Mohon tunggu...
Vania Nabilah
Vania Nabilah Mohon Tunggu... Lainnya - 🌼

-

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tak Melulu Aman, Ini Efek Samping Masker dan Hand Sanitizer bagi Tubuh

20 Januari 2021   14:25 Diperbarui: 20 Januari 2021   16:02 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pada era pandemi COVID-19, kini memakai masker dan hand sanitizer seolah-olah telah menjadi kebutuhan primer untuk tetap aman beraktivitas. Meskipun bertujuan mencegah penularan virus, barang yang banyak dicari ini rupanya memiliki efek negatif bagi tubuh jika tidak diperhatikan pemakaiannya.

Misalnya saja kebiasaan yang salah dan terlalu lama memakai masker, justru dapat mendatangkan bahaya terhadap kesehatan, diantaranya:

  • Gangguan sendi rahang dan sakit kepala

Ketika mengenakan masker yang terlalu ketat di telinga dapat menimbulkan nyeri pada sendi temporomandibular (TMJ), yang menghubungkan rahang bawah ke otak. Terlebih lagi yang dipakai adalah masker N95, rahang akan sulit digerakkan sehingga memungkinkan aliran darah terhambat dan saraf yang tertekan mengirimkan sinyal yang dapat dirasakan sebagai sakit kepala. Untuk mengatasi hal tersebut pilihlah masker dengan kualitas tali pengikat yang lebih longgar dan lakukan pijatan ringan pada rahang agar peredaran darah tetap lancar.

  • Iritasi kulit

Terlalu lama memakai masker dapat menghambat aliran udara ke wajah maka saat seseorang bernapas, kelembapan itu menumpuk dan terperangkap di permukaan kulit sehingga berpotensi mengakibatkan iritasi, ditambah pula gesekan secara terus-menerus yang terjadi khususnya di area pipi dan hidung. Saat tertutup masker sepanjang waktu, produksi keringat pada wajah akan lebih banyak dari biasanya. Hal ini pun akan memperparah iritasi dan jika tidak diatasi dengan baik, bisa berubah menjadi infeksi sebagai permasalahan serius bagi para pekerja dan tim medis yang dituntut untuk wajib memakai masker selama berjam-jam saat berada di tempat kerjanya.

Oleh karena itu, ada beberapa cara meminimalisir dampak yang diakibatkan dengan membersihkan wajah sebelum dan setelah memakai masker agar tidak ada keringat atau kotoran yang masih menempel. Utamanya jangan gunakan air panas saat membilasnya karena akan membuat kulit kering.

Kedua, pilihlah bahan masker yang tepat. Selain masker medis, gunakanlah masker kain yang berbahan lembut seperti katun. Hindari bahan yang mudah lembap karena dapat membuat kuman berkembang biak di dalamnya.

Lalu cucilah masker kain secara berkala dan mengganti masker secara rutin untuk memastikan kebersihannya.

Selain berdampak pada wajah, anda juga dapat menggunakan aksesoris, seperti ikat kepala atau jepitan yang bisa dikaitkan pada tali masker untuk mencegah iritasi di area telinga.

  • Gangguan pernapasan

Agar terhindar virus tentunya menjadi kepanikan tersendiri bagi masyarakat umum, sampai tak jarang dari mereka mengenakan masker yang memiliki daya saing sangat kuat seperti N95. Memang benar respirator yang satu ini tampaknya lebih unggul hingga 95% untuk menyaring semua partikel di udara dibandingkan masker lainnya. Namun, tahukah anda....

Jika dipakai berjam-jam, masker N95 bisa mengurangi oksigenasi darah sebanyak 20%, yang membuat penggunanya sulit bernapas dan kemungkinan berakibat hilangnya kesadaran. Dengan kata lain, semakin lama durasi pemakaian masker akan mengganggu keleluasaan bernapas yang bisa merujuk pada sesak napas. Lalu, bagaimanakah agar merasa nyaman dan tidak tersesak selagi pakai masker ? Berikut cara yang bisa anda lakukan dengan mudah:

Pertama, istirahatkanlah sejenak wajah dari masker yang berguna untuk menghirup kembali oksigen dengan baik tanpa ada tekanan. Kedua, cobalah pilih cuaca yang lebih bersahabat saat hendak keluar rumah karena mengenakan masker di tengah cuaca panas bisa benar-benar menyesakkan napas. Apabila terasa sesak atau mual hindari kontak langsung dengan cahaya matahari dan berlindunglah di tempat sejuk.

Selain itu, pilihlah jenis atau bahan masker yang memudahkan anda bernapas. Masyarakat umum diperkenankan agar tidak memakai masker N95 untuk keperluan pribadi. Terlebih lagi orang tersebut memiliki riwayat penyakit pernapasan, masker yang sengaja didesain menutup rapat wajah ini justru dapat memperburuk kondisinya. Lagi pula, masker N95 ini sebetulnya diprioritaskan bagi tenaga kesehatan yang berisiko tinggi terkena penularan virus.

Pada akhirnya, dampak pemakaian masker bergantung pada kondisi kesehatan, jenis masker, siapa, dan berapa lama orang tersebut memakainya.

Sementara lain, sama-sama sebagai protokol kesehatan, hand sanitizer yang terbilang praktis, terkadang juga mengundang bahaya bagi tubuh yang bisa diakibatkan oleh tingginya kandungan alkohol dan bahan kimia lain di dalamnya. Padahal agar dapat mencegah virus corona dianjurkan pemakaian cairan pembersih tangan berkadar alkohol tinggi. Biasanya pemakaian hand sanitizer yang berlebihan, akan:

  • Membuat kulit lebih sensitif terhadap paparan sinar UV sehingga menyebabkan sensasi terbakar pada kulit.
  • Zat antimikroba yang keras di dalamnya dapat memberikan rasa gatal pada kulit.
  • Mengeringkan lapisan atas kulit dan kulit rentan mengelupas.
  • Memicu reaksi alergi akibat kandungan triklosan yang masuk jauh ke dalam kulit dan memasuki aliran darah, yang kemudian dapat mengganggu fungsi sistem kekebalan tubuh.

Maka dari itu, ada beberapa langkah yang dapat dipilih untuk mengatasi permasalahan tersebut, misalnya menggunakan antiseptik tangan dengan kandungan moisturizer tinggi terutama yang berasal dari bahan-bahan alami namun, tetap berisikan alkohol agar kulit senantiasa lembap, terawat, dan bersih. Kemudian, berhati-hatilah memakai hand sanitizer dengan memperhatikan jenis bahan kimia di dalamnya yang bisa saja merusak kulit.

Serta, upayakan untuk lebih memilih mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir jika ada tempat yang telah disediakan. Dan juga banyak minum air putih karena adanya cairan dalam tubuh akan membantu metabolisme kulit dalam pergantian sel. 

Dari apa yang telah dijelaskan, sebenarnya mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir lebih aman dan efektif dikarenakan kandungan antiseptik di dalamnya tidak berubah di segala kondisi, bahkan sabun dinilai ramah untuk digunakan oleh semua orang. Bahwasanya setelah memakai hand sanitizer, virus dan bakteri yang terbunuh juga tidak bisa langsung terbuang sehingga kemungkinan patogenik itu lantas berpindah ke wajah saat kita menyentuhnya. Berbeda ketika mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir yang bisa langsung membuang virus maupun segala organisme berpatogen dari tangan kita.

Oleh sebab itu, diperlukan pengetahuan terkait cara mengatasi efek samping pemakaian masker dan hand sanitizer berkepanjangan. Melalui strategi efektif dalam penerapan protokol secara baik dan benar sesuai standar yang telah ditentukan sehingga nantinya dapat mengantisipasi risiko bahaya yang memengaruhi kondisi tubuh seseorang. Dengan demikian, upaya penanganan pandemi COVID-19 kian terkendali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun