Mohon tunggu...
Efemes
Efemes Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Just

Selanjutnya

Tutup

Politik

Asumsi: Berita Temuan Kejanggalan Scan Formulir C1 disitus kpu.go.id Oleh…

13 Juli 2014   10:08 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:29 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua hari pasca pemilihan presiden 9 Juli lalu, media diramaikan dengan pemberitaan yang terkait dengan hasil pemilihan presiden. Mulai dari hasil penghitungan cepat (Quick Count/QC), "keanehan" Quick Count, klaim kemanangan hingga temuan-temuan kejanggalan hasil pilpres.
Kedua kubu capres saling klaim kemenangan berdasarkan hasil QC yang ada. Kondisi dimana perbedaan hasil beberapa QC yang sama-sama memenangankan kedua capres membuat situasi cukup panas. Saling tuduh atas kerendahan kredibilitas QC sampai tindakan kecuranganpun mulai terlontar. Keberadaan media-media, terutama media elektronik yang memihak, sama-sama mendukung salah satu capres dan tidak segan-segan menjatuhkan capres yang lain memang kian memperburuk keadaan.
Pernyataan para tokoh dan tim-ses dari masing-masing kubu untuk melakukan pengawalan proses rekapitulasi yang dilakukan KPU, seolah menandakan kedua kubu memiliki rasa kecurigaan atas lawannya melakukan kecurangan. Diantara keduanya, (menurut saya) kubu Jokowi-JK yang paling vokal menyuarakan pengawasan proses rekapitulasi.
Beberapa media pun turut serta memberitakan berbagai temuan kejanggalan-kejanggalan hasil rekapitulasi. Seperti yang diberitakan oleh kompas.com pada Sabtu, 12 Juli kemarin. Berita yang berjudul "Inilah Beberapa Temuan Kejanggalan Formulir C1" memuat tentang beberapa temuan kejanggalan yang terjadi diberbagai kota yang dibagi menjadi tiga kategori. Yakni, kolom dengan jumlah suara kosong alias yang tidak terisi, rincian penjumlahan yang salah, hingga tidak lengkapnya tandatangan baik oleh anggota Kelompok Penyelenggara Pemilu (KPPS) dan saksi kedua pasangan calon. Dengan rincian sebagai berikut:
1. Kolom Dengan Jumlah Suara Kosong alias yang Tidak Terisi; 6 TPS
2. Rincian Penjumlahan yang Salah; 16 data dari 16 TPS diberbagai kota, 4 TPS menyatakan kemanangan Prabowo-Hatta dan 12 TPS menyatakan kemenangan Jokowi-JK
3. Tidak Lengkapnya Tandatangan (Anggota KPPS dan Saksi Kedua Pasangan Calon); 3 TPS. 1 TPS tidak ditandangani dua anggota KPPS (menyatakan kemenangan Prabowo-Hatta), 2 TPS tidak ditandatangasi saksi dari kubu Jokowi-JK (tidak dicantumkan menyatakan kemenangan).
Dari data-data diatas, terlihat lebih banyak kejanggalan lebih pro ke salah satu kubu. Jika saya asumsikan berdasarkan data dari kompas.com yang dikatakan berasal dari scan formulir C1 dari situs kpu.go.id, maka kejanggalan yang seolah pro Prabowo-Hatta atau mungkin dibuat oleh kubu Prabowo-Hatta ada 7, yakni 4 pada kategori Rincian Jumlah yang Salah dan 3 pada kategori Tidak Lengkapnya Tandatangan. Dan kejanggalan yang seolah pro Jokowi-JK atau mungkin dilakukan oleh kubu Jokowi-JK ada 12 yang kesemuanya ada pada kategori Rincian Jumlah yang Salah.
Ini hanyalah sekedar asumsi pribadi saya dari berita diatas, bagaimana dengan asumsi anda ?!
*referensi: http://nasional.kompas.com/read/2014/07/12/1635132/Ini.Beberapa.Temuan.Kejanggalan.Formulir.C1

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun