Dalam rangka mendukung pertanian yang lebih sehat dan ramah lingkungan, mahasiswa KKN 114 Kelompok 20 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta di Dusun Banyunganti Kidul mengadakan sosialisasi dan praktik pembuatan pupuk organik.
Kegiatan ini melibatkan ibu-ibu Kelompok Wanita Tani (KWT) dengan tujuan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia dan mengedukasi warga tentang manfaat pupuk organik dari limbah sayur rumah tangga.
Penggunaan pupuk kimia memang dapat meningkatkan hasil panen dalam jangka pendek, namun dalam jangka panjang, efeknya pada tanah bisa merusak. Kesuburan tanah menurun, mikroorganisme tanah mati, dan lingkungan menjadi tercemar. Oleh karena itu, pemanfaatan pupuk organik yang terbuat dari bahan-bahan alami seperti limbah sayur menjadi solusi yang tepat.
Pupuk organik ini dibuat dari limbah sayur rumah tangga, molase (gula merah), air, dan EM4, sebuah mikroorganisme fermentasi yang sangat efektif dalam membantu proses dekomposisi limbah. Proses pembuatan pupuk ini mudah dilakukan oleh warga, khususnya ibu-ibu KWT, dan bisa diaplikasikan langsung ke kebun-kebun yang dikelola oleh warga Dusun Banyunganti Kidul.
Tahapan Sosialisasi
Sosialisasi diawali dengan penjelasan mengenai bahaya pupuk kimia terhadap lingkungan dan kesehatan tanah. Peserta diperkenalkan pada konsep pertanian berkelanjutan, di mana pupuk organik menjadi alternatif yang lebih aman. Para mahasiswa KKN memberikan paparan tentang proses dekomposisi limbah organik yang menghasilkan pupuk kaya nutrisi bagi tanaman.
Setelah teori, peserta diajak langsung untuk mempraktikkan cara membuat pupuk organik. Proses ini sederhana:
1. Kumpulkan limbah sayur yang masih segar, seperti daun, kulit buah, dan sisa potongan sayur.