Mohon tunggu...
Vannia Gloria
Vannia Gloria Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

-

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Tekan Inflasi Lewat Gerakan Tanam Cabai, Desa Amang Ngabang Dicanangkan Jadi Kampung Cabai

30 November 2023   12:43 Diperbarui: 30 November 2023   12:50 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

NGABANG -- Pemerintah Kabupaten Landak melalui Dinas Pertanian, Perikanan, dan Ketahanan Pangan (DPPKP) Kabupaten Landak menggelar gerakan tanam cabai di Kampung Cabai Desa Amang, Kecamatan Ngabang Selasa (21/11).

Penjabat Bupati Landak Samuel menuturkan pencanangan gerakan tanam cabai tersebut bertujuan untuk menekan angka inflasi di wilayah tersebut.

Komoditas cabai adalah salah satu penyumbang inflasi di Indonesia, tidak terkecuali di Kabupaten Landak.

Samuel menerangkan, pemerintah pusat dan daerah rutin melakukan rapat bersama setiap minggu untuk memantau inflasi agar tidak terjadi terus-menerus.

"Seperti yang kita ketahui bahwa jika inflasi terus tinggi dan tidak terkendali dapat menyebabkan ketidakstabilan ekonomi, menurunnya daya beli masyarakat, dan mengganggu perencanaan keuangan individu dan bisnis," terang Samuel di Ngabang.

Dirinya mengaku sangat menyambut baik dan turut bergembira serta bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas diselenggarakannya kegiatan Gerakan Tanam Cabai untuk pengembangan kampung cabai di Desa Amang ini.

"Gerakan Tanam Cabai dengan memanfaatkan lahan atau pekarangan rumah dimaksudkan agar masyarakat bisa memenuhi sendiri kebutuhan cabai secara mandiri dan kebutuhan pasar sehingga berdampak pada upaya menekan inflasi yang disumbang oleh cabai," ungkap Samuel.

Menurut Samuel, cabai merupakan komoditas holtikultura potensial yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan memiliki potensi untuk terus dikembangkan.

Cabai juga menduduki posisi penting dalam menu pangan.

Walaupun diperlukannya dalam jumlah kecil, namun setiap hari dikonsumsi oleh hampir seluruh penduduk Indonesia.

Akan tetapi, lanjut Samuel, produksinya bersifat musiman, sementara ketersediaan untuk konsumsi masyarakat harus terpenuhi sepanjang tahun.

Keadaan ini menyebabkan fluktuasi harga cabai sangat tinggi, bergantung pada keseimbangan pasar.

"Pada saat produksi melimpah yaitu pada saat musim panen, harga cabai berada pada titik termurah, sedangkan kondisi sebaliknya terjadi pada saat bukan musim panen, ditambah lagi dengan kondisi cuaca yang tidak menentu, sehingga mempengaruhi produksi cabai," jelas Samuel.

Samuel juga mengapresiasi Gapoktan Guam Dupah di Desa Amang Kecamatan Ngabang yang telah bersedia menerima dan menjalankan program pemerintah yaitu program pengembangan kampung cabai.

Program itu adalah kontribusi nyata yang dilakukan oleh petani untuk membantu Pemerintah menekan inflasi.

"Selain itu cabai merupakan komoditas sayuran unggul nasional dan daerah. Komoditas unggulan merupakan komoditas yang layak diusahakan karena memberikan keuntungan kepada petani, baik secara biofisik, sosial maupun ekonomi," tutup samuel.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun