Mohon tunggu...
yavvanya_
yavvanya_ Mohon Tunggu... Mahasiswa - penulis

“Rasa ingin tahu adalah kualitas terbaik dalam jurnalisme.”

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Optimalisasi KKN: Sosialisasi dan Pembuatan Pupuk Organik di Dusun Banyunganti Kidul Untuk Mengurangi Penggunaan Pupuk Kimia

14 Oktober 2024   14:58 Diperbarui: 14 Oktober 2024   15:06 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam rangka mendukung pertanian yang lebih sehat dan ramah lingkungan, mahasiswa KKN 114 Kelompok 20 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta di Dusun Banyunganti Kidul mengadakan sosialisasi dan praktik pembuatan pupuk organik

Kegiatan ini melibatkan ibu-ibu Kelompok Wanita Tani (KWT) dengan tujuan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia dan mengedukasi warga tentang manfaat pupuk organik dari limbah sayur rumah tangga.

Mengapa Pupuk Organik?

Penggunaan pupuk kimia memang dapat meningkatkan hasil panen dalam jangka pendek, namun dalam jangka panjang, efeknya pada tanah bisa merusak. Kesuburan tanah menurun, mikroorganisme tanah mati, dan lingkungan menjadi tercemar. Oleh karena itu, pemanfaatan pupuk organik yang terbuat dari bahan-bahan alami seperti limbah sayur menjadi solusi yang tepat.

Pupuk organik ini dibuat dari limbah sayur rumah tangga, molase (gula merah), air, dan EM4, sebuah mikroorganisme fermentasi yang sangat efektif dalam membantu proses dekomposisi limbah. Proses pembuatan pupuk ini mudah dilakukan oleh warga, khususnya ibu-ibu KWT, dan bisa diaplikasikan langsung ke kebun-kebun yang dikelola oleh warga Dusun Banyunganti Kidul.

Tahapan Sosialisasi

Sosialisasi diawali dengan penjelasan mengenai bahaya pupuk kimia terhadap lingkungan dan kesehatan tanah. Peserta diperkenalkan pada konsep pertanian berkelanjutan, di mana pupuk organik menjadi alternatif yang lebih aman. Para mahasiswa KKN memberikan paparan tentang proses dekomposisi limbah organik yang menghasilkan pupuk kaya nutrisi bagi tanaman.

Setelah teori, peserta diajak langsung untuk mempraktikkan cara membuat pupuk organik. Proses ini sederhana:

Sumber Olahan penulis
Sumber Olahan penulis

1. Kumpulkan limbah sayur yang masih segar, seperti daun, kulit buah, dan sisa potongan sayur.

2. Campurkan molase atau gula merah sebagai sumber energi bagi mikroorganisme.

3. Tambahkan air secukupnya untuk membantu proses fermentasi.

4. Masukkan EM4 yang berfungsi mempercepat proses penguraian limbah organik.

5. Diamkan campuran tersebut selama beberapa minggu hingga proses fermentasi selesai.

Pupuk yang dihasilkan dari proses ini kemudian akan digunakan oleh ibu-ibu KWT di kebun-kebun mereka.

Dampak Positif

Selain ramah lingkungan, penggunaan pupuk organik ini memiliki dampak ekonomi yang positif. Dengan memanfaatkan limbah sayur, warga dapat mengurangi pengeluaran untuk membeli pupuk kimia. Pupuk organik juga memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kesuburan jangka panjang, dan menghasilkan tanaman yang lebih sehat.

Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengetahuan baru kepada ibu-ibu KWT, tetapi juga mengajak mereka untuk terlibat aktif dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Dengan adanya program ini, diharapkan penggunaan pupuk kimia di Dusun Banyunganti Kidul dapat berkurang secara signifikan, dan pertanian organik menjadi pilihan utama dalam jangka panjang.

Melalui kegiatan ini, mahasiswa KKN 114 Kelompok 20 UIN Sunan Kalijaga berharap bisa memberikan kontribusi nyata dalam menciptakan pertanian yang lebih berkelanjutan di tingkat pedesaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun