Di pinggir pantai dapat pula memanggang ikan sambil menikmati pemandangan pantai dengan panorama lalu lalang perahu nelayan. Hasil laut tangkapan nelayan seperti ikan, kepiting, udang dapat dibeli oleh pengunjung. Pada bulan November, para nelayan menjual siput gonggong.
Pada bagian Tanjung Putat sebelah kiri, depan muara sungai Belinyu, terdapat orang menangkap ikan dengan pukat tarik. Pada waktu air laut surut, para pengunjung biasa mencari lokan (sejenis kerang) dan remis ( kerang ukuran kecil). Pada kondisi ini, mudah menemukan ikan-ikan hias, udang kecil dan gerombolan kepiting darat [5] kecil di sela-sela batu dan genangan air. Memancing ikan Untus [6]terkadang menjadi pilihan orang datang ke pantai ini.
Batu-batu besar di Tanjung Putat ditempeli oleh “teritip”[7].Teritip diolah dengan cara dipecah kulit untuk diambil isinya. Isi teritip mentah dengan campuran jeruk kunci [8],irisan bawang merahdan cabe rawit sebagai “cocolan” ikan bakar dan lalapan sayuran. Ada pula yang mencampur teritip dengan garam dan difermentasi ke dalam botol. Dikenal dengan “pekasem”, mirip dengan rusip dan kecalok sebagai bahan “cocolan”.
Musim liburan, pantai ini penuh dengan orang berkunjung untuk mandi, duduk santai sambil asyik bercengkrama di atas batu, menikmati jajanan khas di pondok kecil sederhana. Untuk yang hobi fotografi, pada waktu matahari terbenam, juga memberikan sensasi menarik. Dilatarbelakangi oleh kapal-kapal berukuran besar yang sedang bersandar di Pelabuhan Tanjung Gudang.