan. Menurut Bank Dunia, anggaran pengelolaan sampah disetiap negara dapat mencapai 20-50 % dari all out biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan.

Di Indonesia sendiri, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan total produksi sampah nasional telah mencapai 67,8 juta ton pada tahun 2020. Total populasi Indonesia sebesar 232,8 juta orang, total sampah yang dihasilkan sebesar 38,5 juta ton/tahun, sedangkan populasi yang dapat dilayani sebesar 130,4 juta (Statistik Persampahan Indonesia, 2008). Sampah di Indonesia didominasi oleh sampah organik, yakni mencapai 60%, sampah plastik menempati posisi kedua dengan 14% disusul sampah kertas 9% dan karet 5,5%, serta sampah lainnya seperti logam, kain, dan kaca (Triadi dkk., 2020).

Komposisi sampah di Indonesia pada deret utama yakni jenis sampah organik (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2017). Sampah organik terdiri dari sampah daun, kayu, bangkai hewan, bangkai tumbuhan, dan sisa makanan. Salah satu pemanfaatan sampah daun yang dapat dilakukan adalah dengan pembuatan kompos. Sampah organik tersebut dapat dimanfaat sebagai kompos padat dan kompos cair atau yang sering disebut dengan Pupuk Organik Cair (POC). Aktivator seperti EM4 digunakan untuk mempercepat komposisi kematangan kompos dalam pembuatannya. Pembuatan pupuk organik dapat dilakukan dengan menggunakan komposter sederhana. Komposter dapat terbuat dari ember atau tong plastik yang dilengkapi dengan saringan di dalamnya. Penggunaan pupuk cair dari sampah organik semakin meningkat sejak berkembangnya tanaman hidroponik karena pupuk cair mudah diracik sesuai dengan kebutuhan tanaman (Anastasia et al., 2014)

Salah satu bahan pembuatan kompos padat yakni sampah sayur-sayuran dari rumah tangga. Sisa sayuran dapat dijadikan kompos padat karena memiliki kandungan gizi yang rendah, yaitu protein kasar sebesar 1-15% dan serta kasar 5-38% (Afifudin, 2011 yang dikutip oleh Siboro et al., 2013). Bahan yang digunakan cukup sisa sayuran dan Bioaktivator EM4 yang telah diencerkan dan dimasukkan ke dalam botol spray. Menurut Mardwita et al., (2018), proses pembuatannya yakni sayuran dipotong kecil – kecil dan disemprot merata menggunakan activator EM4 kemudian ditutup rapat dalam wadah. Lakukan penyemprotan apabila ada tambahan sampah sayur dan tutup kembali. Apabila wadah penuh, maka diamkan selama 7 – 12 hari. Pada rentan waktu didiamkan komposter sudah berwarna kehitaman, maka dapat dikeluarkan dan dikeringkan. Barulah kompos ini dapat digunakan.

Contoh lain pemanfaatan sampah untuk pembuatan kompos yakni sampah kulit pisang yang dijadikan Pupuk Organik Cair (POC). Para peneliti biasanya menggunakan jenis kepok karena unsur hara yang terdapat di pupuk padat kulit pisang kepok yaitu, C-organik 6,19%; N-total 1,34%; P2O5 0,05%; K2O 1,478%; C/N 4,62% dan pH 4,8 sedangkan pupuk cair kulit pisang kepok yaitu, C-organik 0,55%, N-total 0,18%; P2O5 0,043%; K2O 1,137%; C/N 3,06% dan pH 4,5 (Nasution et al., 2013). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Apitriani et al., (2017) telah membuktikan bahwa POC kulit pisang dengan volume 100 mL dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman tomat. Hasil lain yang telah terbukti yakni dari penelitian Sari et al., (2020) dengan pengaplikasian 10% POC kulit pisang kepok mampu memunculkan bunga pertama 18,4% lebih singkat dibandingkan perlakuan tanpa POC kulit pisang. Menurut Sari et al., (2020), proses pembuatannya yakni 10 kg kulit pisang kepok dipotong kecil-kecil sebelum dimasukkan ke dalam ember plastik besar sebagai wadah fermentasi. Tambahkan 10 L air, 250 g gula yang telah dilarutkan dalam 250 mL air, dan 250 mL EM4. Aduk semua bahan agar tercampur rata dan tempatkan di tempat sejuk dan tidak terkena cahaya matahari. Fermentasi dilakukan selama 2 minggu yang ditandai dengan cairan berwarna coklat dan tidak berbau menyengat. Cairan kemudian disaring dan disimpan di dalam botol plastik untuk selanjutnya digunakan Pupuk Organik Cair (POC).

Pengelolaan sampah yang baik dan pemanfaatannya dapat mengurangi penumpukan sampah di Indonesia. Tak hanya sampah organik, sampah lain seperti kertas dan kaca juga dapat dimanfaatkan kembali menjadi kerajinan. Volume sampah organik yang lebih besar padahal memiliki kandungan hara yang berguna, perlu digencarkan berkaitan cara pengelolaannya kepada masyarakat. Sisa sampah organik dan kotoran hewan yang sangat tersedia di setiap daerah berpotensi besar untuk di daur ulang. Dan diharapkan, hal ini dapat dimanfaatkan dan menjadi peluang usaha baru yang dapat meningkatkan produktivitas terutama bidang pertanian di Indonesia.

Written by: Nur Baetikha Jannah - IAAS LC UNDIP

Referensi:

Anastasia, I., Izatti, M., Suedy, S. W. A. 2014. Pengaruh Pemberian Kombinasi Pupuk Organik Padat dan Organik Cair Terhadap Porositas Tanah dan Pertumbuhan Tanaman Bayam (Amarantus tricolor L.). Jurnal Biologi, Vol. 3 (2): 1–10.

Anton. 2021. "Membenahi Goodbye Kelola Sampah Nasional" diakses dari https://indonesia.go.id/kategori/indonesia-dalam-angka/2533/membenahi-goodbye kelola-sampah-nasional, diakses pada tanggal 23 Juni 2021 pada jam 21.20 WIB.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun