Perkembangan teknologi di era globalisasi telah memberikan banyak manfaat bagi kehidupan umat manusia. Salah satunya dalam menyelesaikan permasalahan di bidang pertanian yaitu masalah mengenai mulai berkurangnya lahan pertanian akibat pertumbuhan penduduk yang sangat cepat diiringi dengan kebutuhan tempat tinggal dan lapangan pekerjaan.Â
Hal itu memaksa pemerintah melakukan banyak pembangunan pada sektor industri dan juga sektor sumber daya alam. Sekitar 75% dari lahan yang terkonversi beralih ke perumahan, terutama di Pulau Jawa (Sutomo., 2004; Irawan., 2005).Â
Hal tersebut tentu menyebabkan penurunan jumlah areal pertanian. Adanya kegiatan alih fungsi lahan pertanian juga dapat menurunkan produktivitas hasil pertanian kita. Dimana hal tersebut akan berpengaruh pada ketahanan pangan nasional. Oleh karena itu, dibutuhkan berbagai macam terobosan untuk mengatasi masalah tersebut, mulai dari meningkatkan impor pangan, introduksi berbagai teknologi di bidang pertanian, pembangunan food estate dan lain-lain. Tidak hanya dari sisi pemerintah, dari sisi masyarakat juga bisa turut ambil bagian dalam meningkatkan ketahan pangan, salah satunya dengan memanfaatkan lahan sempit semaksimal mungkin agar lahan tersebut tetap berproduksi.
hidroponik menjadi tren pertanian bagi masyarakat. Terutama pada lingkungan masyarakat perkotaan yang minim lahan pertanian. Istilah hidroponik itu sendiri pertama kali diperkenalkan oleh W.A Setchel sehubungan dengan keberhasilan gerickle dalam pengembangan teknik bercocok tanam menggunakan air sebagai media tanam.Â
Beberapa tahun belakangan ini budidaya tanaman secaraDi Indonesia sendiri budidaya  tanaman secara hidroponik diperkenalkan secara luas oleh seorang pengusaha di bidang   agribisnis yang bernama Bob Sadino. Budidaya secara hidponik ini sendiri merupakan pengembangan teknologi pertanian dengan media tumbuh tanaman menggunakan selain tanah sebagai media tanam. Keunggulan lainnya adalah tidak memerlukan perawatan khusus, mudah dalam merakit, portabel (dapat dipindahkan), dan cocok di lahan terbatas (Diah, 2015).
Selain lebih hemat lahan, menanam secara hidroponik juga dikenal sebagai metode tanam yang dapat tumbuh dengan cepat. Hal ini tidak lain karena hidroponik menggunakan media air dengan nutrisi tinggi yang mampu membuat tanaman tumbuh dengan pesat. Bahkan masa panen hidroponik pun dapat dilakukan dalam waktu yang cukup singkat.Â
Gizi dari tanaman hidroponik pun tidak kalah tinggi seperti metode tanam pada umumnya. Dengan menggunakan teknik penanaman ini, masyarakat dapat memenuhi kebutuhan beberapa bahan pokok rumah tangga, terutama sayuran, bahkan jika dalam skala besar, budidaya sayuran maupun buah secara hidroponik juga bisa menjadi sumber penghasilan.
Adapun keuntungan bercocok tanam menggunakan sistem hidroponik ini adalah:
(1) Keberhasilan tanaman untuk tumbuh dan berproduksi lebih terjamin.
(2) Perawatan lebih praktis dan gangguan hama lebih terkontrol.
(3) Pemakaian pupuk lebih hemat (efisien).