Ko Ngian yang telah menjadi libur nasional, memberikan waktu untuk melupakan rutinitas sesaat, bergembira dan berkumpul dengan keluarga. Yang telah merantau, akan kembali pulang pada saat Ko Ngian. Anak-anak bergembira dengan pakaian baru,fung pao,makan- minum sepuasnya, dan dapat membeli mainan kesukaan.
- Sebagai kebersamaan
Kesempatan saling berkumpul, membuka kesempatan untuk memperbaharui ikatan emosional lewat kegiatan bersama seperti persiapan menyambut Imlek. Kegiatan membuat kue, membersihkan rumah dan menikmati hidangan malam bersama. Khusus masyarakat Bangka, semakin mempererat hubungan antara orang Tionghoa dan suku-suku lain seperti Melayu, Jawa, Sunda, Batak dan lain-lain.Karena sudah menjadi tradisi bersama semua suku di Bangka. Terdapat tradisi mengunjungi dan memberi ucapan selamat. Disajikan pula makanan halal seperti lontong sayur, empek-empek, tekwan dan bakso. Dimana makanan inipun ditemui juga pada Hari Raya Idul Fitri.
- Memperkaya khasanah budaya bangsa.
Perayaan Ko Ngian telah memberikan interaksi sosial yang memperkaya budaya Indonesia seperti tarian khas yaitu Barongsai dan tradisi memberi fung pao. Setiap tahun, Festival Ceria Imlek yang diselenggarakan di Bangka bertujuan untuk melestarikan budaya.
- Meningkatkan interaksi perekonomian
Menjelang perayaan Ko Ngian, sektor konsumsi akan mengalami peningkatan baik barang-barang pangan, sandang maupun papan seperti layaknya hari-hari besar lainnya.
Pepaya matang dari Kramat,
Gua datang kasi selamat.