Mohon tunggu...
Vanya Manuella
Vanya Manuella Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas Katolik Parahyangan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Papua Ingin "Memisahkan Diri"? Apa Kabar Integrasi Nasional?

19 Oktober 2022   18:32 Diperbarui: 14 Desember 2022   23:47 997
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Vanya Manuella (6162201002)

Papua ingin "memisahkan diri" dari Indonesia tentunya bukan tanpa alasan. Lalu, apa yang salah dari integrasi nasional di Indonesia yang membuat Papua ingin "memisahkan diri"? Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut, tentunya kita harus memahami arti dan konsep dari integrasi nasional terlebih dahulu.

Apa itu integrasi nasional? Integrasi nasional merupakan proses penyatuan wilayah di suatu negara yang mana di dalam negara tersebut terdapat berbagai perbedaan. Misalnya, perbedaan agama, bahasa, suku, budaya, ras, kasta, golongan, latar belakang, serta faktor kebangsaan lainnya.

Integrasi nasional adalah rasa solidaritas dan persatuan yang dirasakan oleh warga negara untuk membangun negaranya menjadi negara yang kuat dan sejahtera, serta untuk menjaga persatuan dan kesatuan di negara tersebut. Dalam integrasi nasional, warga negara tidak saling melihat perbedaan yang ada.

Selain mengetahui arti dari integrasi nasional, kita juga perlu mengetahui konsep dari integrasi nasional bangsa Indonesia. Secara umum, konsep integrasi nasional dibagi menjadi dua macam, yaitu konsep integrasi nasional secara vertikal dan konsep integrasi nasional secara horizontal.

Konsep integrasi nasional secara vertikal melibatkan hubungan rakyat dengan pemerintah yang hubungannya saling terintegrasi secara vertikal. Konsep integrasi nasional ini mencakup cara yang akan ditempuh suatu bangsa dalam proses mempersatukan rakyat dengan pemerintah. Konsep integrasi nasional ini juga mencakup bagaimana pemerintah pusat dan pemerintah daerah dapat terintegrasi.

Konsep integrasi nasional secara horizontal mencakup cara mempersatukan bangsa Indonesia yang memiliki tingkat kemajemukan yang relatif tinggi, serta cara membangun identitas nasionalis. Sehingga, masyarakat yang mempunyai perbedaan agama, bahasa, suku, budaya, ras, kasta, golongan, latar belakang, serta faktor kebangsaan lainnya, dapat bersatu.

Integrasi nasional dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika merupakan suatu upaya untuk menyatukan berbagai perbedaan budaya atau kelompok sosial yang ada dalam satu wilayah untuk membentuk satu kesatuan yang harmonis dalam satu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dengan kata lain, integrasi nasional bangsa Indonesia adalah keinginan dan kesadaran rakyat Indonesia untuk bersatu menjadi satu negara, negara Indonesia.

Integrasi nasional merupakan satu-satunya cara untuk mengatasi masalah sosial yang ada di masyarakat, serta memperkuat solidaritas dan persatuan dari suatu wilayah atau negara. Masalah sosial yang ada, misalnya, ketimpangan, keragaman, diskriminasi ras, dan lain-lain, terhadap penduduk asli Papua.

Saling menghargai dan menghormati adalah salah satu bentuk dari integrasi nasional yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sangat penting untuk diterapkan dalam masyarakat majemuk seperti bangsa Indonesia. Kita harus bisa untuk saling menghargai dan menghormati di antara orang-orang yang berbeda agama, bahasa, suku, budaya, ras, kasta, golongan, dan latar belakang.

Namun, sikap saling menghargai dan menghormati di Indonesia kurang direalisasikan terhadap penduduk asli Papua. Banyak dari mereka yang mendapatkan ungkapan dan perlakuan rasis dari sesama rakyat Indonesia. Contohnya, mahasiswa Papua di berbagai daerah, seringkali menjadi korban stigma dan prasangka masyarakat. Mereka pun menjadi sulit untuk mendapatkan tempat tinggal karena dianggap sebagai pemabuk, biang onar, dan berbagai stigma negatif lainnya. Hal ini telah lama terjadi dan terus terjadi. Apabila masih terus berkelanjutan, maka tidak heran, jika penduduk asli Papua ingin "melepaskan diri" dari Indonesia.

Selain itu, alasan kedua yang menyebabkan Papua ingin "melepaskan diri" dari Indonesia, yaitu karena Papua mempunyai hubungan budaya yang lebih kuat dengan beberapa negara tetangga. Contohnya, Papua Barat memiliki kesamaan budaya dengan negara tetangga di bagian Timur, seperti Papua Nugini dan wilayah Timur Pasifik. Dengan adanya kesamaan budaya, penduduk asli Papua Barat akan lebih memiliki hubungan emosional seperti saudara dengan para tetangganya.

Alasan yang ketiga, yaitu faktor kekayaan alam. Kekayaan alam di Papua sudah sangat terkenal di Indonesia. Hal ini menjadi sumber daya yang seharusnya mampu dimanfaatkan oleh Papua untuk kepentingan penduduk lokal. Namun, selama ini, penduduk di luar Papua lah yang lebih banyak mengelola sumber daya alam di Papua. Maka dari itu, faktor kekayaan alam ini juga berpotensi untuk menjadi alasan mengapa Papua ingin "melepaskan diri" dari Indonesia, yaitu untuk mengelola sumber daya alamnya secara mandiri.

Semua masalah sosial atau alasan yang muncul di sini disebabkan oleh kurangnya integrasi nasional bangsa Indonesia. Kita semua harus memahami betapa pentingnya integrasi nasional ini, termasuk dengan makna dan tujuan yang sebenarnya dari integrasi nasional tersebut. Di sini, integrasi nasional hanya mungkin terjadi apabila setiap komunitas mau untuk hidup bersama dalam damai, mau menghargai komunitas lain, mau mencintai orang-orang dari komunitas lain, serta mau untuk menghormati budaya dan tradisi orang lain.

Kita juga perlu memahami arti sebenarnya dari Bhinneka Tunggal Ika di Indonesia. Ini berarti harus ada persatuan yang mengalahkan perbedaan besar seperti keanekaragaman atau kemajemukan di Indonesia. Sebagai generasi muda, kita adalah masa depan bagi negara kita, maka dari itu, kita harus sepenuhnya memahami dan melakukan tanggung jawab kita terhadap bangsa kita, serta melakukan semua kegiatan yang diperlukan untuk membangun integrasi nasional di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun