Malang, Jawa Timur - Relokasi pasar telah memaksa pedagang sembako untuk beradaptasi dengan lingkungan baru dan menyesuaikan strategi bisnis mereka. Meskipun awalnya menghadapi beberapa kesulitan, banyak pedagang sembako telah menemukan cara untuk tetap bertahan dan bahkan meningkatkan pendapatan mereka.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi pedagang sembako adalah kehilangan basis pelanggan yang sudah mapan. Dalam pasar yang baru, mereka harus membangun kembali reputasi dan memperkenalkan produk mereka kepada pelanggan baru. Namun, dengan upaya yang gigih dan kualitas produk yang baik, banyak pedagang sembako berhasil menarik minat pelanggan baru dan membangun kembali basis pelanggan mereka. Selain itu, pedagang sembako juga harus beradaptasi dengan perubahan infrastruktur dan tata ruang pasar yang baru. Mereka harus mengatur ulang tata letak toko mereka, memastikan aksesibilitas yang baik, dan mencari cara untuk menarik perhatian pelanggan.
Bu Yuyun misalnya, beliau adalah salah satu pedagang sembako di Pasar Landungsari. Beliau telah berjualan sejak tahun 1985. Pada saat bu Yuyun masih berjualan di Pasar Dinoyo, beliau merasa bahwa di pasar tersebut letaknya strategis dan aksesnya yang sangat mudah karena terletak di pinggir jalan raya, sehingga toko milik bu Yuyun ramai oleh pembeli. Kemudian karena terjadi perpindahan pasar akibat kebijakan relokasi yang dibuat oleh Pemerintah Kota Malang, menyebabkan semua pedagang di Pasar Dinoyo harus pindah ke Pasar Merjosari untuk sementara waktu.
Bu Yuyun pun akhirnya pindah ke Pasar Merjosari. Beliau mengatakan bahwa lebih enak di Pasar Merjosari karena parkirnya yang luas dan penghasilannya lebih banyak didapatkan. Kemudian pada tahun 2017 terjadi perpindahan lagi dari Pasar Merjosari untuk balik ke Pasar Dinoyo. Sempat terjadi kericuhan antara pedagang dengan pihak aparat kepolisian dan TNI. Para pedagang menolak dipindahkan kembali ke Pasar Dinoyo karena sudah nyaman berada di Pasar Merjosari.
Akhirnya setelah semua pedagang meninggalkan Pasar Merjosari, beberapa di antara mereka ada yang balik ke Pasar Terpadu Dinoyo dan juga ada yang pindah ke Pasar Landungsari, termasuk bu Yuyun yang pindah ke Pasar Landungsari. Beliau mengatakan jika harga sewa tempat disini lebih mahal daripada saat di Pasar Merjosari. Para pembeli pun tidak seramai di Pasar Merjosari sehingga menyebabkan pendapatan yang diperoleh bu Yuyun mengalami penurunan.
Meskipun tantangan yang dihadapi pedagang sembako setelah kebijakan relokasi pasar tidak dapat diabaikan, banyak dari mereka telah berhasil mengatasi hambatan tersebut. Dengan kreativitas, kerja keras, dan dukungan yang tepat, pedagang sembako mampu beradaptasi dengan lingkungan baru dan terus memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan mereka.
Kebijakan relokasi pasar mungkin telah mengubah lanskap bisnis pedagang sembako, namun mereka tetap menjadi bagian penting dari perekonomian lokal. Dengan terus berinovasi dan beradaptasi, pedagang sembako dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi yang berarti bagi masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H