Mohon tunggu...
yavvanya_
yavvanya_ Mohon Tunggu... Mahasiswa - penulis

“Rasa ingin tahu adalah kualitas terbaik dalam jurnalisme.”

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Tragis!! Dokter India yang Diperkosa dan Dibunuh Usai Bekerja di Rumah Sakit

4 November 2024   12:16 Diperbarui: 4 November 2024   12:22 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kronologi tragis dokter India diperkosa dan dibunuh usai bekerja di rumah sakit 36 jam non stop. Kasus ini menjadi viral serta trending di dunia.

Beberapa ingin tahu kronologi tragis dokter India diperkosa dan dibunuh usai bekerja di rumah sakit 36 jam non stop. Adapun, korban dokter tersebut bernama Moumita Debnath.

DR MOUMITA DEBNATH

Dia seorang dokter siswa sarjana (PGT) tahun kedua di R.G Kar Medical College di Kolkata Utara. Tentunya kasus kematiannya membuat Dokter di India mogok serta meminta keadilan. Sebab kronologi tragis dokter India diperkosa dan dibunuh usai bekerja di rumah sakit 36 jam non stop membuat dokter di India. Moumita Debnath, seorang mahasiswa pascasarjana tahun kedua, ditemukan tewas dalam keadaan yang mencurigakan.

Dilansir Hindiaparrika, jasadnya ditemukan di aula seminar rumah sakit, setengah telanjang, dengan tanda-tanda penyerangan permekosaan berat. Pada malam kematiannya, Moumita sedang bertugas di rumah sakit dan memutuskan untuk beristirahat di aula seminar karena kurangnya fasilitas istirahat yang layak.

Jasadnya ditemukan keesokan paginya oleh staf rumah sakit, dan kecurigaan langsung muncul bahwa ia telah diserang dan dibunuh.

Laporan otopsi mengungkapkan rincian yang mengerikan. Para dokter yang memeriksa laporan tersebut mengindikasikan bahwa sifat luka-luka tersebut menunjukkan kemungkinan pemerkosaan dengan banyak pelaku.

Laporan tersebut menunjukkan bahwa sejumlah besar 150ml sperma ditemukan di tubuhnya, yang menyiratkan bahwa banyak pelaku mungkin terlibat. Laporan tersebut juga mencatat cedera yang menyebabkan pendarahan dari mata, detail yang telah menyebabkan kejutan dan ketidakpercayaan tambahan.

Sementara itu, kasus ini dengan cepat meningkat seiring munculnya tuduhan penyerangan dan pembunuhan, yang menyebabkan penyelidikan intensif dan kemarahan publik.

Laporan awal menunjukkan bahwa beberapa orang mungkin terlibat dalam kejahatan tersebut. Kasus ini sedang diselidiki, dan ada spekulasi tentang keterlibatan lebih dari satu orang, yang menunjukkan kemungkinan adanya konspirasi.

Karena kasus ini sangat terkenal dan kemarahan publik, ada tuntutan untuk mengalihkan penyelidikan ke Biro Investigasi Pusat (CBI) untuk memastikan penyelidikan yang tidak memihak dan menyeluruh.

Ada dugaan bahwa tokoh-tokoh berpengaruh, termasuk para pemimpin politik, mungkin terlibat dalam kejahatan tersebut atau mencoba memengaruhi penyelidikan. Hal ini telah memicu kemarahan dan tuntutan keadilan lebih lanjut dari masyarakat.

Pihak berwenang telah dikritik karena penanganan mereka terhadap kasus ini, dengan beberapa pihak menuduh polisi tidak berbuat cukup banyak untuk mencegah kejahatan atau melindungi para pengunjuk rasa.

Ada beberapa dugaan kebocoran dalam kasus ini, termasuk cerita-cerita terperinci yang mengklaim mengungkap seluruh rangkaian kejadian dan nama-nama sebenarnya dari mereka yang terlibat.

Kebocoran ini telah memicu spekulasi dan perdebatan yang intens, yang semakin mempersulit penyelidikan yg sdh menjadi sorotan publik. Meskipun keaslian kebocoran ini tidak psti, kebocoran ini telah menambah tuntutan masyarakat untk penyelidikan yang transparan dan menyeluruh.

Menurut sumber CBI, diyakini bahwa dokter tersebut disingkirkan untuk mencegahnya mengungkap jaringan perdagangan organ ilegal yang beroperasi di dalam rumah sakit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun