Sedekah laut atau Nyadran merupakan ritual pe-larung-an Ubo Rampe ke tengah laut, diadakan pada tanggal 1 suro ( Muharam) oleh para nelayan dan pemilik kapal. Harapan akan keselamatan, hasil tangkapan yang melimpah dan rasa syukur atas apa yang telah diperoleh. Terdapat pertunjukan wayang kulit dengan lakon Badeg Basu yang berceritera mengenai asal usul binatang di alam.
Persembahan sesajian  berupa seekor kerbau, 3 meter calico, tumpeng, jenang merah putih, kembang setaman, jajan pasar, buah-buahan, hasil bumi, beras, pohon tebu, pohon dan buah pisang, kopi dan teh ( pahit dan manis), air putih, tembakau, permainan wayang dan gamelan, tiga macam ikan beserta wadah, replika rumah, uang dan uang-uangan, sepasang baju wanita –pria, seperangkat perlengkapan berhias wanita, kelapa gading, dan bambu gading. Semua sesajian ini perlambang keamanan, kegembiraan, kehormatan, keikhlasan, dan kehidupan para nelayan yang melaut.
         A.2. Juwana, Pati
Dilaksanakan satu minggu setelah hari raya Idul Fitri dengan ritual larung sesaji dan pertunjukan wayang kulit serta aneka hiburan. Â Sesajian berupa kepala kerbau dan berbagai macam ubo rampe yang akan di-larung ke laut. Bertujuan untuk memperoleh keselamatan dan hasil melaut yang melimpah.
Ritual ini juga memiliki manfaat sebagai alat membangun solidaritas dan karakter antar warga masyarakat.
        A.3. Cilacap
Bermula pada pemerintahan Bupati Cilacap ke-3 Tumenggung Tjakrawerdaya III yang memerintahkan Ki Arsa Menawi (sesepuh para nelayan Pandanarang) untuk me-larungsesaji ke laut selatan pada hari Jumat Kliwon bulan Syura tahun 1875.
Sejak tahun 1983 telah dijadikan sebagai pertunjukan wisata, didahului dengan prosesi Nyekar  (ziarah) ke Pantai Karang Bandung – Pulau Majethi, sebelah timur Pulau Nusakambangan dan mengambil air bertuah yang diyakini tempat tumbuh bunga Wijayakusuma.  Dilaksanakan oleh Ketua Adat nelayan Cilacap untuk memohon tangkapan ikan yang melimpah dan keselamatan ketika melaut.
Sesaji dibawa menggunakan Jolenyang berisi jajanan pasar, makanan mentah, mainan anak-anak, kepala kerbau, sapi atau kambing. Malam hari setelah selesai upacara Sedekah Laut, dilanjutkan dengan aneka pertunjukan kesenian tradisional dari tiap-tiap desa.