Mohon tunggu...
vashtiindira
vashtiindira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Malang

Saya seorang mahasiswa semester 7 yang senang mengeksplorasi hal-hal baru yang belum pernah saya coba sebelumnya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Sebagai Kunci: Mengatasi Kemiskinan Melalui Peningkatan Keterampilan Dan Akses Pengetahuan

26 Desember 2024   00:35 Diperbarui: 26 Desember 2024   00:47 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Abstract

Poverty is a social problem that involves various dimensions of life, including economic, social and cultural. One effective way to overcome poverty is through quality education. Education provides the skills and knowledge needed to improve the well-being of individuals and society. This article discusses the role of education in overcoming poverty, with a focus on improving skills and access to knowledge. Based on a literature review and research data in Indonesia, it was found that inclusive and quality education can open up better job opportunities, increase competitiveness, and break the chain of intergenerational poverty. This article also proposes policies that need to be implemented to expand access to education, especially in poor and underdeveloped areas.

Keywords: Education, Poverty, Skills, Access to Knowledge, Community Empowerment

Abstrak

Kemiskinan merupakan masalah sosial yang melibatkan berbagai dimensi kehidupan, termasuk ekonomi, sosial, dan budaya. Salah satu cara efektif untuk mengatasi kemiskinan adalah melalui pendidikan yang berkualitas. Pendidikan memberikan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kesejahteraan individu dan masyarakat. Artikel ini membahas peran pendidikan dalam mengatasi kemiskinan, dengan fokus pada peningkatan keterampilan dan akses pengetahuan. Berdasarkan kajian literatur dan data penelitian di Indonesia, ditemukan bahwa pendidikan yang inklusif dan berkualitas mampu membuka peluang kerja yang lebih baik, meningkatkan daya saing, dan memutus rantai kemiskinan antar generasi. Artikel ini juga mengusulkan kebijakan yang perlu diterapkan untuk memperluas akses pendidikan, terutama di daerah-daerah miskin dan tertinggal.

Katakunci: Pendidikan, Kemiskinan, Keterampilan, Akses Pengetahuan, Pemberdayaan Masyarakat.

PENDAHULUAN

Kemiskinan tetap menjadi tantangan signifikan di Indonesia, ditandai dengan keterbatasan akses terhadap pendidikan dan keterampilan yang memadai (Ustama, 2009). Kemiskinan sering kali diwariskan dari generasi ke generasi, yang membuatnya sulit untuk diatasi tanpa intervensi yang signifikan. Pendidikan yang berkualitas dan akses pengetahuan yang luas dianggap sebagai kunci untuk memutus rantai kemiskinan (Gayatri et al., 2022). Hal ini karena pendidikan memungkinkan individu untuk mendapatkan keterampilan yang relevan dan meningkatkan peluang kerja. Dengan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan, individu diharapkan mampu memperoleh pekerjaan yang lebih baik dan meningkatkan taraf hidup mereka. Pendidikan juga dapat meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuan beradaptasi individu dalam menghadapi tantangan ekonomi. Selain itu, pendidikan memberikan bekal pengetahuan bagi masyarakat untuk lebih memahami hak-hak mereka dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu, peran pendidikan dalam mengatasi kemiskinan sangat krusial untuk meningkatkan pembangunan manusia secara menyeluruh. Penelitian mengenai keterkaitan pendidikan dengan pengentasan kemiskinan menjadi relevan untuk memahami cara-cara efektif memutus siklus kemiskinan. Dengan demikian, pendidikan dapat menjadi alat utama untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat miskin secara berkelanjutan.  

Penelitian terdahulu menunjukkan adanya hubungan erat antara pendidikan dan pengentasan kemiskinan (Surbakti et al., 2023). Pendidikan mampu memperbaiki kesejahteraan dan mengurangi kemiskinan melalui peningkatan produktivitas secara umum (Gayatri et al., 2022). Selain itu, pendidikan memberikan pelatihan kepada masyarakat miskin dengan keterampilan yang relevan untuk meningkatkan produktivitas mereka. Dalam jangka panjang, pendidikan juga membantu mengurangi ketergantungan masyarakat miskin terhadap bantuan sosial. Pendidikan tidak hanya menciptakan peluang kerja tetapi juga membuka akses terhadap sumber daya yang lebih baik. Misalnya, individu yang memiliki pendidikan yang baik cenderung lebih mampu mengakses teknologi dan informasi yang mendukung pengembangan diri. Selain itu, pendidikan mengajarkan masyarakat untuk lebih mandiri dan kreatif dalam mencari solusi atas masalah ekonomi mereka. Dengan keterampilan yang relevan, masyarakat miskin dapat meningkatkan produktivitas mereka dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang sangat berharga untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat miskin. Hal ini semakin menegaskan pentingnya pendidikan sebagai alat utama dalam pengentasan kemiskinan.  

Namun, beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa rata-rata lama sekolah berpengaruh positif terhadap jumlah penduduk miskin (Hardana, 2023). Hal ini menunjukkan bahwa lama pendidikan yang ditempuh seseorang belum tentu dapat melepaskannya dari kemiskinan (Surbakti et al., 2023). Salah satu alasannya adalah karena pendidikan yang tidak relevan dengan kebutuhan pasar kerja. Banyak individu yang memiliki pendidikan formal tetapi tidak memiliki keterampilan praktis yang diperlukan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Selain itu, biaya pendidikan yang tinggi juga menjadi hambatan bagi masyarakat miskin untuk mendapatkan akses yang setara. Masalah lain yang sering dihadapi adalah kualitas pendidikan yang masih rendah di beberapa daerah. Kurangnya fasilitas, guru yang tidak memadai, dan kurikulum yang kurang relevan menjadi tantangan utama dalam meningkatkan efektivitas pendidikan. Oleh karena itu, selain meningkatkan akses, penting untuk meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan. Dengan demikian, diperlukan pendekatan holistik untuk memahami dan mengatasi faktor-faktor yang menghambat peran pendidikan dalam pengentasan kemiskinan. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi cara-cara inovatif dalam meningkatkan efektivitas pendidikan bagi masyarakat miskin.  

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis peran pendidikan dalam mengatasi kemiskinan melalui peningkatan keterampilan dan akses pengetahuan (Ustama, 2009). Pendidikan diharapkan dapat memberikan peluang bagi masyarakat miskin untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Penelitian ini akan mengkaji bagaimana pendidikan dapat meningkatkan keterampilan individu dan memberikan akses pengetahuan yang diperlukan untuk meningkatkan taraf hidup (Gayatri et al., 2022). Selain itu, penelitian ini juga akan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas pendidikan dalam mengentaskan kemiskinan. Faktor-faktor seperti aksesibilitas, kualitas, dan relevansi pendidikan menjadi fokus utama penelitian ini. Penelitian ini juga bertujuan untuk memberikan rekomendasi kebijakan yang dapat diterapkan oleh pemerintah dan lembaga pendidikan. Dengan data yang akurat, diharapkan penelitian ini dapat memberikan wawasan baru mengenai strategi pengentasan kemiskinan melalui pendidikan. Penelitian ini juga akan mengevaluasi dampak program pendidikan terhadap masyarakat miskin. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan solusi nyata dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan demikian, penelitian ini dapat menjadi kontribusi penting dalam memperkuat upaya pengentasan kemiskinan di masa depan.  

Dengan memahami peran pendidikan dalam mengatasi kemiskinan, diharapkan dapat dirumuskan strategi yang efektif untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan bagi masyarakat miskin (Siregar & Ritonga, 2018). Strategi ini melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat. Pemerintah perlu mengalokasikan anggaran yang memadai untuk meningkatkan infrastruktur pendidikan di daerah terpencil. Lembaga pendidikan juga perlu berinovasi dalam menciptakan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja. Selain itu, masyarakat dapat berperan aktif dalam mendukung program pendidikan, misalnya melalui kegiatan belajar komunitas. Program beasiswa dan pelatihan keterampilan juga menjadi solusi penting untuk membantu masyarakat miskin. Dengan adanya kerja sama yang sinergis, pendidikan dapat dijadikan alat yang efektif untuk memutus rantai kemiskinan. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam upaya pengentasan kemiskinan melalui pendidikan (Susanto & Pangesti, 2019). Pada akhirnya, pendidikan akan menjadi pilar utama dalam membangun masyarakat yang lebih sejahtera. Upaya ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan tetapi juga memperkuat daya saing bangsa secara keseluruhan.  

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode studi literatur dengan menganalisis data sekunder dari berbagai sumber seperti artikel ilmiah, laporan pemerintah, dan jurnal nasional yang relevan dengan topik pendidikan dan kemiskinan di Indonesia. Data yang dikaji mencakup indikator kemiskinan, tingkat pendidikan, dan program pelatihan keterampilan yang telah dijalankan untuk mengurangi kemiskinan. Kajian ini tidak hanya membahas angka kemiskinan dan tingkat pendidikan, tetapi juga menilai efektivitas program pelatihan keterampilan yang bertujuan meningkatkan keterampilan kerja masyarakat miskin, baik di kota maupun di desa. Penelitian ini mengacu pada berbagai studi yang dilakukan oleh lembaga pendidikan, lembaga penelitian, serta organisasi non-pemerintah yang fokus pada pengaruh pendidikan terhadap pengurangan kemiskinan. Dengan pendekatan kualitatif, penelitian ini berusaha memahami bagaimana pendidikan dapat berperan dalam mengurangi kemiskinan dan mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan atau kegagalan program pendidikan dan pelatihan keterampilan. Melalui analisis ini, diharapkan dapat memberikan pemahaman lebih dalam mengenai peran pendidikan dalam mengatasi kemiskinan serta menghasilkan rekomendasi kebijakan yang lebih efektif.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dimensi Pendidikan dalam Mengatasi Kemiskinan

Pendidikan merupakan faktor utama dalam memutus siklus kemiskinan yang terus berlanjut dari generasi ke generasi. Pendidikan berkualitas dan inklusif memberikan peluang kepada masyarakat untuk mengembangkan keterampilan serta pengetahuan yang diperlukan untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Pendidikan tidak hanya menjadi alat pemberdayaan individu, tetapi juga merupakan instrumen sosial yang signifikan dalam menciptakan mobilitas sosial. Menurut Ramadhani (2023), pendidikan berbasis sains dan teknologi berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) dengan mengurangi kesenjangan ekonomi. Pemerintah dan berbagai pihak perlu menjamin akses pendidikan bagi seluruh masyarakat, termasuk kelompok yang terpinggirkan. Dengan demikian, pendidikan dapat menjadi motor penggerak dalam menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera. Investasi dalam pendidikan adalah investasi jangka panjang untuk memberantas kemiskinan.

Peluang kerja yang meningkat adalah salah satu manfaat nyata dari pendidikan yang baik. Pendidikan memberikan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja, memungkinkan individu untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan berpenghasilan lebih tinggi. Studi menunjukkan bahwa tenaga kerja dengan pendidikan dasar yang memadai memiliki peluang lebih besar untuk keluar dari kemiskinan (Rizal, 2015). Selain itu, pendidikan mendorong efisiensi dalam penggunaan sumber daya dan pengelolaan keuangan pribadi, sehingga membantu individu dalam meningkatkan kesejahteraan mereka. Pendidikan juga mempersiapkan individu untuk menghadapi tantangan era digital, di mana kemampuan teknologi menjadi kunci kesuksesan. Dengan meningkatkan kualitas tenaga kerja melalui pendidikan, ekonomi nasional juga memperoleh manfaat yang signifikan. Oleh sebab itu, pendidikan tidak hanya memberdayakan individu, tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Pendidikan memainkan peran vital dalam memutus rantai kemiskinan antar generasi. Anak-anak dari keluarga miskin yang mendapatkan akses pendidikan memiliki peluang lebih besar untuk mengubah nasib mereka. Orang tua yang berpendidikan cenderung lebih memahami pentingnya pendidikan dan mendorong anak-anak mereka untuk meraih pendidikan yang lebih tinggi (Aini et al., 2018). Hal ini menciptakan siklus positif yang membantu keluarga keluar dari kemiskinan secara berkelanjutan. Dalam konteks ini, pendidikan bukan hanya alat untuk pengembangan diri, tetapi juga untuk transformasi sosial. Pendidikan mengajarkan nilai-nilai seperti tanggung jawab, kerja keras, dan kemandirian, yang menjadi fondasi keberhasilan di masa depan. Dengan memperluas akses pendidikan, masyarakat dapat menciptakan generasi yang lebih mandiri dan berdaya saing. Pendidikan adalah alat yang tidak ternilai dalam membangun masa depan yang lebih baik.

Namun, tantangan untuk menyediakan pendidikan inklusif dan berkualitas di Indonesia masih cukup besar. Hambatan seperti keterbatasan infrastruktur, kurangnya tenaga pendidik yang kompeten, serta biaya pendidikan yang tinggi menjadi masalah utama. Sukomardojo (2023) mencatat bahwa implementasi pendidikan inklusif di Indonesia masih menghadapi banyak kendala teknis dan kebijakan. Pemerintah perlu mengambil langkah konkret, seperti menyediakan program bantuan pendidikan, melatih guru secara berkelanjutan, dan menggunakan teknologi untuk menjangkau wilayah terpencil. Selain itu, kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan juga harus ditingkatkan melalui berbagai program sosialisasi. Dengan pendekatan yang komprehensif, hambatan tersebut dapat diatasi, sehingga semua anak Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan berkualitas. Pendidikan yang inklusif adalah fondasi untuk membangun masyarakat yang lebih adil.

Manfaat pendidikan melampaui dampaknya pada individu dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan sosial dan ekonomi. Secara sosial, pendidikan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya toleransi, kerja sama, dan tanggung jawab kolektif. Secara ekonomi, pendidikan meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan menciptakan lapangan kerja baru, yang pada gilirannya mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan (Sudewi & Mardiyanto, 2021). Pendidikan juga membantu mengurangi kesenjangan sosial dengan memberikan akses yang setara bagi semua individu, termasuk kelompok yang kurang beruntung. Dengan memastikan bahwa pendidikan berkualitas dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat, Indonesia dapat menciptakan lingkungan yang inklusif dan kondusif untuk pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, pendidikan adalah fondasi utama dalam menciptakan masyarakat yang sejahtera dan berkelanjutan.

Kesimpulannya, pendidikan adalah instrumen yang sangat efektif dalam memerangi kemiskinan di Indonesia. Dengan pendidikan yang berkualitas dan inklusif, masyarakat tidak hanya dapat meningkatkan taraf hidup mereka tetapi juga memberikan dampak positif pada komunitas yang lebih luas. Tantangan dalam pelaksanaannya memerlukan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk memastikan akses pendidikan bagi semua. Pendidikan tidak hanya memberikan keterampilan dan pengetahuan, tetapi juga membangun kesadaran akan pentingnya tanggung jawab sosial. Dengan menjadikan pendidikan sebagai prioritas nasional, Indonesia dapat menciptakan masyarakat yang lebih maju, adil, dan bebas dari kemiskinan. Pendidikan adalah investasi terbaik untuk masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Tantangan dan Kesenjangan Akses Pendidikan di Daerah Tertinggal

Akses pendidikan di daerah tertinggal menghadapi tantangan besar yang bersumber dari faktor geografis, sosial, dan ekonomi. Kondisi geografis seperti jarak yang jauh antara rumah dan sekolah, serta sulitnya akses transportasi, menjadi kendala utama bagi masyarakat di pedesaan untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Hambatan ini diperparah oleh kondisi sosial, termasuk rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan, terutama di kalangan keluarga miskin. Selain itu, faktor ekonomi seperti biaya pendidikan yang tinggi dan kurangnya dukungan finansial dari pemerintah membuat banyak anak dari keluarga kurang mampu tidak dapat melanjutkan sekolah. Menurut Sukomardojo (2023), kebijakan pemerintah yang lebih inklusif dan terfokus sangat diperlukan untuk mengatasi tantangan ini agar pendidikan dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat.

Ketimpangan kualitas pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan juga menjadi perhatian serius. Sekolah-sekolah di perkotaan umumnya memiliki infrastruktur yang lebih baik, tenaga pengajar yang lebih kompeten, serta akses terhadap teknologi dan sumber belajar modern. Sebaliknya, sekolah di daerah pedesaan sering kali menghadapi keterbatasan fasilitas, seperti kekurangan ruang kelas, buku pelajaran, dan laboratorium yang memadai. Ketimpangan ini berdampak pada rendahnya kualitas pendidikan yang diterima oleh siswa di daerah tertinggal, sehingga mengurangi peluang mereka untuk bersaing secara akademik maupun profesional. Sudewi dan Mardiyanto (2021) mengungkapkan bahwa kesenjangan ini memerlukan perhatian khusus dari pemerintah melalui redistribusi sumber daya pendidikan dan peningkatan kapasitas tenaga pengajar di daerah pedesaan.

Kurangnya infrastruktur dan fasilitas pendidikan di daerah tertinggal memiliki dampak langsung terhadap keterampilan individu dan potensi mereka untuk meningkatkan taraf hidup. Infrastruktur yang buruk, seperti sekolah yang tidak layak dan minimnya akses terhadap alat pembelajaran digital, menghambat perkembangan keterampilan siswa. Akibatnya, siswa dari daerah ini cenderung memiliki peluang yang lebih kecil untuk mendapatkan pekerjaan yang layak atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Selain itu, rendahnya kualitas pendidikan juga memengaruhi kemampuan siswa dalam memahami dan mengembangkan teknologi, yang semakin penting di era digital ini. Aini et al. (2018) menekankan bahwa intervensi yang terencana, seperti pembangunan infrastruktur pendidikan dan penyediaan teknologi pembelajaran, sangat penting untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan di daerah tertinggal.

Strategi dan Kebijakan untuk Memperluas Akses Pendidikan

Strategi pendidikan inklusif merupakan salah satu pendekatan utama dalam memperluas akses pendidikan bagi masyarakat miskin. Kebijakan ini bertujuan untuk menghilangkan hambatan sosial dan ekonomi yang sering kali menghalangi kelompok rentan untuk memperoleh pendidikan. Pemerintah dapat menyediakan program beasiswa dan subsidi pendidikan untuk siswa dari keluarga kurang mampu, sehingga mereka dapat melanjutkan pendidikan tanpa terkendala biaya. Selain itu, dukungan dari komunitas dan organisasi lokal diperlukan untuk memastikan kebijakan ini dapat diterapkan dengan efektif di berbagai wilayah (Sukomardojo, 2023). Dengan kolaborasi yang kuat, pendidikan inklusif dapat menjadi sarana pemberdayaan bagi masyarakat miskin untuk keluar dari siklus kemiskinan.

Pengembangan program pelatihan keterampilan dan pendidikan vokasional juga menjadi langkah strategis untuk meningkatkan akses pendidikan di daerah tertinggal. Pendidikan vokasional memberikan pelatihan praktis yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja, membantu individu memperoleh keterampilan yang dapat langsung digunakan untuk mencari pekerjaan. Sudewi dan Mardiyanto (2021) menekankan pentingnya program-program ini dalam membekali masyarakat dengan keterampilan dasar yang dapat meningkatkan kesejahteraan mereka. Pemerintah dapat bermitra dengan sektor swasta untuk mendukung pendidikan vokasional melalui penyediaan fasilitas, tenaga ahli, dan magang. Dengan pendekatan ini, masyarakat tidak hanya mendapatkan pendidikan formal tetapi juga kemampuan untuk meningkatkan penghasilan secara mandiri.

Peran pemerintah, organisasi non-pemerintah (NGO), dan sektor swasta sangat penting dalam memperbaiki akses dan kualitas pendidikan di daerah miskin. Pemerintah bertanggung jawab untuk merancang kebijakan yang inklusif, mendanai program pendidikan, dan memastikan distribusi sumber daya yang merata. Di sisi lain, NGO dapat mendukung implementasi kebijakan dengan menyediakan layanan tambahan, seperti pelatihan guru dan penyediaan materi belajar. Sektor swasta juga dapat berkontribusi melalui investasi dalam infrastruktur pendidikan dan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Ramadhani (2023) menyoroti perlunya kolaborasi multi-sektoral dalam mendukung pencapaian tujuan pendidikan yang berkelanjutan. Dengan pendekatan ini, tantangan akses pendidikan di daerah miskin dapat diatasi secara efektif dan berkelanjutan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kemiskinan di Indonesia tetap menjadi tantangan besar yang diwariskan antar generasi. Salah satu solusi utama untuk memutus rantai kemiskinan adalah melalui pendidikan berkualitas. Pendidikan memungkinkan individu meningkatkan keterampilan, membuka akses terhadap peluang kerja, dan meningkatkan taraf hidup. Pendidikan juga memberikan pengetahuan untuk lebih memahami hak-hak, meningkatkan kepercayaan diri, dan mengurangi ketergantungan pada bantuan sosial. Namun, tantangan seperti pendidikan yang tidak relevan dengan kebutuhan pasar kerja, biaya pendidikan yang tinggi, serta rendahnya kualitas pendidikan di beberapa daerah, perlu segera diatasi.

Saran

Untuk mengatasi kemiskinan, perlu dilakukan upaya peningkatan akses dan kualitas pendidikan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja. Pemerintah harus memperluas program beasiswa dan pelatihan keterampilan, terutama bagi masyarakat miskin, serta memperbaiki infrastruktur pendidikan di daerah terpencil. Lembaga pendidikan perlu menyusun kurikulum yang mendukung pengembangan keterampilan praktis guna meningkatkan daya saing individu di dunia kerja. Selain itu, kerja sama antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat harus diperkuat untuk memastikan pendidikan dapat menjadi alat efektif dalam memutus rantai kemiskinan secara berkelanjutan.


DAFTAR RUJUKAN

Aini, E. N., Isnaini, I., Sukamti, S., & Amalia, L. N. (2018). Pengaruh tingkat pendidikan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat di Kelurahan Kesatrian Kota Malang. Technomedia Journal, 3(1 Agustus), 58-72.

Gayatri, A. M., Muliyani, D., Zainuddin, D., Widjajanto, T., & Alamsyah, M. (2022). Strategi Pengentasan Kemiskinan Dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Melalui Potensi Ketahanan Pangan Lokal Pada Kawasan Geopark Karangsambung-Karangbolong Kabupaten Kebumen. JABE (Journal of Applied Business and Economic), 9(2), 234-246.

Hardana, A. (2023). Hubungan antara kemiskinan dan pendidikan di Indonesia dengan pertumbuhan ekonomi. Studi Ekonomi Dan Kebijakan Publik, 2(1), 7-19.

Ramadhani, M. M. (2023). Analisis strategi pendidikan inklusif berbasis sains dan teknologi dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) 2030 di Indonesia. Seminalu, 1(1), 433-441.

Rizal, R. N. (2015). Apakah Jenjang Pendidikan Dasar Tenaga Kerja Berperan Dalam Mengurangi Kemiskinan Di Indonesia?. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia, 16(1), 2.

Siregar, N. A., & Ritonga, Z. (2018). Analisis Tingkat Pendidikan Dan Tingkat Pendapatan Terhadap Kesejahteraan Sosial Di Kabupaten Labuhanbatu. INFORMATIKA, 6(1), 1-10.

Sudewi, S., & Mardiyanto, M. (2021). Sosialisasi Pentingnya Pendidikan Untuk Memutus Rantai Kemiskinan Dan Pemahaman Bagaimana Mendidik Anak Di Era Digital. Jurnal PkM Pemberdayaan Masyarakat, 2(3), 84-88.

Sukomardojo, T. (2023). Mewujudkan pendidikan untuk semua: Studi implementasi pendidikan inklusif di Indonesia. Jurnal Birokrasi & Pemerintahan Daerah Volume, 5(2), 205-214.

Surbakti, S. P. P., Muchtar, M., & Sihombing, P. R. (2023). Analisis Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Kemiskinan di Indonesia Periode 2015-2021. Ecoplan, 6(1), 37-45.

Susanto, R., & Pangesti, I. (2019). Pengaruh tingkat pendidikan terhadap kemiskinan di DKI Jakarta. JABE (Journal of Applied Business and Economic), 5(4), 340.

Ustama, D. D. (2009). Peranan pendidikan dalam pengentasan kemiskinan. Dialogue, 6(1), 1-12.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun