A.4. Bantul
Diadakan di Dusun Ngentak, wilayah Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul – Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Mereka merupakan nelayan di wilayah pantai Pandan Simo. Ritual ditujukan kepada Penguasa Laut Selatan, Nyai Roro Kidul untuk memohon memperoleh keselamatan dan penghasilan ikan yang melimpah. Diadakan sekali dalam setahun, jatuh pada hari minggu pertama di bulan Syawal.
B. Jamuan Laut, Serdang dan Langkat; Sumatera Utara
Ritual Jamuan Laut merupakan warisan sejak zaman dahulu, sebagai tolak bala lewat memberikan persembahan kepada Penguasa Laut yang dikenal dengan Jimbalang atau Mambang Laut. Upacara ini dilaksanakan 4 tahun sekali atau jika ada “isyarat” (berupa mimpi) yang diterima Pawang Laut. Waktu pelaksanaan pada tanggal 1, 5, dan 30 bulan Hijriah ( sekitar bulan Juli dan Agustus penanggalan Masehi). Ritual berlangsung selama tiga, tujuh atau sembilan hari sesuai kesepakatan antara Pawang Laut, Tokoh Adat, pemerintah daerah dan pemuka masyarakat.
Dilaksanakan oleh masyarakat Melayu - Serdang; Sumatera Utara yang bertempat di Pantai Cermin. Sedangkan di daerah Langkat oleh masyarakat Melayu - Jaring Halus. Masyarakat ini mempercayai bahwa di lautan tinggal 8 penunggu yang menguasai setiap penjuru mata angin yaitu Mayang Mengurai (Penguasa bagian Timur), Laksamana, Mambang Tali Arus (Penguasa bagian Selatan), Nambang Jeruju, Katimanah (Penguasa bagian Barat), Panglima Merah, Datuk Panglima Hitam (Penguasa bagian Utara) dan Babu Rahman.
Titik tengah dari empat arah penguasa laut, diletakkan Tapak Jamuan Laut. Penentuan letak diputuskan lewat musyawarah. Posisinya terletak di hamparan lahan yang luas, bersih dari tindakan kejahatan, tidak mengganggu alam sekitarnya dan memiliki nilai sejarah. Memenuhi nilai sejarah akan tempat awal kedatangan masyarakat pertama di daerah tersebut.
Ritual ini dilaksanakan Pawang Laut yang memiliki kemampuan untuk menguasai makhluk halus dan Penguasa Laut.
Perlengkapan dalam Jamuan Laut yang dikenal dengan Ramuan Jamu Laut meliputi:
- Makanan – cucur, buah Melaka, lepat manis, apam, kue rubiah dan kue keras,
- Beras putih dan kuning,
- Bertih – padi yang disangrai,
- Sembilan pohon bakau,
- Limau purut,
- Kambing hitam jantan yang disembelih,
- Dua ekor ayam putih yang disembelih,
- Logam, cawan dan pakaian putih,
- Pawang Laut berpakaian dan ikat kepala berwarna putih,
- Darah, tulang dan air,
- Gambar beragam ikan,
- Kemenyan.
Benda-benda yang akan dipersembahkan mengandung makna tertentu yang disesuaikan dengan adat-istiadat dan kepentingan sosial-budaya masyarakat setempat.