Mohon tunggu...
Aditya Sumantri
Aditya Sumantri Mohon Tunggu... -

Pekerja Kreatif di Game Developer Teelos Games yang didirikan bersama teman-teman. Memiliki latar belakang Hukum, namun memutuskan untuk bekerja di dunia kreatif. Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Negara Kalut (sebuah renungan lamaku yang masih aktual)

2 September 2011   06:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:17 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Negara macam apa ini?

Terbalut dalam onggokan daging bernanah

Tersiram kencing tikus got yang bau tanah

Terinjak rakusnya tirani

Dimana kami berada sekarang ini?

Kenapa kami bisa kalut berantakan?

Kami dulu tak berada dibawah tumpukan sampah

Dulu kami berada di negeri gemah ripah loh jinawi

Negara macam apa ini?

Terselimuti kabut penghasut keparat

Tersekat oleh perbedaan darah

Terbelenggu kepercayaan yang terkikis

Dimana kami ini sebenarnya?

Kenapa kami bisa terpecah begini?

Kami dulu tak terselimuti aib begini

Dulu kami ber-bhineka tunggal ika

Negara macam apa lagi yang terbelenggu oleh dirinya sendiri?

Dipermainkan tangan lembut sang pemegang mata uang

Diombang-ambingkan permainan diatas meja judi para ahli harta

Dijual dalam nilai yang sangat teramat rendah di mata kulit putih

Dimana lagi kami ini sebenarnya?

Kenapa kami bisa begini tidak mandiri?

Kami dulu bisa menata beras sendiri

Dulu kami berjuang dan berjaya

Inilah mungkin Negara Kalut sahabat

Dulu adalah dulu dan sekarang tetaplah sekarang

Negara yang tergantung di neraca uang orang lain

Negara yang digantungkan di ambang kemakmuran dan kemelaratan

Negara yang digantungi sejuta harapan dan hanya satu tonggak

Tonggak keropos yang terbalut angkara, ambisi, dan digerogoti tikus-tikus emas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun