Mohon tunggu...
Vani Diaz
Vani Diaz Mohon Tunggu... -

seorang perempuan yang aktif dalam berbagai kegiatan dan kesibukan, tegas, tekun, gigih, ramah, bersahabat, easy going, semangat, dan terus berjuang demi mencapai cita-cita dan tujuan hidupnya.

Selanjutnya

Tutup

Money

Teriknya Matahari Tak Membuatnya Bermalasan

18 Juli 2011   01:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:35 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Maunya sih gak kerja jadi buruh pabrik gue, tapi saat gue kirim surat lamaran ke lowongan-lowongan pekerjaan yang lagi dibuka, gak ada yang terima gue. Akhirnya, gue coba kirim lamaran ke tempat ayah gue kerja, yang sekarang ini gue kerja dan akhirnya diterima", ucap Hendra ketika kutanyakan mengapa tidak bekerja di tempat lain. "Lagian lulusan SMA kayak gue gini, susah dapat kerja yang bagus. Pengennya sih kerja di tempat lain, tapi yah mau gimana lagi", ucapnya.

Buruh pabrik seperti Hendra dan ayahnya hanya mengharapkan mereka dapat hidup dengan baik, makan secukupnya sehingga mereka tidak kelaparan. Mereka tidak pernah mengharapkan untuk memiliki rumah yang mewah, busana yang bagus untuk dikenakan, makan makanan enak atau bahkan untuk berharap dapat mengendarai dan memiliki mobil mewah. Mereka pun tidak pernah terpikirkan untuk dapat menempuh pendidikan hingga jenjang universitas.

Banyak sekali resiko yang dapat mereka hadapi ketika mereka bekerja, tidak adanya jaminan kesehatan dari pengusaha maupun pemerintah dan tidak adanya jaminan keselamatan kerja dari pengusaha. Pada saat Hendra, ayahnya ataupun teman-temannya mengalami kecelakaan saat kerja, mereka hanya dapat menghela nafas dan mengurusnya sendiri.

Pemberi kerja (pemilik usaha) - baik sektor formal dan informal - tidak memenuhi hak-hak dasar terhadap kaum marginal, dapat dilihat dari pendapatan buruh pabrik tidak dapat mencukupi kebutuhan primer sehingga memperbesar dampak kemiskinan struktural.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun