Mohon tunggu...
Vau-G
Vau-G Mohon Tunggu... Wiraswasta -

" ...Menulis merupakan salah satu kesempatan berbagi hal baik (berupa inspirasi, pengalaman, dan pengetahuan) kepada banyak orang dalam jangkauan ruang lintas waktu yang jauh ke depan. Salam Olah Kata & Pikiran...Terus mem-Baca, me- Nelaah & me-Nulis..."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Festival Cap Go Meh dan Yuan Xiao Jie

22 Februari 2016   22:37 Diperbarui: 22 Februari 2016   22:44 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aneka pertunjukan juga turut dipertontonkan selama festival seperti Wayang Cokek , Wayang Sip Pat Moh, Komedi Bangsawan Stambul dan Wayang Sinpe. Wayang Cokek ditarikan oleh empat wanita berbaju kurung aneka warna. Diiringi musik Gambang Kromong dengan sepasang badut bernama Empe Sin Siang dan Mak Babu. Sedangkan  Wayang Sip Pat Moh dengan dua orang berpakaian Tiongkok kuno membawa tambur sambil menyanyikan lagu dalam bahasa Tionghoa. Lain dengan Wayang Sinpe yang berasal dari Tangerang , dimainkan oleh anak-anak dibawah pengarahan dan pengiring lagu oleh orang dewasa. Alat musik yang digunakan adalah Tehian (rebab). Cerita Wayang Sinpe berupa cerita Tiongkok kuno dan Lakon Bayan Budiman dari Kisah Seribu Satu Malam.

Orgel putar orang-orang Italia pun turun meramaikan acara Cap Go Meh. Pada masa silam, diisi pula pertunjukan magis Nini Thowok. Boneka dari kayu dengan gayung batok kelapa sebagai kepala, dipakaikan pakaian dan mampu menari setelah diucapkan mantera. Terdapat “Cungge” semacam tandu berhias, duduk  anak kecil berpakaian kostum tokoh mitologi seperti Sie Jin Kui-pun turut meramaikan acara.

Barongsai turut turun berpawai di jalan dan mengunjungi rumah orang-orang kaya. Orang kaya tak lupa memberi angpao yang cukup besar. Terkadang di depan toko dipasangi rencengan petasan besar yang menggantung di tiang-tiang tinggi, dengan ujung diikat angpao. Angpao ini khusus rombongan barongsai yang pandai berakrobat, memanjat tiang yang tinggi yang telah digantung petasan yang terbakar. Banyak warga yang berharap untuk didatangi oleh hewan mitologi ini. Karena dipercaya mampu mengusir makhluk jahat, penyakit dan kemalangan bagi seluruh penghuni rumah.

Kebiasaan unik saat festival yaitu mendengarkan kata-kata yang diucapkan oleh orang yang lalu lalang di depan rumah pada waktu jalanan sepi. Menurut kepercayaan, kata-kata yang telah diucapkan merupakan ramalan nasib.

Pesta Cap Go Meh dilanjutkan dengan pesta rakyat Cap Lak Me ( Malam Ke-enam belas) yang diadakan di daerah Tanah Abang, Pal Merah, dan Meester Cornelis (sekarang Jatinegara).

 

Semarak Cap Go Meh di Pulau Bangka

Salah satu daerah sebelah barat Pulau Bangka yaitu Parit Tiga-Jebus merayakan festival Cap Go Meh dengan mengarak  patung Thai Pak Kung dari Klenteng Bakti menuju klenteng Kim Jung disertai iringan Barongsai, anak-anak dan orang dewasa dengan kostum dewa-dewi, dan permainan drumband. Masyarakat umum datang dan mendekati arak-arakan sambil membawa hio untuk bersembahyang di hadapan joli (gotongan) Thai Pak Kung.

Puri Tri Agung - bangka.tribunnews.com images

Vihara Puri Tri Agung di kawasan Pantai Tikus - Kecamatan Sungailiat menyelenggarakan acara Cap Go Meh dengan mengundang beberapa artis terkenal. Lengkap dengan sajian makanan khas seperti Lontong dan Thew Fu Fa -豆腐花 (kembang tahu siram sirup gula aren dan jahe).

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun