Analisis Wacana: Jenis-Jenisnya
Ada berbagai jenis wacana. Berbagai jenis wacana dapat dikelompokkan menurut dasar tertentu. Dasar-dasar ini termasuk keaktifan peserta komunikasi, tujuan pembuatan wacana, bentuk wacana, pengungkapan langsung atau tidak, genre sastra, isi, dan dunia maya (Baryadi, 2002).
Dua jenis wacana adalah wacana lisan (bicara) dan wacana tertulis (tulis). Wacana lisan adalah wacana yang diucapkan dan diterima dan dipahami oleh orang yang mendengarkannya. Ini karena wacana lisan dihasilkan dari interaksi atau hubungan komunikatif secara verbal antara para peserta komunikasi (Tarigan 1987: 52).Â
Contoh wacana lisan termasuk diskusi, rapat, musyawarah, percakapan melalui telepon, mantra, ceramah, khotbah, stand up comedy, dan pidato; interogasi antara dokter dan pasien; tawar menawar dalam peristiwa jual beli; dan dialog antara dokter dan pasien.
Wacana yang didokumentasikan secara tertulis disebut wacana tertulis. Penerima harus membaca wacana tertulis agar mereka dapat menerima dan memahaminya. Karena proses pemroduksian wacana ini tidak dapat ditanggapi secara langsung oleh penerimanya, wacana ini sering dikaitkan dengan wacana noninterkatif (Baryadi 1989: 4).Â
Surat, pengumuman tertulis, berita di surat kabar, tajuk rencana, iklan cetak, cerita pendek, novel, naskah drama, wacana prosedural, dan undang-undang adalah beberapa contoh jenis wacana tertulis.
Wacana terbagi menjadi tiga kategori: wacana monolog (monologue discourse), wacana dialog (dialogue discourse), dan wacana polilog (polylogue discourse) atau percakapan (conversation atau exchange). Wacana monolog adalah wacana di mana hanya satu orang yang berbicara. Ini dapat dibagi menjadi wacana monolog tertulis, seperti wacana berita, pengumuman, kampanye, petuah, dan ceramah. Wacana dialog adalah wacana di mana dua orang berbicara dan mendengarkan satu sama lain.
 Tugas interogasi polisi dengan pesakitan, tegur sapa, tanya jawab guru dengan murid, percakapan dokter dan pasien, dan tawar-menawar dalam peristiwa jual-beli adalah contoh wacana dialog. Polilog adalah wacana yang terdiri dari tiga jalur atau lebih.Â
Karena keduanya melibatkan orang yang bertukar peran sebagai pembicara dan pendengar, pemroduksian wacana polilog hampir sama dengan pemroduksian wacana dialog. Percakapan, diskusi, rapat, musyawarah, sidang, dan sarasehan adalah beberapa contoh wacana polilog.
Menurut teori langsung-tidaknya pengungkapan, wacana dibagi menjadi dua jenis: wacana langsung dan wacana tidak langsung. Yang pertama adalah kutipan dari wacana yang sebenarnya, yang dibatasi oleh pungtuasi dan intonasi (Kridalaksana 1993: 231).Â
Yang kedua adalah pengungkapan kembali wacana tanpa mengutip secara harfiah kata-kata yang digunakan pembicara, seperti klausa subordinatif, kata "bahwa", dan sebagainya.
Berbicara dapat dibagi menjadi diskusi politik, olahraga, ekonomi, ilmiah, filsafat, pertanian, pendidikan, dan sebagainya berdasarkan isinya. Wacana-wacana ini memiliki daftar yang berbeda. Jenis wacana baru yang muncul di dunia maya harus didata dan dikodifikasi untuk membedakan mereka. Ini terjadi seiring dengan pesatnya penggunaan teknologi informasi.
Penulis:
Vania Salsabila
Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H