Dari gaya tulisannya, quotes ini tidak terlalu meninggikan bahasa sastra, namun percayalah, apabila kamu sedang putus cinta, quotes ini bagai racun yang ikut mengiyakan keadaanmu.
Yapp, honestly, for the first time I read this book, I felt like it was totally me. Kondisinya terlalu pas dan sangat mewakili, hingga aku benar-banar mengutuk diriku sendiri setelah membaca setengah awal buku ini. Memasuki pertengahan buku ini, mulailah sang Aku membangun new paradigm tentang dirinya sendiri, menyuguhkan quotes yang mengggambarkan satu langkah maju dari rasa terpuruk yang lalu.
"Terima kasih telah datang, kemudian pergi. Terima kasih telah mengajarkan banyak hal bahwa yang baik tak selamanya berakhir baik. Tahun ini aku kembali bertemu dengan pertemuan dan perpisahan. Namun diantara semuanya, kepergianmu yang paling aku ingat. Menyadarkanku bahwa sebenarnya aku kuat."
Dan, hingga akhir kisah buku ini, sosok Aku semakin mempertegas rasanya bahwa ia tak lagi lara. Justru, muncul sosok baru Kamu (lainnya) yang diyakini memberi harapan baru bagi sosok Aku.
Maka lengkaplah alasan Brian memberikan judul "Merayakan Kehilangan" pada kisah ini. Walaupun menurutku agaknya sedikit menyimpang dari isi, namun mungkin Brian menafsirkan buku ini sebagai kisah sosok aku mulai dari ia diperkenalkan akan rasa sakit hinggga akhirnya mampu menyembuhkan luka dan merayakan kehilangannnya kemarin.
Untukku, buku ini bagus dan layak dibaca. Tulisannya yang mengharu biru mampu menusuk nusuk setiap jengkal dirimu yang sedang dalam fase yang sama dengan buku ini. Namun, menurutku bila sang pembaca bukanlah tipe manusia melankolis ataupun manusia baper, mungkin akan terasa weird ketika membaca buku ini sama seperti aku setelah membaca untuk ketiga kalinya.Â
Tetapi, ku simpulkan saja berarti aku sudah berada jauh di depan dari rasa terpurukku kemarin(Alhamdulillah). And also, first time I read this book, rasanya seperti ditampar sangat keras namun juga lucu karena nyatanya aku benar-benar fools in love wkwk. Jadilah buku ini mampu mengobrak abrik perasaanku saat itu.Â
Hal lain yang menarik dari buku ini adalah, untuk ukuran terbitan tahun 2016, ini termasuk novel yang cukup iconic dengan lembaran penuh variasi dan beberapa kertas berwarna hitam yang semakin mengkalutkan perasaan hati. Overall, buku ini aku kasih rate 3,7/5.
Ya I gave that score because ada hal-hal yang aku rasa justru mengurangi feel dalam membaca buku ini. Pertama, buku ini tidak mementioned jenis buku apa sebenarnya buku ini. Lalu, ada bagian-bagian yang aku rasa cukup wierd di dalamnya. Ditambah, sometimes quotes yang disajikan not connected each other. Jadi, lebih mirip kayak puzzle yang sedikit dipaksakan untuk bersatu.
Yapp that's all of my review about this book, I hope it help you a little bit and happy reading, guys.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H