Menjalani hidup sebagai manusia di dunia sangatlah sulit apabila tidak didasari dengan iman sebagai pondasi kehidupan. Cobaan yang berliku-liku akan memberikan rasa cemas dan gelisah. Maka dari itu, iman menjadi hal terpenting untuk menghadapi segala cobaan yang ada.
Lalu, apa itu iman? Iman berasal dari kata percaya, yang kemudian para ulama menyebutkan iman dengan "Tasdikun Bil Qalbi Wa Qaulu Bil Lisan Wa Amalu Bil Arkan" yang mana jika disatukan dalam kalimat adalah meyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan, dilakukan dengan perbuatan. Baik buruknya akhlak manusia dapat dilihat dari iman yang dimilikinya. Sedangkan taqwa berasal dari kata memelihara. Orang yang bertaqwa adalah orang yang menghindar. Ia menghindari segala larangan-Nya, menghindar dari segala aktivitas yang dapat menghilangkan Allah dari pikirannya.
Dalam Q.S Al-Anfal pada ayat 2 dan 3 menjelaskan tanda-tanda orang beriman, diantaranya; orang-orang yang mendirikan shalat, orang yang bila disebut nama Allah bergetarlah hati mereka, dan bertawakal hanya kepada Allah.
Iman memiliki ruang lingkup, yaitu:
Ilahiyat. Ruang lingkup ini membahas mengenai Ketuhanan, seperti nama-nama Allah, sifat-sifat dan lainnya yang berkenaan dengan Ketuhanan.
Nubuwwat. Para Nabi dan Rasul dibahas dalam ruang lingkup ini.
Ruhaniyat. Ruang lingkup ini menjelaskan tentang Jin, Iblis, dan Malaikat.
Sam'iyat. Ruang lingkup ini membahas tentang hal gaib seperti surga dan neraka, alam kubur, serta akhirat.
Jika kamu ingin mengetahui bagaimana seseorang beriman, maka perhatikan sikapnya, apabila ia berbuat seperti menjaga kehormatan dan meninggalkan perkataan buruk, menepati janji yang telah ia utarakan, memelihara amanah dari orang lain, maka dia telah beriman.Â
Akan tetapi, di dunia yang serba cepat, iman akan sangat mudah terkikis akibat globalisasi dan permasalahan lainnya. Faktor yang dapat merusak iman pun banyak sekali macamnya. Sifat lebih mencintai dunia dan meninggalkan kepentingan akhirat dapat merusak iman seseorang. Selain itu, syirik dan mengundi nasib serta bermain sihir juga menjadi faktor lunturnya iman. Maka dengan itu akan bermunculan orang-orang yang mengabaikan larangan Allah dan mengabaikan kepercayaannya. Rasa tidak pernah puas atas segala rezeki yang telah diberikan oleh Allah pun akan tidak berarti jika seseorang tersebut telah hilang imannya.Â
Dengan demikian, seorang Muslim perlu meningkatkan iman supaya dapat membentuk serta menumbuhkan jiwa yang kuat supaya jika ia dihadapi dengan musibah, ia tidak gelisah dan segera menyerah. Iman dapat pula menuntun seorang muslim untuk berpikir positif seperti memilih perbuatan atau perkataan yang baik dan buruk maupun yang berdosa dan yang tidak berdosa.Â
Lalu bagaimana caranya kita mencegah supaya tidak terjadinya krisis iman?
Simpelnya, hal yang dapat dilakukan yaitu:
Menjauhkan diri dari hal yang telah dilarang oleh Allah SWT.
Memiliki rasa malu. Apabila seseorang tidak memiliki rasa malu, maka ia dengan mudah melakukan hal hal yang dilarang oleh Allah.
Seimbang antara keyakinan, ucapan, dan perbuatan.Â
Memiliki sikap sabar dan syukur.Â
Memiliki sikap pemaaf.
Dengan melakukan dan menerapkan hal hal diatas, Insya Allah iman akan terus terjaga. Dengan Iman, segala cobaan hidup yang datang akan dihadapi dengan rasa tenang dan aman. Maka dari itu, kita harus memelihara iman kita, karena iman lah yang menuntun kita pada kebenaran.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H