Mohon tunggu...
Miss Elva
Miss Elva Mohon Tunggu... -

Writing is my escapade. Visit my blog: http://tehsusupanas.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Korelasi Keperawanan dan Pendidikan di Indonesia

30 Agustus 2013   20:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:35 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kira-kira dua minggu yang lalu saya membaca berita tentang akan diadakannya tes keperawanan bagi calon siswi sebuah Sekolah Menengah Atas di Sumatera Selatan. Reaksi saya sebagai seorang perempuan waktu itu jelas shock dan heran, saya bertanya-tanya apa hubungannya keperawanan dengan hak siswa untuk mengeyam pendidikan? Apa ini salah satu cara pejabat koruptor untuk bisa dapat dana APBN lebih yang bisa dikorup? Atau memang pejabat itu agak tidak waras?

Sekedar cerita, dulu sih waktu saya masih remaja satu-satunya tes yang harus dijalankan untuk masuk SMA adalah tes otak. Iya saya harus menjawab sejibun pertanyaan Matematika, Bahasa, dan Bahasa Inggris untuk masuk ke SMA yang diinginkan. Saya ingat belajar setengah mati supaya lulus dan tidak ada ceritanya tuh keperawanan saya dipermasalahkan saat itu. Mungkin lain dulu lain sekarang, entahlah apa yang ada di otak pencetus ide tes keperawanan tersebut, tapi saya yakin dia seseorang yang berpikiran dangkal dan moralnya sendiri perlu dicek.

Picture Credit:  http://thinkprogress.org/health/2013/01/16/1454581/south-carolina-sex-ed/

Keperawanan adalah hak seorang individu dan sesuatu yang sangat pribadi, tidak hanya terbatas bagi perempuan tapi laki-laki juga. Karena itulah alangkah tidak adilnya bila hanya perempuan yang dipermasalahkan keperawanannya. Dan kenapa moral seorang perempuan hanya diukur dari keperawanannya? Bagaimana dengan level integritas dan perbuatannya? Jujur saja hal ini sangat mendiskriminasi kaum perempuan dan sebuah fenomena sosial yang mencengangkan.

Saya juga ingin bertanya apakah semua perempuan yang sudah tidak perawan itu buruk dan rusak moralnya walaupun dia pandai dan berprestasi? Apakah dia tidak berhak mendapatkan pendidikan yang layak dan harus dicemooh masyarakat sepanjang hidupnya? Apa ini pesan “moral” yang ingin dipromosikan pemerintah pada masyarakat? Kalau begitu apakah tes keperawanan itu sendiri adalah sesuatu yang bermoral? Perlu diingat bahwa kehilangan keperawanan bisa disebabkan karena banyak faktor dan bukan hanya karena keinginan individu, si gadis bisa saja diperkosa, kecelakaan atau sebab lainnya.

Menurut saya menghakimi seorang perempuan berdasarkan keperawanannya adalah tindakan orang bodoh yang berpikiran sempit. Hidup tidaklah hanya sebatas soal keperawanan, kehidupan itu kompleks dan begitu banyak persoalan yang harus dihadapi begitu para remaja ini dewasa. Tentu pergaulan bebas berefek buruk bagi para remaja namun ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mencegahnya, salah satunya adalah memberikan pendidikan yang kompeten bagi generasi muda. (Harus diingat bahwa pendidikan tentang seks wajib hukumnya dan bukan hal yang tabu lagi)

Pendidikan adalah salah satu alat yang paling efektif untuk menghimbau remaja agar lebih pandai dalam membuat keputusan bagi hidup mereka dan memiliki tujuan hidup yang positif. Remaja yang cerdas pastinya akan menghindari yang namanya seks bebas karena mereka mengerti benar resiko dan akibatnya bagi masa depan. Remaja yang cerdas juga akan lebih memprioritaskan pendidikannya daripada hanya bersenang-senang dan pacaran tanpa batas. Coba apakah kita pernah dengar murid berprestasi yang hamil di luar nikah, menggunakan narkoba atau masuk penjara? Tidak pernah kan? Itu karena mereka tahu apa prioritas hidup mereka dan mengerti tanggung jawab mereka sebagai seorang pelajar.

Selain itu daripada berkutat tentang pentingnya keperawanan, ada baiknya kalau pemerintah segera membenahi sistem pendidikan di Indonesia supaya kualitasnya meningkat. Pendidikan adalah modal utama bagi seorang individu untuk maju dan berkembang. Dengan pendidikan yang berkualitas otomatis moral masyarakat bisa ditingkatkan ke level yang lebih tinggi. Dan saya lebih setuju bila diadakan tes otak daripada tes keperawanan untuk masuk ke sebuah institusi pendidikan. Di era globalisasi ini kita butuh generasi muda yang cerdas, dengan begitu akan lebih banyak orang pintar di pemerintahan yang bisa memberi ide-ide cemerlang untuk kemajuan bangsa.

Lastly, let’s be more open-minded and stop discrimination. Say no to this absurd thing called Virginity Test. Virgin or not, every girl is entitled for good education.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun