Masih jelas terngiang di pikiran kita akan proses pesta demokrasi yang sudah dilaksanakan serentak di se antero Indonesia pada bulan April 2014 kemarin. Masyarakat menggunakan hak suaranya untuk memilih anggota legislatif yang di anggap layak menduduki sebuah kursi penghasil uang di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Baik DPR RI, DPRD Propinsi, DPRD Kabupaten dan Kota serta DPD RI.
Saya mungkin akan lebih melirik, para peserta kompetisi yang berhasil duduk di DPR RI dan DPD RI. Untuk sekedar flashback, saya akan menguraikan data suara yang di peroleh dari kedua para calon yang mewakili rakyat maupun daerah di gedung megah yang ada di senayan sana.
Pertama kita alihkan dulu perhatian kita ke pemenang kursi DPR RI. Calon Gubernur Nomor Urut 1 pada saat itu maju sebagai Calon Anggota DPR RI dengan menggunakan kendaraan PDI Perjuangan. Dan tak tanggung-tanggung memperoleh suara sebanyak 237.620 suara yang di raup dari 15 Kabupaten dan kota se Sulawesi utara. Karena dari jumlah penduduk Sulawesi utara hanya memiliki satu Dapil.
Kedua Maya Rumantir yang juga sebagai Calon Gubernur Nomor Urut 2 yang sebelumnya adalah anggota DPD RI utusan daerah Sulawesi utara. Maya memperoleh 187.878 suara dan menduduki posisi pertama pada pemilihan anggota Senat tersebut.
Pada saat di langsungkannya pileg 2014 tersebut, ada setidaknya 1.800.000 pemilih dan ada2.383.000 penduduk Sulawesi utara yang menaruh asa kepada mereka untuk menyampaikan aspirasi dari masyarakat Sulawesi utara. Memang secara khusus hanya 237.620 yang memilih Olly Dondokambey dan 187.620 yang memilih Maya Rumantir. Namun secara umum merekalah yang mewakili Sulawesi Utara di Senayan.
Coba kita ingat kembali apa janji kampanye yang di berikan kedua manusia yang sudah membodohi masyarakat Sulawesi Utara, pasti sangat membuat surga kecil dalam telinga kita. Dengan iming-iming memajukan daerah dan kesejateraaan rakyat. Nah sekarang apa faktanya. Baru setahun di lantik kedua orang ini malah adu kekuatan di panggung politik lewat Pilgub Sulawesi Utara pada 9 Desember 2015 nanti. Apakah itu yang dikatakan pemimpin,pembela atau wakil rakyat?
Jelas saja dari mundurnya Olly dan Maya untuk mengikuti Kompetisi pilgub, posisi mereka harus tergantikan oleh orang orang yang tidak terpilih pada Pileg 2014 lalu. Maya Rumantir yang pastinya di gantikan oleh Stevanus B Liow. Begitu juga Olly yang akan di gantikan oleh kader Partai PDIP yang tidak di pilih oleh rakyat.
“Di kasih hati maunya jantung”, Mungkin itulah kalimat yang pantas di lontarkan kepada ke dua calon gubernur ini. Setelah banyak masyarakat yang percaya dan berharap mereka dapat mewakili masyarakat Sulawesi Utara di Pusat, mereka malahan memberi kebohongan dengan lari dari tanggung jawab sebagai wakil rakyat, dan malahan mencari kue yang lebih besar untuk di santap dengan dalil menjadi calon Gubernur atau menjadi Pimpinan di tanah nyiur melambai.
Apa sudah tidak ada rasa malu? Yah mungkin saja. Ibarat anda telah di beri sebidang tanah untuk di garap menjadi kebun, tetapi mengharapkan tanah yang lebih yang sudah siap di panen. Inilah realita kerakusan yang terjadi di kalangan elit politik di tanah ini. Hanya untuk mendapatkan jatah DB 1, mereka rela untuk melepas tanggung jawab dan menjadi pecundang bagi rakyat yang telah mereka tebarkan janji saat berkampanya.