Mohon tunggu...
Nurvita Wahyu Febriani
Nurvita Wahyu Febriani Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Just do that I can do, because it's me and that's you.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Public Speaking: Kata Mbahnya, “Biar Dagangannya Laris...”

18 November 2012   06:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:08 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Berbicara, merupakan suatu saat dimana kita harus mengungkapkan apa yang ada di dalam pikiran kita tentang suatu hal. Entah itu kepada diri sendiri yang terkadang kita sendiri saja, tak bisa memahami apa yang kita inginkan sebenarnya. Entah juga kepada orang - orang terdekat kita misalnya orang tua, sanak keluarga, sahabat, maupun kekasih yang seringkali menjadi tempat untuk mencurahkan segala yang ada dalam pikiran kita. Pun saat kita harus menyampaikan segala pemikiran kita di hadapan orang lain dalam jumlah puluhan, bahkan ratusan atau yang sering disebut dengan publik. Ya, dan itulah yang disebut dengan public speaking.

Public speaking merupakan suatu kegiatan untuk menyampaikan sebuah pemikiran ataupun informasi dari seorang informan atau komunikator, kepada penerima yang dalam hal ini adalah publik sebagai komunikannya. Public speaking sebagai bagian dari retorika atau seni berbicara di hadapan publik, bertujuan untuk mempengaruhi orang lain akan pemikiran kita maupun untuk membuat orang lain mengerti akan informasi yang kita sampaikan.

Dewasa ini, masayarakat sebagai publik pun kian menyadari pentingnya public speaking bagi kehidupan mereka. Ya, dari kalangan pelajar, mahasiswa, pekerja perusahaan, hingga para pedagang kaki lima sekalipun, mulai menyadari pentingnya public speaking. Meskipun terkadang, mereka tidak menyadari bahwa yang mereka lakukan merupakan bagian dari praktik public speaking.

Dalam sebuah seminar yang diadakan oleh jurusan Ilmu Perikanan, fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada pada tanggal 11 November 2012 lalu, disajikan sebuah video dokumenter. Dimana video ini menyajikan hasil penelusuran para mahasiswa jurusan Ilmu Perikanan UGM, terhadap pengetahuan masyarakat tentang public speaking. Penelusuran ini dilakukan di pasar Keranggan, Yogyakarta. Karena lokasi yang dipilih adalah pasar, tentu objeknya adalah para pedagang yang berjualan di pasar tersebut. Entah itu pedagang yang masih muda, bahkan yang sudah renta sekalipun. Dan hasilnya, cukup membuat para peserta seminar terbahak.

Ada dua orang pedagang buah yang diwawancarai. Dimana seorang merupakan pria yang masih muda, dan seorang lagi seorang nenek yang telah paruh baya. Keduanyapun nampak kebingungan ketika ditanya, "Apakah mengetahui tentang istilah public speaking?." Sang pria menjawab, "Saya gak pernah denger". Dan pada adegan selanjutnya dimana ketika dijelaskan public speaking merupakan kemampuan untuk berbicara di depan umum, pria tersebut menyebutkan "Ya untuk berkomunikasi dengan pelanggan biar akrab, dan banyak pelanggannya."

Sedangkan sang nenek menjawab dengan menggelikan. Ketika ditanya, "Apakah tau tentang public speaking?," nenek tersebut justru menjawab, "Pabrik?," dengan nada penuh tanda tanya. Ketika ditanya dengan pertanyaan yang sama untuk kedua kalinya, jawabannya pun sama bahkan dengan tawa karena nenek tersebut benar-benar tidak tahu. Namun setelah dijelaskan bahwa public speaking merupakan kemampuan untuk berbicara di depan umum, nenek tersebut lantas menyebutkan, "Ya biar laris."

Ya, negosiasi dan promosi dalam proses transaksi jual beli, memang merupakan bagian dari public speaking. Selintas dari ilustrasi di atas, bahwa pada dasarnya setiap orang telah mempunyai kemampuan dalam public speaking meski tanpa mereka sadari dan ketahui. Dan merekapun senantiasa mempraktikkannya dalam kehidupan sehari - hari.

Kalangan mahasiswa khususnya, kian menyadari betapa pentingnya public speaking bagi mereka diera dewasa ini. Dan kini, public speaking tak hanya menjadi sebuah kemampuan yang wajib dimiliki oleh para mahasiswa komunikasi ataupun ilmu komunikasi dengan spesialisasi public relations semata. Namun lebih jauh, public speaking telah menjadi kemampuan yang wajib dimiliki oleh seluruh mahasiswa dari jurusan dan konsentrasi apapun.

Terutama bagi mereka yang berorientasi untuk terjun dalam dunia industri baik untuk lolos wawancara kerja dalam sebuah perusahaan, maupun bagi mereka yang berorientasi bisnis secara mandiri sehingga harus lihai untuk melakukan promosi. Tentunya, semua itu membutuhkan kemampuan public speaking yang mumpuni. Dan penyelenggaraan seminar public speaking oleh jurusan Ilmu Perikanan ini menjadi sebuah bukti pentingnya kemampuan public speaking dimasa sekarang.

Namun tentunya, kelihaian dalam ber-public speaking tidak bisa dimiliki secara instan. Butuh latihan yang cukup panjang, untuk bisa tampil sempurna dalam praktik public speaking. Dan inilah beberapa hal yang harus dipersiapkan untuk bisa lihai dalam public speaking menurut Ridwan Saptoto, S. Psi, P. Si, M.A. , selaku dosen psikologi UGM.

1. Hilangkan rasa gugup.

Dimana perhatian terfokus, maka perhatian itu ada. Sebenarnya rasa gugup itu perlu agar kita waspada, namun harus sesuai porsinya. Karena semakin kita fokus pada rasa gugup itu, maka kita akan semakin gugup.

2. Hilangkan kerisauan akan kekurangan fisik.

Setiap orang tentu mempunyai kekurangan fisik, karenanya kita tak perlu risau. Karena pada dasarnya, audiens ingin mendengar apa yang kita sampaikan bukan semata melihat penampilan kita di hadapan mereka.

3. Hilangkan kerisauan akan aksen suara.

Aksen suara atau logat daerah bawaan, memang tak bisa dihilangkan sepenuhnya. Namun hal itu tak perlu dirisaukan, asalkan apa yang kita sampaikan masih bisa dipahami dengan mudah oleh audiens.

4. Hilangkan kerisauan akan latar belakang pendidikan.

Pendidikan tidak berkorelasi terhadap kemampuan public speaking, karena yang dibutuhkan adalah keahlian penguasaan pendengar. Karena pada dasarnya, komunikasi yang efektif tidak membutuhkan gelar sang komunikator.

5. Hilangkan kerisauan akan opini pendengar.

Kita tidak perlu risau akan opinni pendengar terhadap kita maupun atas apa yang kita sampaikan, karena kita tidak akan bisa menyenangkan semua orang yang mendengarkan kita.

Sedangkan yang perlu diperhatikan ketika kita hendak mempraktikkan public speaking adalah:

1) Persiapan.

Bahwa untuk bicara selama satu jam, maka butuh persiapan minimal dua jam sebelumnya agar kita benar - benar merasa siap untuk berbicara di hadapan publik.

2) Pengetahuan.

Kita harus tahu apa yang akan kita sampaikan kepada publik, agar pembicaraan tak menyimpang dari topik sehingga kita mampu menguasai audiens.

3) Menjadi diri sendiri dengan penuh percaya diri.

Kita boleh mengidolakan seorang pembicara yang menurut kita hebat. Namun, kita tidak boleh mengimitasi gaya bicara mereka, karena kita adalah diri kita dengan segala kemampuan kita sendiri.

4) Konsistensi.

Kita harus yakin bahwa topik yang akan kita sampaikan adalah topik yang paling benar menurut kita, agar kita merasa percaya diri. Dan, usahakan hindari untuk mengucap kata MUNGKIN agar audiens pun yakin pada kita.

5) Antusiasme.

Tanpa antusiasme atau semangat untuk berbicara, kita tidak akan bisa menjadi pembicara yang hebat dan mampu menguasai audiens.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun