Mohon tunggu...
Vannya Azzahra
Vannya Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

pernah bekerja sama dengan media dan juga membantu membuat press release di sebuah instansi pada saat magang

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ketahui dan Pahami 4 Tipe Luka Inner Child yang Sering Terjadi, Apakah Kamu Pernah Mengalaminya?

7 Maret 2024   15:03 Diperbarui: 7 Maret 2024   15:20 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika melangkah ke dalam kehidupan dewasa, seringkali kita membawa beban dari masa kecil yang mungkin tidak kita sadari. Luka-luka inner child dapat menjadi penentu dalam cara kita berinteraksi, membentuk pola pikir, dan mempengaruhi kesejahteraan emosional kita. 

Dalam menjalani perjalanan menuju pemulihan, penting untuk mengenali dan memahami tipe-tipe luka inner child yang mungkin pernah kita alami. Mari kita telaah bersama dan melangkah menuju kesembuhan!

  1. Guilt Wound

Luka inner child tipe "guilt wound" mencerminkan pengalaman masa kecil di mana individu seringkali diberi perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak pantas. Ini mungkin disebabkan oleh lingkungan keluarga yang otoriter, di mana norma-norma yang sangat ketat atau tidak realistis diterapkan, dan kesalahan kecil bisa menjadi sumber hukuman atau kritik berlebihan. 

Sebagai contoh, seorang anak mungkin merasa bersalah karena tidak dapat memenuhi ekspektasi yang tinggi dari orang tua atau penjaga, meskipun tuntutan tersebut seharusnya tidak seberat itu.

Dampak "guilt wound" ini dapat terus terasa hingga dewasa. Individu yang mengalami luka ini mungkin cenderung merasa bersalah atau tidak berharga, bahkan ketika mereka melakukan prestasi yang signifikan. 

Mereka mungkin juga mengalami kesulitan dalam menerima pujian atau menginternalisasi kesuksesan mereka karena rasa bersalah bawaan dari masa kecil yang terus menghantui. 

Kesadaran akan tipe luka ini dapat menjadi langkah pertama dalam perjalanan penyembuhan, memungkinkan seseorang untuk memahami asal-usul perasaan bersalah dan mengembangkan kemampuan untuk melepaskan beban tersebut demi kehidupan yang lebih sehat dan bahagia.

  1. Abandonment Wound

Luka inner child tipe "abandonment wound" berakar pada pengalaman masa kecil dimana seseorang merasa ditinggalkan atau diabaikan secara emosional. Ini bisa disebabkan oleh berbagai situasi, seperti perceraian orang tua, kematian salah satu orang tua, atau pengabaian emosional yang konstan. 

Sebagai contoh, seorang anak yang ditinggalkan oleh salah satu orang tua atau yang tidak mendapatkan perhatian yang cukup dapat mengalami "abandonment wound."

Dampak dari luka ini dapat membentuk pola hubungan di masa dewasa. Individu dengan "abandonment wound" mungkin mengalami ketakutan terhadap keintiman, kesulitan dalam mempercayai orang lain, atau bahkan menjauhkan diri secara emosional untuk menghindari rasa takut ditinggalkan. 

Kesadaran terhadap luka ini dapat membantu seseorang untuk memahami pola-pola tersebut dan bekerja menuju penyembuhan, mungkin melalui dukungan psikologis, terapi, atau upaya pribadi dalam membangun hubungan yang sehat dan kokoh.

  1. Trust Wound

Luka inner child tipe "trust wound" berkaitan dengan kurangnya kepercayaan atau pengkhianatan yang dialami dalam hubungan dekat selama masa kecil. Ini dapat muncul ketika seseorang mengalami pengkhianatan dan ketidaksetiaan dari orang-orang yang seharusnya dapat dipercayai, seperti orang tua, saudara, atau teman dekat. Misalnya, seorang anak yang berulang kali disakiti oleh orang yang seharusnya melindungi dan mempercayainya mungkin mengembangkan "trust wound."

Dampak dari luka ini dapat termanifestasi dalam hubungan dewasa, di mana seseorang mungkin sulit untuk mempercayai orang lain, selalu mencari tanda-tanda pengkhianatan, atau bahkan mungkin menolak untuk membuka diri secara emosional. 

Penting untuk menyadari dan memahami luka ini agar dapat bekerja menuju penyembuhan. Proses penyembuhan dapat melibatkan pembentukan kembali pola pikir seputar kepercayaan, membangun batasan yang sehat, dan mungkin mencari bantuan profesional untuk mendukung perjalanan penyembuhan tersebut.

  1. Neglect wound

Luka inner child tipe "neglect wound" terjadi ketika seorang anak mengalami kurangnya perhatian, dukungan, atau kasih sayang yang cukup dari orang tua atau caregiver selama masa pertumbuhan. 

Situasi di mana anak merasa ditinggalkan atau diabaikan secara emosional dapat menyebabkan "neglect wound" ini. Misalnya, orang tua yang sibuk bekerja terus-menerus dan tidak memberikan perhatian yang cukup kepada anak mereka bisa menyebabkan luka ini.

Efek dari luka ini dapat mencakup perasaan tidak berharga, kurangnya rasa percaya diri, dan kesulitan dalam membentuk hubungan yang sehat. Seseorang yang mengalami "neglect wound" mungkin mengembangkan kebutuhan konstan akan validasi dari orang lain dan kesulitan untuk mengatasi perasaan kesepian. 

Proses penyembuhan melibatkan pengakuan bahwa luka ini ada, bekerja untuk meningkatkan rasa nilai diri, dan belajar memberikan perhatian dan kasih sayang pada diri sendiri. Bantuan profesional juga dapat menjadi bagian integral dari proses penyembuhan ini.

Mengenali dan memahami tipe luka inner child dapat menjadi langkah awal yang penting dalam perjalanan menuju penyembuhan diri. Menyadari dampak emosional dari masa kecil membuka peluang untuk memperbaiki hubungan dengan diri sendiri dan orang lain. 

Proses penyembuhan memerlukan kesabaran dan komitmen, tetapi hasilnya dapat membawa kebahagiaan dan kesehatan mental yang lebih baik. Segera bergerak menuju pertumbuhan pribadi dan kesejahteraan emosional dengan memahami dan menyembuhkan luka inner child.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun