Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan?
Kepemimpinan (leadership) sebagai suatu keahlian dalam memberikan pengaruh pada individu atau sekelompok orang untuk memperoleh visi atau tujuan. Seorang pemimpin dalam dilihat dari bagaimana pemimpin tersebut dapat mempengaruhi orang lain dengan kharisma yang dimilikinya dan juga dapat mengendalikan semua situasi dan kondisi yang sedang dihadapinya di lingkungannya. Seorang pemimpin juga harus memiliki kestabilan emosi dalam memimpin para anggota di bawahnya dan bersikap adil kepada para anggota-anggota. Kepemimpinan (leadership) dalam organisasi tidak bisa dipisahkan dari ilmu manajemen. Tanpa adanya kepemimpinan tidak mugkin suatu organisasi dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan.
Seberapa pentingkah kepemimpinan?
Pemimpin dalam sebuah organisasi memiliki peranan penting dalam mengarahkan dan mempengaruhi para bawahannya. Karena adanya pimpinan dapat menjadi salah satu ujung tombak dari kesuksesan pada organisasi, tanpa adanya orang yang mengatur dan mengarahkan suatu organisasi niscaya organisasi tersebut dapat mencapai tujuannya sesuai dengan visi dan misinya. Oleh sebab itu, diperlukan figur seorang pemimpin untuk dapat mengelola dan mengatur organisasi untuk mencapai tujuan-tujuannya. Peran pimpinan diantaranya ialah dapat mengatur konflik pada organisasi yang dipimpinnya sehingga konflik tersebut dapat diselesaikan dengan baik dan tidak ada yang dirugikan. Pemimpin merupakan seorang yang positif dan penuh percaya diri yang memiliki visi, misi dan nilai etika yang tinggi, dengan kemampuan menyampaikan gagasan dan mampu dalam rangka mendorong dan berhubungan baik dengan orang lain. Kepemimpinan akan menjadi faktor penentu keberhasilan dalam suatu organisasi. Hal ini dikarenakan kepemimpinan menjadi titik pusat adanya perubahan signifikan dalam organisasi, kepemimpinan menjadi kepribadian yang memiliki dampak dan kepemimpinan merupakan seni dalam menciptakan kesesuaian dan kestabilan organisasi.
Adapun pendekatan kepemimpinan yang diterapkan dalam organisasi:
1. Pendekatan Sifat atau Trait Approach
Dalam pendekatan sifat timbul pemikiran bahwa pemimpin itu dilahirkan, pemimpin bukan dibuat. Pemikiran semacam itu dinamakan pemikiran “Hereditary” (turun temurun). Pendekatan secara turun temurun bahwa pemimpin dilahirkan bukan dibuat, pemimpin tidak dapat memperoleh kemampuan dengan belajar/latihan tetapi dari menerima warisan, sehingga menjamin kepemimpinan dalam garis turun temurun dilakukan antar anggota keluarga. Dengan demikian kekuasaan dan kesejahteraan dapat dilangsungkan pada generasi berikutnya yang termasuk dalam garis keturunan keluarga yang saat itu berkuasa.
2. Pendekatan perilaku atau Behavior Approach
Pendekatan ini biasa memiliki peranan penting terhadap apa yang dilakukan pemimpin, pemimpin bisa dianggap gagal maupun berhasil jika memiliki suatu gaya bersikap dan bertindak dalam kepemimpinannya. Pemimpin yang memiliki perilaku baik biasanya dapat menjalankan berbagai tugas dan bisa menjadi contoh yang relatif baik serta mampu berkomunikasi baik dengan bawahnnya. Maka dari hal ini pendekatan perilaku penting untuk dilakukan langsung oleh pemimpin.
3. Pendekatan Kontingensi
Dalam pandangan ini dikenal dengan sebutan “One Best Way”(Satu yang terbaik), artinya untuk mengurus suatu organisasi dapat dilakukan dengan paralek tunggal untuk segala situasi. Padahal kenyataannya tiap-tiap organisasi memiliki ciri khusus bahkan organisasi yang sejenis akan menghadapi masalah berbeda lingkungan yang berbeda, pejabat dengan watak dan perilaku yang berbeda. Oleh karena itu tidak dapat dipimpin dengan perilaku tunggal untuk segala situasi. Situasi yang berbeda harus dihadapi dengan perilaku kepepimpinan yang berbeda.