Anak-anak sangat senang pada waktu Ko Ngian. Mendapat uang dari Fung Pao, sehingga dapat membeli mainan dan barang-barang kesukaan dengan uang sendiri. Makan dan minum sepuasnya. Inilah waktu spesial dalam 1 tahun. Limus (sebutan minuman ringan di Bangka) meninggalkan pengalaman dan kenangan lucu tersendiri . Setelah minum, pada lidah dan bibir akan menjadi berwarna. Muncul garis-garis panjang melebar di sudut mulut yang bahkan sampai di atas bibir. Hal ini terjadi bila meminumnya terlalu terburu-buru dan sangat bersemangat. . Istilah oleh orang Bangka, “ minum la besue alias minum hingga belepotan “. Warna yang muncul tergantung dengan warna Limus yang diminum.Misalnya Fanta Merah akan muncul warna merah. Pada hari itu, anak-anak akan menjadi seperti badut atau mirip tokoh jagoan neon. Dan ini menjadi tanda bagi para orang tua, jika anak-anak telah minum cukup banyak. Jika Limus yang mengandung soda, maka tiada henti sepanjang hari itu, perut terasa kembung dan mengeluarkan gas. Tak ayal, aneka kue dan limus yang berpadu, membuat penampilan perut-pun jadi buncit.
Ucapan selamat Ko Ngian dilakukan sambil melakukan Chong Ja ( Soja atau Pai ). Dengan tangan kanan dibungkus oleh tangan kiri, sambil kedua tangan diayunkan dan kepala sedikit mengangguk-angguk. Posisi meletakkan kedua tangan di depan mulut untuk orang tua dan generasi yang lebih tua, di leher untuk yang se-usia dan di depan dada untuk yang lebih muda.
Masyarakat Tionghoa Bangka mempercayai pada waktu Ko Ngian, pintu rumah dibuka lebar-lebar untuk mendatangkan rejeki dan pantang menyapu rumah hingga hari ketiga.
Pada saat Kongian di Bangka, orang-orang selain Tionghoa seperti Melayu, Jawa, Sunda, Batak dan suku-suku lainnya, akan datang mengunjungi dan memberikan ucapan selamat. Ini menjadikan Kongian di Bangka menjadi sangat bermakna dan memberikan kenangan yang indah.
Makna – makna Kue Ko Ngian Khas Bangka
1. Kue Fo Thung (火筒粄)