Begitu perkasanya tim asuhan Indra Sjafri di Tour Nusantara Jilid 1 dan 2, di Tour Nusantara jilid 1 total sebanyak 10 laga mereka lakoni dengan tandas, menyapu bersih kemenangan kendati dua pertandingan terpaksa dibatalkan akibat masalah teknis, Tour Nusantara Jilid 2 digelar pada bulan Juni dengan catatan kemenangan fantastis, tak terkalahkan (5 kali menang dan 2 kali seri).
Dalam ajang AFC U-19Â Championship 2014 di Myanmar kemarin, Timnas u-19 gagal meraih 1 poin pun, mereka menyerah 1-3 di tangan Uzbekistan , takluk 0-1 oleh Australia dan UEA menggulung Evan Dimas dan kolega dengan skor meyakinkan 4-1.
Ada apa dengan Timnas u-19? Mereka begitu di eluh eluhkan masyarakat Indonesia, seakan hanya lewat mereka lah Indonesia bisa berprestasi setinggi mungkin di ajang olah raga paling populer di dunia ini.
Menurut saya ada beberapa faktor kenapa Garuda Jaya bisa tersingkir di ajang 4 tahunan itu. berikut faktor-faktor kegagalan Timnas Indonesia U-19.
Kesalahan PSSI terhadap para pemain skuad Garuda Jaya. Kesalahannya adalah melarang pemain Timnas U-19 memperkuat klub yang menampungnya.
Evan Dimas dan kawan-kawan hanya lebih difokuskan melakukan pemusatan latihan sejak November 2013 hingga September 2014. Cara yang dianggap ampuh oleh PSSI dan pelatih Indra Sjafri untuk menjaga kekompakan timnya.
Keputusan tersebut belakangan berdampak buruk. Para pemain Garuda Jaya tidak bisa merasakan bagaimana ketatnya persaingan dalam sebuah kompetisi. Padahal, faktor ini sangat penting untuk kesuksesan Timnas U-19 di Myanmar.
Skema yang itu itu saja, Indra Sjafri tidak memliki opsi lain untuk menggempur pertahanan lawan. Hanya mengandalkan trio tengah mereka Evan, Hargianto dan Zulfiandi. Padahal skema tersebut sudah di ketahui lawan sejak mereka melakoni Tour Nusantara kemarin. Dan akhir nya lawan yang menghadapi Garuda Jaya pun sudah punya strategi untuk mematikan pergerakan Evan, Hargianto dan Zulfiandi, karna mereka tau nyawa permainan Timnas U-19 kita ada pada trio tersebut.
Media terlalu mengexpose Garuda Jaya, berbeda ketika mereka sebelum menjuarai Piala AFF 2014 lalu, mungkin waktu itu mereka bermain tanpa tekanan, mereka enjoy menjalani pertandingan, dan bermain dengan nyaman itu sangat penting untuk meraih hasil maksimal
Perjalanan masih sangat panjang, masih banyak waktu untuk mematangkan segala sesuatunya. Jangan menyerah, terus gapai prestasi setinggi mungkin. Kalian belum berakhir, anggap saja permainan baru di mulai. Saya yakin Kalian bisa memberikan yang lebih baik untuk Timnas Indonesia.
"Gantungkan cita-cita mu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang." ir.Soekarno
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H