Pada tahun 2000an lagu-lagu anak seakan-anak lenyap dari peredaran dan lama kelamaananak-anak cenderung lebih memilih lagu-lagu Pop Dewasasebagai lagu kesukaan mereka. Anak-anak yang dulu dengan mudah hafal lagu-lagu anak, hingga saat ini lebih hafal lagu-lagu Pop Dewasa yang kebanyakan bertemakan “Cinta”.
Para pencipta lagu anak, yang pernah terkenal seperti Ibu Kasur, Papa T-Bob, dan lain-lain, seakan-akan menghilang dan tidak pernah muncul kembali. Selain itu, tidak ada lagi pencipta-pencipta lagu yang terkenal dan Penyanyi anak seperti Joshua, Tasya, Eno lerian, Chikitameidy, Tina Toon yang mempunyai karakter dan gaya menyanyi masing masing pun sudah tidak pernah muncul kembali, Generasi penerus para pencipta lagu dan penyanyi cilik yang nge-top pun tidak ada lagi.
Lagu dewasapun mempunyai dampak negative bagi anak anak, salah satunya adalah anak anak menjadi cepat dewasa, karena anak anak mengikuti trend penyanyi yang diidolakan oleh anak anak, apabila anak anak mengikuti trend penyanyi tersebut, otomatis anak anak akan terbawa kedalam kehidupan penyanyi tersebut, sehingga membuat anak anak menjadi dewasa sebelum waktunya.
Tugas Industri music Indonesia agar bisa memerhatikan lagu anak Indonesia agar bisa berkembang lagi seperti dulu dan kita sebagai masyarakat harus mendukung penyanyi penyanyi cilik yang bernyanyi sesuai dengan umurnya.
Sangatlah memprihatinkan apabila di kemudian hari ternyata anak anak kita lebih mengenal penyanyi asing dari pada penyanyi dari Negara sendiri dan lagu lagunya pun bukan untuk kalangan anaktapi lebih kepada lagu untuk remaja dan orang dewasa.Jadi mau sampai kapan anak anak mendengarkan music tidak sesuai umur?