Mohon tunggu...
Vania Patricia
Vania Patricia Mohon Tunggu... Siswa -

Saya adalah seorang mahasiswa tingkat 2 yang sedang belajar cara menulis dengan rapi dan tertata. Saya berharap bisa berkembang lewat Kompasiana. Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Djadi Polisi Boedaja di Hari Soempah Pemoeda

28 Oktober 2016   05:16 Diperbarui: 28 Oktober 2016   13:33 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ingatkah Anda akan sumpah yang telah diucapkan bersama oleh pemuda-pemudi Indonesia 88 tahun yang lalu?

  • Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah air Indonesia.
  • Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
  • Kami poetra dan poetri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Pada tahun 1928, para pemuda-pemudi membuat sumpah ini dengan tujuan agar semua pemuda-pemudi dapat mencapai gagasan utama: “Satu nusa, bangsa, dan bahasa, Indonesia.” Oleh sebab itu, pada tulisan ini saya ingin mengingatkan kepada terutama para pemuda-pemudi, untuk meningkatkan semangat nasionalisme dan persatuan dengan cara menjadi polisi budaya Indonesia, bangsa tempat kelahiran kita yang harus kita perjuangkan!

Sebelum memulai, saya ingin melontarkan beberapa pertanyaan singkat. Pernahkah Anda membayangkan makan gudeg di Candi Borobudur sambil mendengarkan alunan gamelan? Atau pernahkah Anda membayangkan tinggal di rumah panggung? Pernahkah sekali saja anda mengambil waktu sejenak untuk berimajinasi, larut dalam keindahan budaya yang Indonesia miliki? Atau apakah Anda hanya mengagumi budaya negara sebelah? Sebagai seorang warga negara Indonesia, sudah semestinya kita menghargai dan melestarikan budaya kita sendiri.

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok masyarakat. Budaya merupakan jati diri dan kekhasan suatu bangsa. Budaya menjadi warisan dari generasi ke generasi. Oleh sebab itu, budaya harus tetap dijaga agar tidak punah. Indonesia merupakan negara yang luas yang memiliki banyak daerah. Setiap daerah di Indonesia memiliki kekhasan budaya masing-masing. Hal tersebut membuat Indonesia kaya dengan beraneka ragam budaya. Perbedaan ragam budaya tersebut menciptakan warna tersendiri di mata bangsa lain.

Banyak hal yang dapat dibanggakan dari budaya Indonesia. Salah satunya adalah keindahan tari-tari tradisional yang dapat dijumpai di berbagai belahan Indonesia. Tari Legong dari Bali, Tari Saman dari Aceh, Tari Serimpi dari Jawa Tengah, dan berbagai macam tari tradisional lainnya. Sayangnya, generasi muda saat ini tidak mau mempelajari budaya-budaya Indonesia. Budaya-budaya Indonesia yang indah pun tergeser dengan budaya bangsa lain seperti K-POP, J-POP, dan lain-lain. Akankah suatu saat tarian-tarian tersebut tidak dapat kita saksikan lagi?

Sumber: sebandung.com
Sumber: sebandung.com
Selain itu, Indonesia juga memiliki permainan tradisional seperti bentengan, petak umpet, congklak, kelereng, dan engklek. Permainan-permainan tradisional yang disebutkan di atas sangat sering dimainkan oleh anak-anak kecil pada tahun 80-an. Akan tetapi, seperti yang dapat dilihat sekarang, tidak ada lagi anak-anak yang memainkan permainan ini. Anak-anak zaman sekarang, hanya sibuk memainkan permainan yang ada di gadgetmereka masing-masing. Akankah suatu saat nanti permainan ini dianggap sebagai “permainan orang dulu”?

Makanan Indonesia juga merupakan pencerminan dari budaya dan sejarah Indonesia. Selain rendang, nasi goreng, dan sate ayam yang mendunia, terdapat makanan lain seperti soto betawi, nasi pindang, nasi timbel, gudeg, dan lain-lain. Meskipun begitu, dalam postingan sosial media dari remaja zaman sekarang, dapat dilihat foto makanan-makanan yang mereka santap adalah dari belahan dunia lain. Akankah suatu saat makanan-makanan ini tidak dapat dinikmati lagi?

Sumber: kulinermurahnusantara.blogspot.com
Sumber: kulinermurahnusantara.blogspot.com
Dr. Seuss pernah berkata, “Terkadang, seseorang tidak bisa mengetahui nilai dari sesuatu sampai itu menjadi kenangan.” Batik yang merupakan kebudayaan Indonesia pernah tidak dibanggakan oleh pemiliknya sendiri. Sedangkan, berkebalikan dengan si pemilik, Malaysia menganggap bahwa batik merupakan kebudayaan yang indah dan patut dilestarikan. Malaysia pernah mengklaim batik sebagai miliknya. Tidakkah seharusnya kita merasa malu?

Tidak hanya batik yang diklaim oleh Malaysia, terdapat juga sambal petai yang pernah diklaim oleh oknum warga negara Belanda, Kopi Toraja oleh perusahaan Jepang, kursi taman dengan ornumen ukir khas Jepara oleh oknum warga negara Prancis, dan berbagai budaya lain. Dengan mudahnya, bangsa lain merebut dan menyatakan bahwa budaya Indonesia merupakan kepunyaan negara mereka. Bukankah sebagai warga negara Indonesia, kita harus mulai melakukan sesuatu untuk menjaga jati diri dan kekhasan bangsa kita sendiri?

Sering sekali saya melihat orang-orang asing yang membuat video singkat tentang Indonesia. Percaya atau tidak, saya mendapatkan informasi-informasi baru tentang Indonesia dari video tersebut. Malu? Tentu saja. Orang asing lebih mengenal budaya negara saya ketimbang saya yang adalah warga negara Indonesia. Oleh sebab itu, sesungguhnya pengenalan terhadap budaya-budaya Indonesia adalah awal dari usaha pelestarian budaya. Selanjutnya, kita harus menyebarluaskan budaya Indonesia ke negara lain. Terdapat banyak cara untuk menyebarluaskan budaya Indonesia dengan menggunakan teknologi yang tersedia pada abad ke-21 ini.

‘Bagaimana cara jadi polisi budaya?' mungkin ini pertanyaan yang dilontarkan oleh pembaca tulisan ini. Caranya sangatlah mudah! Pertama, remaja-remaja dapat mengunggah foto-foto kesenian lokal, makanan nasional, dan baju tradisional dengan kreatif di sosial media. Banyak sekali platform sosial media yang dapat digunakan untuk melakukan hal ini, seperti facebook, instagram, twitter, dan lain-lain. Membuat video blog(vlog)juga merupakan opsi lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun