Mohon tunggu...
Vania Salsabila
Vania Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sebelas Maret

Anything

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Wacana Kritis: Pendekatan Formal

29 Juni 2024   17:21 Diperbarui: 29 Juni 2024   17:32 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Analisis Wacana Kritis: Pendekatan Formal

Pendekatan formal menekankan analisis wacana pada strukturnya. Struktur wacana mencakup dua hal: bagian-bagian, atau komponen langsung yang membentuk wacana, dan hubungan antara bagian-bagian tersebut. Setiap wacana terdiri dari bagian-bagian yang lebih kecil, yang masing-masing diberi nama tergantung pada jenis wacana.

Bagian-bagian wacana harus saling berhubungan untuk menjadi konsisten. Menurut gagasan bahwa bahasa terdiri dari bentuk dan makna, jenis hubungan yang terjadi antar bagian wacana disebut kohesi dan koherensi. Perpautan dan koherensi berbeda.

Halliday dan Hasan (1979: 6) membedakan dua jenis kohesi: kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Yang pertama terdiri dari keterikatan bagian-bagian wacana secara gramatikal, sedangkan yang kedua terdiri dari keterikatan leksikal bagian-bagian wacana.

Penunjukan, penggantian, pelesapan, dan perangkaian adalah contoh lain dari kohesi gramatikal (Halliday dan Hasan 1979:6). Perpautan bagian-bagian wacana yang terdiri dari satuan kebahasaan tertentu yang menunjuk satuan kebahasaan yang mendahului atau mengikutinya disebut penunjukan. Penunjukan terbagi menjadi dua kategori berdasarkan arahnya: penunjukan anaforis dan penunjukan kataforis. Penunjukan anaforis menunjukkan satuan kebahasaan ke arah kiri atau ke arah yang sudah disebut, sedangkan penunjukan kataforis menunjukkan satuan kebahasaan ke arah kanan atau ke arah yang akan disebut.

Penggantian konstituen dengan konstituen lain disebut penggantian. Kohesi yang berupa pelesapan yang telah disebut sebelumnya disebut pelesapan atau penghilangan. Jenis kohesi leksikal lainnya termasuk kolokasi, pengulangan, hiponimi, sinonimi, antonimi, dan pengulangan. Pengulangan adalah kohesi yang terdiri dari pengulangan yang telah disebutkan sebelumnya. Hiponimi adalah kohesi yang berupa hubungan makna leksikal yang hirarkis antara elemen. Jenis kohesi leksikal di mana hubungan makna leksikal yang mirip antara komponen disebut kohesi sinonimi. Kohesi leksikal (juga dikenal sebagai "kohesi kolokasi") adalah relasi makna yang berdekatan antara komponen yang satu dan yang lain. Antonimi adalah relasi leksikal yang berlawanan atau kontras antara komponen yang satu dan yang lain. Ekuivalensi leksikal adalah istilah lain untuk sinonim ini. Kohesi kolokasi adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna yang berdekatan antara komponen. Antonimi adalah kohesi leksikal yang berupa relasi leksikal yang kontras atau berlawanan antara komponen.

Koherensi adalah ketika bagian-bagian wacana memiliki hubungan yang signifikan satu sama lain. Koherensi adalah hubungan keseluruhan, bagian-bagian, sementara kohesi terkait dengan hubungan lokal. Koherensi dapat berupa kausalitas, rincian, pengkhususan, contoh, simpulan, dan sebagainya. Koherensi ada yang berpenanda dan ada yang tidak. Konjungsi atau penghubung adalah penanda koherensi. Koherensi yang tidak berpenanda dapat dipahami dengan melihat bagaimana bagian-bagian wacana berhubungan satu sama lain. Menyisipkan konjungsi di antara dua bagian wacana yang bermakna dapat digunakan untuk membuktikan bahwa mereka tidak berpenanda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun