Mohon tunggu...
Vania Jessica
Vania Jessica Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bhinneka Tunggal Ika?

24 November 2016   11:57 Diperbarui: 24 November 2016   12:13 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentunya kita patut bangga menjadi bagian dari Warga Negara Indonesia, selain karena alamnya yang menakjubkan, Indonesia juga memiliki beragam budaya yang patut dilestarikan. Dengan adanya keanekaragaman suku dan agama, Negara Kesatuan Republik Indonesia dibangun oleh para pendiri bangsa dengan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” dan ideologi Pancasila sebagai pondasi dan landasan hidup berbangsa dan bernegara. Akan tetapi, menginjak usia ke- 71 Indonesia merdeka, Indonesia belum sepenuhnya merdeka. Salah satu buktinya adalah masih banyak saudara-saudara kita yang belum bisa atau bahkan tidak mau menerima perbedaan yang ada dan beranggapan perbedaan itu dapat membuat kita terpecah belah padahal dengan perbedaan tersebut kita dapat menjadi SATU.

Akhir- akhir ini ibu pertiwi sedang diguncang berbagai kekacauan. Salah satunya adalah mengenai pilkada yang terjadi di DKI Jakarta. Pilkada DKI Jakarta 2017 menjadi sangat fenomenal karena keikutsertaan Bapak Basuki Tjahaja Purnama sebagai calon gubernur. Beliau yang sering dipanggil Ahok ini, merupakan politikus keturunan Tionghoa beragama Kristen dari Belitung yang lahir pada 29 Juni 1966. Ahok pernah menjadi pasangan Jokowi pada Pemilihan Umum Daerah Gubernur DKI Jakarta tahun 2012.

Yang menjadi masalah adalah pada saat Ahok membahas tentang rencananya membuat koperasi dan fasilitas bagi kepulauan seribu. Ahok sudah memberikan kapal angkut barang dengan tarif 5,000 rupiah perton, agar barang yang ada di kepulauan seribu bisa tersalurkan. Ahok juga mengatakan sedang menghitung subsidi kapal yang bolak balik Jakarta ke pulau seribu setiap harinya. Apa 7,500 PP atau apa bisa dikurangi lagi. Selanjutnya Ahok ingin melakukan budidaya ikan, ayam, pisang dan sebagainya dengan masyarakat pulau seribu. 

Menjelang akhir presentasi penuh tawa tersebut, Ahok menyudahi dengan kalimat-kalimat motivasi agar masyarakat giat bekerja demi mensukseskan program budidaya tersebut.

 “…Ga usah kepikiran ‘ah nanti kalau gakepilih, pasti Ahok programnya bubar’ nggak, saya sampai Oktober 2017. Jadi jangan percaya sama orang. Kan bisa aja dalam hati kecil bapak ibu ga bisa pilih saya, karena dibohongin pake Surat Almaidah 51 macem-macem itu. Itu hak bapak ibu ya”, kata Ahok. Dan isi dari Surat Almaidah ayat 51 tersebut adalah “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi auliya bagimu; sebahagian mereka adalah auliya bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi auliya, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim.”

Nah, kampanye tersebut direkam dalam bentuk video dan diunggah oleh Buni Yani. Pria berambut putih tersebut mengaku profesinya adalah seorang dosen di sebuah perguruan tinggi. "Setelah saya dilaporkan begitu (sebagai provokator dan penebar fitnah-red) saya mengajukan diri, karena mencintai kampus saya dan sudah memberikan saya macam-macam hal.

Saya minta mengundurkan diri untuk sementara. Saat ini saya nonaktif. Jadi kerusakan yang dibuat oleh tuduhan itu sangat merusak," ujarnya. Sebelum menjadi pengajar, Buni Yani juga menerangkan dirinya adalah lulusan dari Ohio University dengan tesis jurnalistik di Amerika. Sebelumnya dia juga pernah menjadi wartawan surat kabar di Indonesia sebelum pembredelan tahun 1996 dan menjadi wartawan di Negeri Paman Sam.

Sontak video tersebut mengundang perhatian publik. Umat Islam di Indonesia menduga bahwa Ahok telah melakukan penistaan agama dan mereka pun merencanakan untuk melakukan aksi demo menuntut pengusutan kasus penistaan agama pada tanggal 4 November 2016 di depan Istana Negara. Semua umat Islam berkumpul di Jakarta dan tepat pada pukul 13.00 setelah salat Jumat, massa berbondong-bondong menuju Istana Negara. Pada pertengahan aksi demo tersebut, terjadi kericuhan setelah sekelompok massa melakukan provokasi dengan melempari aparat menggunakan batu, bambu hingga besi ujung pagar Monas. Total ada 350 korban luka dan kelelahan dalam insiden tersebut dan 18 unit mobil dinas TNI-Polri yang diparkir di Monas, dirusak massa. Hingga pada akhirnya, aksi demo tersebut bubar pada Jumat malam sekitar pukul 20.00.

Melihat aksi tersebut, orang nomor 1 di Indonesia, Bapak Joko Widodo tentu tidak akan duduk diam saja. “Saya telah memerintahkan Wakil Presiden untuk menerima perwakilan pengunjuk rasa yang didampingi oleh Menko Polhukam, Mensesneg, Menteri Agama, Sekretaris Kabinet, Kapolri, dan Panglima TNI. Dalam pertemuan itu telah disampaikan bahwa proses hukum terhadap Sdr. Basuki Tjahaja Purnama akan dilakukan secara tegas, cepat, dan transparan,” kata Presiden Jokowi dalam keterangan pers usai rapat koordinasi di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (4/11) malam. Selain itu, kerjadian tersebut juga mengundang perhatian dari kalangan artis seperti Ahmad Dhani.

Ia mengatakan bahwa lebih baik negara ini menjadi negara Muslim daripada dipimpin oleh orang seperti Ahok. Pernyataan seperti ini justru sangat menuai kontroversi. Pernyataan tersebut menimbulkan banyak pertanyaan, lantas apa makna Bhineka Tunggal Ika yang menjadi rantai dalam lambang Negara kita dan  apa fungsi negara kita selama ini hingga rakyat sampai mengeluarkan statemen yang seolah olah menentang negara dan dasar negara serta mengeluarkan statemen yang tidak sesuai dengan Pancasila?

Tak hanya itu saja, Ahok juga sebut ada pihak yang memintanya mundur karena takut dirinya terpilh lagi di Pilkada, kemudian melanjutkan masa jabatannya pada periode 2017-2022. Namun Ahok menanggapi hal tersebut dengan santai dan berkata, "Jadi kalau saya mundur artinya apa? Lama-lama saya jadi mikir, jadi ini bener waktu suruh saya mundur, ini cuma ujung-ujungnya cuma takut Ahok jadi gubernur lagi. Takut amat sih gue jadi gubernur?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun