Mohon tunggu...
vania dini
vania dini Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan

konten tentang ekonomi syariah

Selanjutnya

Tutup

Financial

Literasi Keuangan: Pentingnya Edukasi Tabungan dan Investasi di Era Modern

14 Desember 2024   12:33 Diperbarui: 14 Desember 2024   15:45 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Saat ini, kemampuan literasi keuangan menjadi hal yang sangat penting bagi setiap individu. Literasi keuangan adalah kebutuhan dasar agar seseorang dapat terhindar dari masalah keuangan (Krishna, Rofaida, & Sari, 2010). Masalah keuangan tidak hanya disebabkan oleh rendahnya pendapatan, tetapi juga bisa terjadi akibat pengelolaan keuangan yang buruk. Literasi keuangan tidak hanya mencakup cara mengelola uang, tetapi juga meliputi pengetahuan tentang menabung, berinvestasi, mengatur utang, hingga memanfaatkan teknologi finansial (fintech). Secara luas, literasi keuangan berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi, baik individu maupun masyarakat.

Literasi keuangan adalah kunci utama untuk mengambil keputusan finansial yang bijak. Jika literasi keuangan rendah, hal ini dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti tingginya utang konsumtif, kurangnya dana darurat, atau ketidakmampuan mempersiapkan masa pensiun. Berikut ini adalah beberapa alasan pentingnya literasi keuangan di era modern:

1. Literasi keuangan membantu seseorang memaLiterasi keuangan membantu seseorang memahami cara membuat anggaran, menabung, dan mengelola pengeluaran berdasarkan prioritas. Hal ini penting untuk menghindari gaya hidup konsumtif yang dapat menyebabkan utang.
2. Saat ini, banyak produk keuangan seperti pinjaman online, saham, dan cryptocurrency yang tersedia. Literasi keuangan memberi kemampuan untuk menilai risiko dan manfaat dari produk tersebut agar tidak terjebak dalam skema merugikan.
3. Literasi keuangan mengajarkan pentingnya investasi untuk mencapai kebebasan finansial. Dengan pemahaman tentang diversifikasi, risiko, dan keuntungan, seseorang dapat memilih investasi yang sesuai dengan tujuannya.
4. Kurangnya literasi keuangan dapat mengakibatkan kebangkrutan atau menjadi korban penipuan. Dengan pemahaman yang baik, seseorang dapat membuat keputusan yang lebih bijak dan melindungi diri dari risiko tersebut.
5. Literasi keuangan tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga pada perekonomian secara keseluruhan. Jika masyarakat mampu mengelola keuangannya dengan baik, hal ini akan mendorong konsumsi dan investasi yang sehat, sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi.
6. Literasi keuangan membantu individu menghadapi situasi ekonomi yang sulit, seperti inflasi, resesi, atau perubahan nilai tukar, dengan menyiapkan dana darurat dan strategi keuangan yang fleksibel.
7. Dengan literasi keuangan, seseorang dapat merencanakan masa depan, seperti pendidikan anak, pensiun, atau pembelian aset, tanpa merasa terbebani oleh masalah keuangan.


Tabungan

Menurut UU No. 10 Tahun 1998, tabungan adalah simpanan yang penarikannya dilakukan sesuai dengan syarat tertentu yang disepakati, namun tidak bisa dicairkan menggunakan cek, bilyet giro, atau alat serupa lainnya (Ambarwati, 2020). Semakin besar pendapatan rumah tangga, maka semakin besar pula jumlah tabungan yang bisa disisihkan. Ketika pendapatan tetap, semakin tinggi pendapatan per kapita suatu negara, semakin besar pula keinginan masyarakat untuk menabung (Tarigan, 2020). Ada beberapa prinsip utama dalam menabung, yaitu:  

1. Komitmen Untuk Menabung
Tabungan dapat dimulai dengan menyisihkan sebagian pendapatan secara rutin. Biasanya, disarankan untuk menyimpan 10-20% dari pendapatan bulanan sebelum memenuhi kebutuhan lainnya.  
2. Menetapkan Tujuan Tabungan  
Menetapkan tujuan tabungan, seperti untuk dana darurat, pendidikan, liburan, atau pembelian aset, dapat memotivasi seseorang untuk terus konsisten menabung.  
3. Mengurangi Risiko
Tabungan berfungsi sebagai perlindungan terhadap situasi tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan dan kebutuhan mendesak. Dengan memiliki dana cadangan, stabilitas keuangan dapat terjaga.  
4. Diversifikasi atau Penganekaragaman
Selain menyimpan uang di rekening tabungan, disarankan untuk mendiversifikasi ke instrumen yang lebih menguntungkan seperti deposito, emas, atau reksadana agar nilai tabungan bisa bertumbuh.  
5. Kedisiplinan
Menabung memerlukan kedisiplinan, terutama untuk menghindari godaan menggunakan dana tabungan untuk kebutuhan konsumtif yang tidak mendesak.

Investasi

Secara umum, investasi adalah kegiatan menanamkan dana dalam bentuk barang modal atau surat berharga. Pengeluaran untuk membeli barang modal dan peralatan produksi dengan tujuan mengganti atau menambah barang modal juga termasuk investasi, karena barang tersebut akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa di masa depan. Investasi juga berarti menunda konsumsi saat ini untuk mendapatkan keuntungan di masa depan (Suparmono, 2018).  Ada lima prinsip yang perlu diperhatikan dalam melakukan investasi, antara lain:  

1. Legalitas
Aspek legalitas menjadi hal utama yang harus diperhatikan oleh investor karena berkaitan dengan keamanan dana. Contohnya, investasi keuangan harus terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Untuk investasi fisik, legalitas ditentukan oleh apakah kegiatan tersebut sesuai hukum yang berlaku.  
2. Keamanan
Investor harus menganalisis risiko secara mendalam agar dana yang ditanamkan tidak mengalami kerugian.  
3. Likuiditas
Prinsip ini mengacu pada seberapa mudah dana investasi bisa dicairkan jika sewaktu-waktu dibutuhkan, terutama dalam keadaan darurat.  
4. Keuntungan
Investasi yang dilakukan harus memberikan keuntungan yang lebih besar dari bunga pinjaman jika sumber dananya berasal dari pinjaman bank. Dengan begitu, investasi tetap memberikan nilai lebih.  
5. Kesesuaian
Jenis dan bentuk investasi harus disesuaikan dengan tujuan investor, baik untuk jangka pendek maupun panjang. Investor perlu menilai kesesuaian ini berdasarkan tujuan dan ketersediaan dana yang dimiliki.

Peran Teknologi dalam Literasi Keuangan

Perkembangan teknologi telah mengubah cara masyarakat mengelola keuangan. Aplikasi keuangan, platform investasi online, dan layanan fintech kini mempermudah akses terhadap informasi serta produk keuangan. Berbagai aplikasi pengelolaan keuangan menyediakan fitur seperti pencatatan pengeluaran, penyusunan anggaran, dan pemantauan investasi, yang sangat membantu pengguna dalam mengatur keuangan mereka. Selain itu, platform investasi online seperti reksa dana digital dan aplikasi trading saham membuka peluang investasi yang lebih mudah dijangkau oleh masyarakat, terutama generasi muda.  

Namun, penggunaan teknologi dalam keuangan juga memiliki risiko, seperti ancaman kejahatan siber dan penyalahgunaan data pribadi. Oleh karena itu, edukasi tentang keamanan digital sangat diperlukan. Masyarakat perlu belajar melindungi data pribadi, mengenali modus penipuan online, serta memilih platform keuangan yang terpercaya. Dengan literasi keuangan yang baik, teknologi dapat dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan keuangan masyarakat.  

Tantangan dalam Meningkatkan Literasi Keuangan  

Meskipun literasi keuangan sangat penting, ada beberapa tantangan yang menghambat perkembangannya. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya pendidikan formal tentang keuangan. Di Indonesia, misalnya, literasi keuangan belum menjadi bagian dari kurikulum pendidikan formal, sehingga banyak orang tidak memahami dasar-dasar pengelolaan keuangan seperti menabung, menyusun anggaran, atau berinvestasi.  

Selain itu, kesenjangan digital menjadi masalah besar. Tidak semua masyarakat memiliki akses yang cukup terhadap teknologi karena terbatasnya infrastruktur atau rendahnya literasi digital. Tantangan ini terutama dirasakan di daerah pedesaan atau terpencil, di mana akses internet dan perangkat teknologi masih minim.  

Tantangan lainnya adalah rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya literasi keuangan. Banyak orang menganggap topik ini tidak relevan atau terlalu rumit untuk dipahami, sehingga cenderung mengabaikannya. Akibatnya, mereka lebih rentan terhadap masalah keuangan.  

Solusi dan Strategi Peningkatan Literasi Keuangan

Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan pendekatan yang terstruktur dan kolaboratif. Salah satu cara efektif adalah dengan memasukkan literasi keuangan ke dalam kurikulum pendidikan formal. Dengan pengajaran sejak dini, anak-anak dapat memahami konsep keuangan dasar dan menjadi lebih melek finansial saat dewasa.  

Selain itu, kampanye edukasi keuangan perlu ditingkatkan. Pemerintah, lembaga keuangan, dan komunitas dapat menggunakan berbagai media untuk menyebarkan informasi, seperti seminar, workshop, hingga media sosial. Materi yang menarik dan interaktif cenderung lebih mudah diterima oleh masyarakat.  

Kerja sama antara pemerintah dan sektor swasta juga penting untuk memperluas edukasi keuangan. Pemerintah bisa menggandeng perusahaan fintech, bank, dan institusi pendidikan untuk membuat program edukasi yang inklusif dan mudah diakses.  

Pemanfaatan media digital juga menjadi solusi yang efektif. Tutorial video, podcast, dan artikel online dapat diakses kapan saja, memungkinkan masyarakat belajar sesuai dengan kebutuhan dan waktu mereka. Dengan strategi ini, diharapkan literasi keuangan di masyarakat dapat meningkat secara signifikan.  

Di era modern yang serba cepat, literasi keuangan menjadi kunci dalam menciptakan stabilitas dan kesejahteraan ekonomi. Edukasi tentang pentingnya menabung dan berinvestasi membantu masyarakat mencapai tujuan keuangan mereka serta berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan kerja sama antara pemerintah, lembaga keuangan, dan masyarakat, literasi keuangan dapat menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari, menciptakan generasi yang lebih cerdas dan tangguh secara finansial.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun