Jika dilihat dalam film Mulan, ada sosok ayah yang mendukung putrinya dalam melatih bakat. Mulan seorang perempuan yang memiliki 'chi' atau tenaga dalam yang lebih besar dibanding dengan perempuan lainnya, bahkan lebih dari laki-laki.
Disaat ayah Mulan bangga padanya karena bisa bela diri, banyak yang tidak suka pada Mulan. Hingga dikatakan bahwa Mulan akan kesulitan dalam masa perjodohan yang dilakukan.
Hal ini membuat Mulan ingin membuktikan bahwa perempuan juga memiliki jiwa patriot akan negaranya. Satu adegan lagi yang menurut penulis menarik yaitu, ketika Mulan diberi tawaran apakah ia ingin menjadi prajurit pribadi Raja ia justru memilih untuk kembali pada keluarganya.
Disimpulkan, bahwa feminisme tidak hanya selalu sesosok perempuan sendiri yang memperjuangkan hak-haknya. Walaupun memang teori ini membahas tentang ideologi kesetaraan gender perempuan dalam memperjuangkan hak-haknya, tetapi ada sosok lelaki yang hebat untuk selalu mendukung.
Kebebasan dalam mencari ilmu, pengalaman tidak dapat dibatasi hanya karena perbedaan jenis kelamin. Perempuan memiliki perasaan lebih sensitif bukan berarti perempuan tidak mampu mengerjakan pekerjaan yang dilakukan laki-laki saja.
Perempuan diciptakan tidak hanya sebagai pemanis dan pelengkap saja. Namun perempuan ada untuk mengayomi serta mengajarkan rasa setia dalam keluarga.
Tetapi, walaupun adanya teori feminisme bukan berarti perempuan bisa seenaknya menuntut lebih pada laki-laki. Teori ini hanya mengingatkan kita bahwa perempuan juga memiliki kemampuan sama seperti laki-laki lakukan.
Daftar Pustaka:
https://uad.ac.id/id/kartini-jalan-menjemput-takdir/
file:///C:/Users/acer/Downloads/14437-31219-1-PB.pdf